Busana Muslim Semakin Diminati
A
A
A
MESKI berbagai label busana muslim bermunculan, potensi pasar di segmen ini dinilai masih sangat menggiurkan dan akan terus bertumbuh dalam beberapa tahun ke depan.
“Fenomena menguatnya kelas menengah muslim di Indonesia, merupakan potensi pasar yang perlu digarap serius. Keke Busana, menangkap peluang tersebut dengan tidak hanya mengeluarkan produk-produk busana muslim berkualitas, tetapi juga dibarengi dengan praktik bisnis yang sarat dengan nilai-nilai spiritual,” kata CEO Keke Busana Rendy Saputra.
Bahkan, kata Rendy, pertumbuhan tidak hanya terjadi di lini busana melainkan industri terkait seperti kosmetika bahkan dunia hiburan seperti film. “Yang kami rasakan, growing mulai terjadi pada 2006, dan saya yakin akan terus berlangsung dalam beberapa tahun ke depan,” ujarnya.
Rendy mengatakan, pertumbuhan bisnis Keke Busana pada 2014 mencapai 34% pada 2014 dibandingkan tahun sebelumnya. Karenanya, dia merasa saat ini belum perlu mengejar pangsa pasar di luar negeri. “Pasar dalam negeri saja masih sangat menjanjikan, ini harus digarap serius dan maksimal sebelum direbut label asing,” kata Rendy.
Salah satu cara kreatif yang dilakukan Rendy untuk lebih mengenalkan Keke Busana adalah melalui buku. “Buku yang berjudul Dua Kodi Kartika berisi 40 kisah pembelajaran hidup. Di dalamnya banyak pemahaman hidup yang layak diteladani dan banyak juga nilai-nilai bisnis yang perlu dicontoh sebagai cara benar jadi pengusaha,” kata Rendy.
Rendy mengatakan, buku setebal 282 halaman ini berisi kisah yang sarat dengan falsafah hidup dari pendiri Keke Busana, Ika Kartika, dan kisah-kisah di dalamnya sarat pembelajaran bisnis. “Ini sangat bermanfaat bagi yang sedang memulai, menjalani, atau bahkan berada di titik pertumbuhan bisnis,” ujar Rendy yang juga penulis buku tersebut.
Ika Kartika mengembangkan usahanya, pada 1996 berawal dari 2 kodi baju dengan hanya dua model. Namun, dalam kurun waktu 8 tahun, dengan kegigihan dan kerja kerasnya, produksi Keke Busana mencapai 300.000 busana muslim dengan jaringan distribusi yang telah tersebar di seluruh Indonesia, dengan segmentasi 70% busana untuk anak-anak, 20% untuk dewasa wanita, dan 10% untuk dewasa pria.
Muhamad marwan
“Fenomena menguatnya kelas menengah muslim di Indonesia, merupakan potensi pasar yang perlu digarap serius. Keke Busana, menangkap peluang tersebut dengan tidak hanya mengeluarkan produk-produk busana muslim berkualitas, tetapi juga dibarengi dengan praktik bisnis yang sarat dengan nilai-nilai spiritual,” kata CEO Keke Busana Rendy Saputra.
Bahkan, kata Rendy, pertumbuhan tidak hanya terjadi di lini busana melainkan industri terkait seperti kosmetika bahkan dunia hiburan seperti film. “Yang kami rasakan, growing mulai terjadi pada 2006, dan saya yakin akan terus berlangsung dalam beberapa tahun ke depan,” ujarnya.
Rendy mengatakan, pertumbuhan bisnis Keke Busana pada 2014 mencapai 34% pada 2014 dibandingkan tahun sebelumnya. Karenanya, dia merasa saat ini belum perlu mengejar pangsa pasar di luar negeri. “Pasar dalam negeri saja masih sangat menjanjikan, ini harus digarap serius dan maksimal sebelum direbut label asing,” kata Rendy.
Salah satu cara kreatif yang dilakukan Rendy untuk lebih mengenalkan Keke Busana adalah melalui buku. “Buku yang berjudul Dua Kodi Kartika berisi 40 kisah pembelajaran hidup. Di dalamnya banyak pemahaman hidup yang layak diteladani dan banyak juga nilai-nilai bisnis yang perlu dicontoh sebagai cara benar jadi pengusaha,” kata Rendy.
Rendy mengatakan, buku setebal 282 halaman ini berisi kisah yang sarat dengan falsafah hidup dari pendiri Keke Busana, Ika Kartika, dan kisah-kisah di dalamnya sarat pembelajaran bisnis. “Ini sangat bermanfaat bagi yang sedang memulai, menjalani, atau bahkan berada di titik pertumbuhan bisnis,” ujar Rendy yang juga penulis buku tersebut.
Ika Kartika mengembangkan usahanya, pada 1996 berawal dari 2 kodi baju dengan hanya dua model. Namun, dalam kurun waktu 8 tahun, dengan kegigihan dan kerja kerasnya, produksi Keke Busana mencapai 300.000 busana muslim dengan jaringan distribusi yang telah tersebar di seluruh Indonesia, dengan segmentasi 70% busana untuk anak-anak, 20% untuk dewasa wanita, dan 10% untuk dewasa pria.
Muhamad marwan
(ftr)