3 Setting Utama di kamera (3)

Selasa, 07 April 2015 - 10:15 WIB
3 Setting Utama di kamera...
3 Setting Utama di kamera (3)
A A A
Kita tentunya sering melihat foto-foto yang indah dan menarik baik di majalah, website, hotel, restoran, maupun di iklan-iklan atau poster yang tersebar di mana-mana. Alangkah senangnya jika kita juga bisa mengambil foto-foto keluarga atau foto wisata kita dengan hasil seperti itu.

Namun seringkali foto yang kita ambil terlihat ’’biasa-biasa’’ saja, tidak sesuai dengan bayangan/harapan kita saat memotretnya, atau bahkan gagal untuk sekadar mendapat gambar yang tajam saja di kondisi tertentu. Padahal bisa jadi kamera yang kita gunakan sudah merupakan salah satu kamera tercanggih saat ini. Untuk dapat menghasilkan gambar yang indah dan sesuai dengan keinginan kita, ada 3 setting/pengaturan utama pada kamera yang perlu kita pahami, yaitu:

1. Kecepatan rana/Shutter speed
2. Bukaan lensa/Aperture
3. Sensitivitas Sensor/Kecepatan ISO/ISO SpeedDi edisi ini kita akan membahas unsur ketiga dari Segitiga Pencahayaan/Exposure Triangle di atas yaitu Sensitivitas Sensor yang lebih dikenal dengan istilah ISO Speed.

ISO Speed yang dulunya dikenal dengan istilah ASA merupakan standar sensitivitas sensor atau film di zaman dulu dalam menerima dan menyerap cahaya. Semakin tinggi ISO Speed, maka semakin tinggi pula sensitivitas sensor dalam menyerap cahaya sehingga cahaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan gambar menjadi lebih sedikit. Sedangkan pada penggunaan ISO Speed rendah, sensitivitas sensor menjadi berkurang sehingga dibutuhkan lebih banyak cahaya yang masuk untuk menghasilkan gambar.

ISO Speed dinyatakan dalam satuan angka yang berlipat ganda untuk setiap kenaikan satu stop seperti ilustrasi diagram berikut. Rentang ISO terendah dan tertinggi yang tersedia pada setiap kamera juga berbeda-beda. Hasil gambar dari penggunaan ISO Speed yang semakin tinggi akan terlihat semakin ‘‘kasar’’ akibat semakin banyaknya bintik noise yang timbul pada hasil foto.

Bintik noise timbul pada hasil gambar berupa bintik-bintik warna yang tidak akurat akibat dari proses penguatan sinyal cahaya yang diterima sensor kamera untuk meningkatkan sensitivitasnya. Oleh sebab itu, gunakanlah ISO Speed tinggi hanya sesuai keperluan. Misalnya untuk menda-patkan Shutter speed yang cukup tinggi agar terhindar dari gambar blur saat memotret di tempat yang kurang cahaya.

Selalu usahakan untuk menggunakan ISO Speed serendah mungkin agar hasil foto terlihat jernih dan halus, terutama saat memotret di luar ruangan di pagi atau siang hari. Secara umum pada kamera-kamera DSLR Canon, penggunaan ISO hingga 400 masih cukup bersih dan bebas noise. Sedangkan untuk kamera saku, gambar optimal bisa diperoleh di ISO 200 ke bawah.

Untuk kamera dari merek yang berbeda, tingkat noise pada ISO Speed yang sama dapat berbeda-beda pula, tergantung kualitas dan teknologi sensor, serta prosesor yang digunakan kamera tersebut. Sebagian besar kamera DSLR Canon menghadirkan fungsi noise reduction untuk mengurangi noise pada penggunaan ISO Speed tinggi.

Fitur ini dapat diaktifkan di menu kamera. Setelah sekarang kita pahami fungsi dan cara kerja ketiga unsur Exposure Triangle ini, maka kita bisa melakukan pengaturan ketiganya untuk menghasilkan foto yang indah sesuai keinginan kita. Misalnya saat kita memotret di ruang yang bercahaya minim, maka untuk mendapatkan shutter speed yang cukup agar gambar tidak blur, kita bisa membuka Aperture lebih besar atau menaikkan ISO Speed jika Aperture sudah terbuka maksimal atau kita perlu hasil foto dengan Depth of Field/DOF yang lebar, sehingga tidak bisa menggunakan Aperture terlalu besar.

Demikian pula kita ingin mengambil foto pemandangan kota di malam hari yang jernih dan bebas noise. Maka kita harus menggunakan ISO Speed rendah dan tentunya bukaan Aperture juga harus kecil agar seluruh gedung dari yang dekat hingga jauh terlihat tajam. Dengan pengaturan ISO Speed rendah dan Aperture kecil, maka untuk mendapatkan cahaya yang cukup kita harus menggunakan Shutter speed yang rendah. Untuk itu kamera harus dipasang pada tripod agar gambar tidak blur.

Jumlah pencahayaan yang dihasilkan dari kenaikan atau penurunan salah satu unsur ini sebanyak satu stop adalah equivalen atau tidak berubah jika diiringi dengan kenaikan atau penurunan salah satu unsur lainnya sebanyak satu stop juga. Contohnya dari ilustrasi gambar sebelumnya, kenaikan ISO Speed dari 400 ke 6400 (4-stop) disertai dengan kenaikan Shutter speed dari 0,6 detik menjadi 1/25 detik (4-stop) sementara Aperture tidak berubah, hasil fotonya memiliki tingkat pencahayaan yang sama.

Oleh: Sintra Wong
Division Manager Canon Image Communication Product Div. PT Datascrip.
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7346 seconds (0.1#10.140)