Selebrasi Gaya Desainer Muda
A
A
A
LOFFICIEL berkolaborasi dengan Fashion First menghadirkan CIRCA 2015 . Kolaborasi ini menggambarkan perjalanan mode dari waktu ke waktu, merekam gaya yang mewarnai sejarah mode, dan mengemasnya untuk tren saat ini.
Sebuah selebrasi tentang gaya yang tak lekang oleh waktu. Acara ini menampilkan koleksi Fashion First untuk pakaian wanita dan pria, ready to wear spring/summer 2015 dari enam desainer muda Asia, yakni Ek Thongprasert, Hartono Gan, Lulu Lutfi Labibi, Yosep Sinudarsono, Yovia Jogia, dan Vone by Ivonne.
Dunia mode selalu berubah dan berkembang sepanjang waktu, tetapi akan selalu kembali dan menjadi tren masa kini. Sesuai dengan temanya, masing-masing desainer telah memilih tahun yang paling menginspirasi dan menciptakan koleksinya berdasarkan pilihan tahun tersebut. “Menyusuri zaman ke zaman, keseluruhan koleksi yang ditampilkan membawa pada kenangan terbaik yang telah diintepretasikan untuk mode saat ini,” tutur Ria Wulandari dari Fame 74 yang menangani Fashion First dalam rilis yang diterima KORAN SINDO .
Lofficiel - Fashion First CIRCA 2015 dipersembahkan Ek Thongprasert- Circa 2000. Ek Thongprasert menghadirkan koleksi pria The Grey Gardens SS 15 yang menafsirkan beragam elemen mengenai definisi kekayaan, kekuasaan, dan status sosial pada era milenium. Selain itu mengeksplorasi berbagai teknik berbeda yang digunakan untuk menjaga penampilan. Bahan yang terlihat mewah terbuat dari kain jacquard yang meniru pola furnitur lama. Tampilan bordir rumit sebenarnya merupakan pola yang dicap di kain untuk menciptakan ilusi kemewahan.
“Koleksi ini menampilkan pola-pola tradisional yang disusun secara unik, yang tidak menunjukkan pola tradisional, untuk memperkenalkan kembali elemen klasik menjadi sesuatu yang baru dan modern,” tutur Ria. Selanjutnya, Hartono Gan CIRCA 1990 yang menghadirkan koleksi spring summer 2015. Koleksi ini terinspirasi dari siluet dan estetika tahun 1990-an. Koleksinya seperti budaya pop era 1990-an.
“Koleksi ini didominasi cutting minimalis dan sederhana. Era ini juga banyak menampilkan celana yang merepresentasikan kekuatan,” ujar Ria. Adapun koleksi Lulu Lutfi Labibi - CIRCA 1970 meluncurkan koleksi pria yang terinspirasi dari pakaian prajurit keraton yang menggunakan bahan tradisional seperti lurik, tenun, dan batik dengan pola geometris. “Gaya untuk keseluruhan koleksi ini sangat modern, yaitu dengan jas panjang, kemeja berlapis, celana harem, dan rompi dengan potongan asimetris,” tutur Ria.
Sementara, Vone by Ivonne - CIRCA 1960 sebagai penutup pergelaran menghadirkan kupu-kupu menjadi tema utama dan ditemukan di setiap kain yang digunakan dalam koleksi Vone. “Dengan gaya yang telah menjadi ciri khasnya, koleksi ini merupakan perwujudan wanita, namun seksi yang indah namun tetap elegan,” tutur Ria.
Dwi nur ratnaningsih
Sebuah selebrasi tentang gaya yang tak lekang oleh waktu. Acara ini menampilkan koleksi Fashion First untuk pakaian wanita dan pria, ready to wear spring/summer 2015 dari enam desainer muda Asia, yakni Ek Thongprasert, Hartono Gan, Lulu Lutfi Labibi, Yosep Sinudarsono, Yovia Jogia, dan Vone by Ivonne.
Dunia mode selalu berubah dan berkembang sepanjang waktu, tetapi akan selalu kembali dan menjadi tren masa kini. Sesuai dengan temanya, masing-masing desainer telah memilih tahun yang paling menginspirasi dan menciptakan koleksinya berdasarkan pilihan tahun tersebut. “Menyusuri zaman ke zaman, keseluruhan koleksi yang ditampilkan membawa pada kenangan terbaik yang telah diintepretasikan untuk mode saat ini,” tutur Ria Wulandari dari Fame 74 yang menangani Fashion First dalam rilis yang diterima KORAN SINDO .
Lofficiel - Fashion First CIRCA 2015 dipersembahkan Ek Thongprasert- Circa 2000. Ek Thongprasert menghadirkan koleksi pria The Grey Gardens SS 15 yang menafsirkan beragam elemen mengenai definisi kekayaan, kekuasaan, dan status sosial pada era milenium. Selain itu mengeksplorasi berbagai teknik berbeda yang digunakan untuk menjaga penampilan. Bahan yang terlihat mewah terbuat dari kain jacquard yang meniru pola furnitur lama. Tampilan bordir rumit sebenarnya merupakan pola yang dicap di kain untuk menciptakan ilusi kemewahan.
“Koleksi ini menampilkan pola-pola tradisional yang disusun secara unik, yang tidak menunjukkan pola tradisional, untuk memperkenalkan kembali elemen klasik menjadi sesuatu yang baru dan modern,” tutur Ria. Selanjutnya, Hartono Gan CIRCA 1990 yang menghadirkan koleksi spring summer 2015. Koleksi ini terinspirasi dari siluet dan estetika tahun 1990-an. Koleksinya seperti budaya pop era 1990-an.
“Koleksi ini didominasi cutting minimalis dan sederhana. Era ini juga banyak menampilkan celana yang merepresentasikan kekuatan,” ujar Ria. Adapun koleksi Lulu Lutfi Labibi - CIRCA 1970 meluncurkan koleksi pria yang terinspirasi dari pakaian prajurit keraton yang menggunakan bahan tradisional seperti lurik, tenun, dan batik dengan pola geometris. “Gaya untuk keseluruhan koleksi ini sangat modern, yaitu dengan jas panjang, kemeja berlapis, celana harem, dan rompi dengan potongan asimetris,” tutur Ria.
Sementara, Vone by Ivonne - CIRCA 1960 sebagai penutup pergelaran menghadirkan kupu-kupu menjadi tema utama dan ditemukan di setiap kain yang digunakan dalam koleksi Vone. “Dengan gaya yang telah menjadi ciri khasnya, koleksi ini merupakan perwujudan wanita, namun seksi yang indah namun tetap elegan,” tutur Ria.
Dwi nur ratnaningsih
(ars)