Sehat dan Ramah Lingkungan
A
A
A
JAMUR di dalam Growbox sangat mudah tumbuh sekaligus beradaptasi. Jamur tersebut dapat tumbuh di berbagai ekosistem yang berbeda entah di pegunungan, hutan, bahkan di kotak kecil sekalipun sebagai media tanam.
Growbox berangkat dari ide empat pemuda dari Bandung berlatar belakang ekonomi dan arsitektur, yaitu Ronaldiaz Hartantyo, Robbi Zidna Ilman, Adi Reza Nugroho, dan Annisa Wibi Ismarlanti.
“Berawal pada akhir 2012, kami menciptakan Growbox karena melihat kita negara agrikultur, tapi impor pangan terus meningkat. Ini karena masyarakat tidak peduli asal makanannya datang dari mana dan menganggap makanan impor itu gaya. Padahal, makanan itu tidak didesain untuk melakukan perjalanan yang panjang,” kata Annisa Wibi, Marketing Director Growbox.
Mereka lantas bertukar pikiran untuk menyelesaikan masalah tersebut yang dilanjutkan dengan mengadakan riset kecil. Alhasil, sepakat membuat suatu bisnis di bidang agrikultur. Kenapa bisnis? Sebab, kampanye hijau dan ramah lingkungan harus disokong dengan faktor ekonomi agar berkelanjutan. Jadilah ide membuat Growbox.
Dengan slogan Grow Your Own Food, Growbox ingin mengajak masyarakat untuk menumbuhkan sendiri makanannya dengan cara yang mudah dan menyenangkan. Dengan begitu, kualitas makanan yang dikonsumsi pun lebih terjamin. Media tanam menggunakan limbah industri kayu dan tidak memakai bahan kimia sintetis untuk menghasilkan jamur tiram organik ini.
Proses produksi jamur tiram tersebut dijelaskan secara gamblang di halogrowbox.com . Adapun untuk jenis jamur yang paling banyak diminati, yaitu jenis Growbox Kuning karena warnanya lebih menarik, rasanya juga unik, sementara khasiatnya pun juga baik untuk tubuh.
Untuk menanam jamur tiram ini sangat mudah. Yang perlu diperhatikan, jauhkan kotak dari sinar matahari langsung, siram dengan menggunakan spray sebanyak 1-3 kali per hari agar jamur tetap lembap. Jika panen, jamur sebaiknya dicabut bukan digunting.
Perhatikan pula temperatur yang efektif, yakni 24-32 derajat Celsius dengan kelembapan 70%. Nah, tak perlu punya lahan dulu untuk bisa menanam bukan?
Sri noviarni
Growbox berangkat dari ide empat pemuda dari Bandung berlatar belakang ekonomi dan arsitektur, yaitu Ronaldiaz Hartantyo, Robbi Zidna Ilman, Adi Reza Nugroho, dan Annisa Wibi Ismarlanti.
“Berawal pada akhir 2012, kami menciptakan Growbox karena melihat kita negara agrikultur, tapi impor pangan terus meningkat. Ini karena masyarakat tidak peduli asal makanannya datang dari mana dan menganggap makanan impor itu gaya. Padahal, makanan itu tidak didesain untuk melakukan perjalanan yang panjang,” kata Annisa Wibi, Marketing Director Growbox.
Mereka lantas bertukar pikiran untuk menyelesaikan masalah tersebut yang dilanjutkan dengan mengadakan riset kecil. Alhasil, sepakat membuat suatu bisnis di bidang agrikultur. Kenapa bisnis? Sebab, kampanye hijau dan ramah lingkungan harus disokong dengan faktor ekonomi agar berkelanjutan. Jadilah ide membuat Growbox.
Dengan slogan Grow Your Own Food, Growbox ingin mengajak masyarakat untuk menumbuhkan sendiri makanannya dengan cara yang mudah dan menyenangkan. Dengan begitu, kualitas makanan yang dikonsumsi pun lebih terjamin. Media tanam menggunakan limbah industri kayu dan tidak memakai bahan kimia sintetis untuk menghasilkan jamur tiram organik ini.
Proses produksi jamur tiram tersebut dijelaskan secara gamblang di halogrowbox.com . Adapun untuk jenis jamur yang paling banyak diminati, yaitu jenis Growbox Kuning karena warnanya lebih menarik, rasanya juga unik, sementara khasiatnya pun juga baik untuk tubuh.
Untuk menanam jamur tiram ini sangat mudah. Yang perlu diperhatikan, jauhkan kotak dari sinar matahari langsung, siram dengan menggunakan spray sebanyak 1-3 kali per hari agar jamur tetap lembap. Jika panen, jamur sebaiknya dicabut bukan digunting.
Perhatikan pula temperatur yang efektif, yakni 24-32 derajat Celsius dengan kelembapan 70%. Nah, tak perlu punya lahan dulu untuk bisa menanam bukan?
Sri noviarni
(ftr)