Dua Pasang Hati
A
A
A
Meanwhile… Kalau saja sobat lamanya nggak merayakan pertunangan malam kemarin, cowok yang disapa Keenan tersebut itu, nggak akan mau menginjakkan kaki di tempat penuh maksiat kayak begini.
Namun, sebagai tanda persahabatan, walaupun agak sulit untuk mengajaknya di awal-awal, ia setuju dan mau pergi ke tempat ini. “Brooooo! You are single and should be ready to mingle, dong!” Sebuah suara mengejutkan jantungnya. Oh, rupanya sobatnya inilah yang memanggil namanya. “Sana gih, cari ikan di sini. Ntarkeburu dimangsa orang lho. Go for it, man! You are thirty, masa masih gini-gini aja? Don’t be passive. I’ll be your wingman,” kata sobatnya sambil tertawa-tawa.
Keenan terkekeh geli, “Cerewet lo, bro! Anyway, congrats for your engagement ya! I’m happy for you.” Dua cowok itu ber-hi-fiveria. Keenan pun berusaha mengikuti lantunan musik yang mendetakkan jantungnya lebih cepat itu, walaupun gerakannya sedikit kaku dibandingkan dengan tamu-tamu lainnya. Di tengah-tengah keramaian, Keenan dikejutkan dengan kehadiran seorang gadis muda berambut panjang dan ikal, melangkah gontai di depannya.
Matanya setengah tertutup dan tangan kanannya memegang gelas kaca berisi minuman. Gadis muda itu sepertinya nggak menyadari kalau dia sekarang menjadi pusat perhatian di tengahtengah banyak orang, lantaran ia tertawa-tawa sendiri dan berteriakteriak. “Cowok gila lo…. Cowok berengsek! Semua cowok di dunia ini sama aja!!! Nggak ada yang bener.
Bisanya nyakitin perempuan. Hahahaha!” Alis Keenan terangkat sebelah, ketika menyaksikan perempuan itu berteriak-teriak. Pasti abis diputusin kali nih cewek ya? Atau… jangan-jangan dia menuntut ‘pertanggungjawaban’ seorang laki-laki yang menghamilinya? Kelihatannya kasihan sekali gadis ini, wajahnya tampak senang namun hatinya pasti sangat hancur dan remuk, karena dikecewakan laki-laki. Padahal kalau diperhatikan, gadis muda ini lumayan cantik, lho.
Wajahnya berbentuk oval dengan hidung mungil yang mancung, guratan alis sempurnanya berwarna cokelat gelap, dan bibirnya merona merah. Sungguh, mata Keenan dimanjakan oleh penampilan gadis muda yang menguji kejantanannya malam ini. HUEEEEEK! This young lady just got a jackpot. Dan yang lebih menjijikkan lagi, dia memuntahkannya tepat di polo shirt hitam milik Keenan.
Cowok itu memalingkan wajahnya dan memilih pasrah, ketika gadis muda itu muntah di bajunya. Beneran, bukan pertemuan yang sangat enak jika dilihat. Puas memuntahkan Keenan, wajah cantik gadis muda itu kini berubah jadi pucat pasi. Lalu, ia menengadahkan kepalanya. Seketika itu juga… “Lara?” “Keenan?” Keduanya saling beradu pandang tanpa berbicara sepatah katapun. “Cewek gila lo emang!” ketus Keenan kesal, wajahnya langsung merengut sebal setelah mengetahui siapa gadis muda belia itu sebenarnya.
