Dongeng Untuk Pembangunan Karakter
A
A
A
KEBIASAAN dibacakan dongeng oleh sang ayah membuat Emmanuela Mila, pendiri komunitas Rumah Dongeng Pelangi, ingin mendongeng tidak hanya untuk anaknya, juga untuk sebanyak mungkin anak.
Mila termasuk orang yang percaya dengan kekuatan dongeng. Menurut dia, dongeng bisa menjadi media untuk mendekatkan dia dengan sang anak. Oleh karena itu, setiap hari semenjak hamil, ia sering membacakan satu buku untuk anaknya. Namun, seiring berjalannya waktu, ia juga berpikiran ingin membagikan cerita yang ia punya kepada anakanak lain.
”Setelah saya sering mendongeng untuk anak saya, saya mulai berpikir bagaimana dengan anak-anak lain? Apa mereka juga sering didongengkan oleh orang tuanya?” ujar Mila. Dari pertanyaan tersebut, Mila mulai berinisiatif untuk mengenalkan kegiatan mendongeng kepada anakanak, orang tua, dan guru. Awalnya Mila mencoba untuk mendongeng sendiri dari satu TK ke TK yang lain, sekaligus evalusai kemampuannya mendongeng untuk anak-anak dalam jumlah yang banyak. Ternyata responsnya sangat positif.
Akhirnya Mila coba untuk membuat seperti sanggar kecil, tempat anak-anak bisa datang dan mendengarkan dongeng. Namun, ternyata mengumpulkan anak-anak untuk mau mendengarkan dongeng di rumahnya, bukan suatu pekerjaan yang mudah. Mila pun mulai menjemput bola dengan mulai maraton mendongeng dari satu sekolah ke sekolah yang lain. Dari satu pesta ulang tahun ke pesta ulang tahun yang lain, dari satu panti asuhan ke panti asuhan yang lain.
Ternyata kegiatan dongeng maraton Mila ini menarik perhatian beberapa temannya. Salah satunya adalah sahabat Mila, yaitu Angga. Dia ingin diajarkan bagaimana caranya mendongeng dan akhirnya mereka pun duet setiap kali mendongeng. Lama kelamaan makin banyak yang tahu akan kegiatan dongeng mereka yang sekaligus menjadi kegiatan sosial ke beberapa panti asuhan. Dari situlah Mila memutuskan untuk membuat komunitas Rumah Dongeng Pelangi agar lebih banyak merangkul masyarakat umum.
Komunitas Rumah Dongeng Pelangi berdiri sejak 4 April 2010. Banyak kegiatan yang sudah dilakukan komunitas ini, di antaranya kegiatan mendongeng bulanan ke panti asuhan anak, serta membuat lukisan dan kerajinan. Ada pula Panggung Boneka untuk 1.000 Anak Indonesia yang merupakan program pendampingan mendongeng sebagai media pembelajaran untuk PAUD tidak mampu di wilayah Jabodetabek.
Perpustakaan keliling dengan program peminjaman buku-buku perpustakaan secara bergilir untuk PAUD-PAUD dampingan. Satu Kakak Satu Adik, kegiatan yang mengajak masyarakat umum menjadi kakak asuh sehari bagi anak-anak panti asuhan.
Kemudian workshop mendongeng yang merupakan pelatihan mendongeng untuk anak, orang tua, dan juga guru. Saat ini Rumah Dongeng Pelangi (RDP) memiliki 25 anggota. Relawan RDP terdiri dari beragam profesi dan umur, ada yang mahasiswa, karyawan, guru, dan juga wiraswastawan.
Andari novianti
Mila termasuk orang yang percaya dengan kekuatan dongeng. Menurut dia, dongeng bisa menjadi media untuk mendekatkan dia dengan sang anak. Oleh karena itu, setiap hari semenjak hamil, ia sering membacakan satu buku untuk anaknya. Namun, seiring berjalannya waktu, ia juga berpikiran ingin membagikan cerita yang ia punya kepada anakanak lain.
”Setelah saya sering mendongeng untuk anak saya, saya mulai berpikir bagaimana dengan anak-anak lain? Apa mereka juga sering didongengkan oleh orang tuanya?” ujar Mila. Dari pertanyaan tersebut, Mila mulai berinisiatif untuk mengenalkan kegiatan mendongeng kepada anakanak, orang tua, dan guru. Awalnya Mila mencoba untuk mendongeng sendiri dari satu TK ke TK yang lain, sekaligus evalusai kemampuannya mendongeng untuk anak-anak dalam jumlah yang banyak. Ternyata responsnya sangat positif.
Akhirnya Mila coba untuk membuat seperti sanggar kecil, tempat anak-anak bisa datang dan mendengarkan dongeng. Namun, ternyata mengumpulkan anak-anak untuk mau mendengarkan dongeng di rumahnya, bukan suatu pekerjaan yang mudah. Mila pun mulai menjemput bola dengan mulai maraton mendongeng dari satu sekolah ke sekolah yang lain. Dari satu pesta ulang tahun ke pesta ulang tahun yang lain, dari satu panti asuhan ke panti asuhan yang lain.
Ternyata kegiatan dongeng maraton Mila ini menarik perhatian beberapa temannya. Salah satunya adalah sahabat Mila, yaitu Angga. Dia ingin diajarkan bagaimana caranya mendongeng dan akhirnya mereka pun duet setiap kali mendongeng. Lama kelamaan makin banyak yang tahu akan kegiatan dongeng mereka yang sekaligus menjadi kegiatan sosial ke beberapa panti asuhan. Dari situlah Mila memutuskan untuk membuat komunitas Rumah Dongeng Pelangi agar lebih banyak merangkul masyarakat umum.
Komunitas Rumah Dongeng Pelangi berdiri sejak 4 April 2010. Banyak kegiatan yang sudah dilakukan komunitas ini, di antaranya kegiatan mendongeng bulanan ke panti asuhan anak, serta membuat lukisan dan kerajinan. Ada pula Panggung Boneka untuk 1.000 Anak Indonesia yang merupakan program pendampingan mendongeng sebagai media pembelajaran untuk PAUD tidak mampu di wilayah Jabodetabek.
Perpustakaan keliling dengan program peminjaman buku-buku perpustakaan secara bergilir untuk PAUD-PAUD dampingan. Satu Kakak Satu Adik, kegiatan yang mengajak masyarakat umum menjadi kakak asuh sehari bagi anak-anak panti asuhan.
Kemudian workshop mendongeng yang merupakan pelatihan mendongeng untuk anak, orang tua, dan juga guru. Saat ini Rumah Dongeng Pelangi (RDP) memiliki 25 anggota. Relawan RDP terdiri dari beragam profesi dan umur, ada yang mahasiswa, karyawan, guru, dan juga wiraswastawan.
Andari novianti
(ars)