Spot Baru untuk Berburu Busana Pria

Jum'at, 17 April 2015 - 11:25 WIB
Spot Baru untuk Berburu...
Spot Baru untuk Berburu Busana Pria
A A A
BAGI pria urban, mode telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari gaya hidup masa kini. Seraya memahami hasrat tersebut, Delamibrands meluncurkan flagship store pertama, Wood, sekaligus memperkenalkan wajah baru merek kaum adam itu ke pasar Ibu Kota.

Merek Wood awalnya lahir pada 1979 sebagai merek pants (celana panjang) dari PT Delami Garment Industries, sebuah perusahaan manufaktur tekstil yang berbasis di Kota Bandung, Jawa Barat. Kala itu Wood baru dijual di berbagai department store . Ketika perusahaan yang didirikan Johanes Farial ini memutuskan untuk beralih sebagai perusahaan ritel pakaian, seluruh merek di bawah Delami, satu per satu mengalami respositioning.

Salah satunya adalah Wood, yang selama lima tahun terakhir telah berhasil mereposisi dirinya sebagai merek apparel lengkap bagi pria urban berusia 25 tahun hingga 40 tahun. Keberhasilan itu dibuktikan Delami dengan meluncurkan flagship store pertama Wood yang terletak di Grand Indonesia Shopping Town, east mall lantai 3, Jakarta.

“Dalam lima tahun terakhir, kami melihat bahwa pasar pria yang kami bangun sejak dulu, kini telah didominasi kaum tua usia 60-an. Tentu, hal itu tidak baik bagi merek Wood sendiri. Kami ubah pasarnya menjadi lebih muda dengan segmentasi kalangan mapan perkotaan,” kata Director Marketing Delamibrands Boysanto Pasaribu. Selain pasar yang berubah, desain mode yang diusung pun turut mengalami penyesuaian.

Boy menuturkan, Wood menawarkan busana pria dengan koleksi lengkap, mencangkup busana formal maupun busana kerja kasual seperti blazer, kemeja, polo shirt , tas, dasi, sepatu, jam tangan, dan lain-lain. Dengan target pasar itu, Wood menyadari bahwa busana bergaya slim fit menjadi identitas kalangan eksekutif muda saat ini.

“Blazer kami dibanderol harga mulai Rp1 juta. Dikerjakan secara piece by piece dan bukan produksi massal. Artinya, produksi kami eksklusif dan tidak pasaran. Kisaran harganya yang kami tawarkan mulai Rp300.000 hingga Rp4 juta,” katanya.

Dalam meningkatkan brand image sebagai pakaian pria mapan, Wood melakukan serangkaian kolaborasi dengan berbagai merek internasional. Di antaranya jam tangan Nixon, kacamata Ray-Ban, dan sepatu Adidas. Untuk Adidas, Boy mengklaim Wood berhasil menawarkan produk yang sulit ditemukan di ritel-ritel mana pun dari reseller Adidas yang ada di mal Ibu Kota.

Selain Wood dan The Executive, Delami juga memiliki merek lokal lain seperti Et Cetera, Wrangler Lee, Tirajeans, Colorbox, Choya, dan Jockey. Sebelumnya, brand ini mengantongi lisensi penjualan dan distribusi merek internasional Billabong. Akan tetapi, Boy menyebutkan, pihaknya kini tidak lagi bekerja sama dengan Billabong lantaran ritel asal Australia itu telah mengalami penurunan penjualan hampir di seluruh negara di dunia.

Dari semua merek mode yang ada di bawah naungan Delami, Boy bilang, Wood merupakan merek yang paling agresif angka pertumbuhannya. Jadi, bersiap untuk berburu busana terbaru di Wood? Selamat berbelanja!

Aprilia s andyna
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5420 seconds (0.1#10.140)