Cowok itu membersihkan bajunya yang sudah kotor karena terkena muntahan Lara. Echa tiba-tiba datang menengahi mereka yang sama-sama memalingkan mukanya. “Lara, lo nggak apa-apa?” “Nggak apa-apa gimana, Cha? Gue muntah-muntah, nih,” keluh Lara sebal. “Astagaaa… kok bisa sih, Ra? Lo terlalu banyak minum sih.” Echa membantu memijat-mijat belakang leher Lara. “Terus… elo muntahin si–” Echa mengatupkan mulutnya ketika ia mendapati siapa yang berdiri di hadapannya. Wajah yang nggak asing lagi baginya, sahabat calon suaminya sejak zaman kuliahnya, Dr. Keenan Bagaskara SpOg. (bersambung)
OLEH: VANIA M. BERNADETTE
Namun, sebagai tanda persahabatan, walaupun agak sulit untuk mengajaknya di awal-awal, ia setuju dan mau pergi ke tempat ini. “Brooooo! You are single and should be ready to mingle, dong!” Sebuah suara mengejutkan jantungnya. Oh, rupanya sobatnya inilah yang memanggil namanya. “Sana gih, cari ikan di sini. Ntarkeburu dimangsa orang lho. Go for it, man! You are thirty, masa masih gini-gini aja? Don’t be passive. I’ll be your wingman,” kata sobatnya sambil tertawa-tawa.
Keenan terkekeh geli, “Cerewet lo, bro! Anyway, congrats for your engagement ya! I’m happy for you.” Dua cowok itu ber-hi-fiveria. Keenan pun berusaha mengikuti lantunan musik yang mendetakkan jantungnya lebih cepat itu, walaupun gerakannya sedikit kaku dibandingkan dengan tamu-tamu lainnya. Di tengah-tengah keramaian, Keenan dikejutkan dengan kehadiran seorang gadis muda berambut panjang dan ikal, melangkah gontai di depannya.
Matanya setengah tertutup dan tangan kanannya memegang gelas kaca berisi minuman. Gadis muda itu sepertinya nggak menyadari kalau dia sekarang menjadi pusat perhatian di tengahtengah banyak orang, lantaran ia tertawa-tawa sendiri dan berteriakteriak. “Cowok gila lo…. Cowok berengsek! Semua cowok di dunia ini sama aja!!! Nggak ada yang bener.
Bisanya nyakitin perempuan. Hahahaha!” Alis Keenan terangkat sebelah, ketika menyaksikan perempuan itu berteriak-teriak. Pasti abis diputusin kali nih cewek ya? Atau… jangan-jangan dia menuntut ‘pertanggungjawaban’ seorang laki-laki yang menghamilinya? Kelihatannya kasihan sekali gadis ini, wajahnya tampak senang namun hatinya pasti sangat hancur dan remuk, karena dikecewakan laki-laki. Padahal kalau diperhatikan, gadis muda ini lumayan cantik, lho.
Wajahnya berbentuk oval dengan hidung mungil yang mancung, guratan alis sempurnanya berwarna cokelat gelap, dan bibirnya merona merah. Sungguh, mata Keenan dimanjakan oleh penampilan gadis muda yang menguji kejantanannya malam ini. HUEEEEEK! This young lady just got a jackpot. Dan yang lebih menjijikkan lagi, dia memuntahkannya tepat di polo shirt hitam milik Keenan.
Cowok itu memalingkan wajahnya dan memilih pasrah, ketika gadis muda itu muntah di bajunya. Beneran, bukan pertemuan yang sangat enak jika dilihat. Puas memuntahkan Keenan, wajah cantik gadis muda itu kini berubah jadi pucat pasi. Lalu, ia menengadahkan kepalanya. Seketika itu juga… “Lara?” “Keenan?” Keduanya saling beradu pandang tanpa berbicara sepatah katapun. “Cewek gila lo emang!” ketus Keenan kesal, wajahnya langsung merengut sebal setelah mengetahui siapa gadis muda belia itu sebenarnya.
Cowok itu membersihkan bajunya yang sudah kotor karena terkena muntahan Lara. Echa tiba-tiba datang menengahi mereka yang sama-sama memalingkan mukanya. “Lara, lo nggak apa-apa?” “Nggak apa-apa gimana, Cha? Gue muntah-muntah, nih,” keluh Lara sebal. “Astagaaa… kok bisa sih, Ra? Lo terlalu banyak minum sih.” Echa membantu memijat-mijat belakang leher Lara. “Terus… elo muntahin si–” Echa mengatupkan mulutnya ketika ia mendapati siapa yang berdiri di hadapannya. Wajah yang nggak asing lagi baginya, sahabat calon suaminya sejak zaman kuliahnya, Dr. Keenan Bagaskara SpOg. (bersambung)
OLEH: VANIA M. BERNADETTE
(bbg)