Perempuan Hebat Teladan Anak

Kamis, 23 April 2015 - 08:13 WIB
Perempuan Hebat Teladan Anak
Perempuan Hebat Teladan Anak
A A A
KARTINI adalah pejuang. Pada masa hidupnya wanita hanya menjalani pekerjaan domestik. Kartini, dengan kecerdasan dan keberaniannya, mencoba mengubah itu semua.

Terobosan historisnya membuat keadaan berubah. Kaum wanita kini tidak hanya berada di rumah, tapi bisa menjabat berbagai posisi penting di pemerintahan juga lembaga swasta. “Saat ini kita bisa melihat sudah banyak wanitawanita Indonesia yang berperan aktif baik sebagai pemimpin perusahaan, menteri, bahkan kepala pemerintahan,” ucap Arimbi.

Anak pendiri Hotel Indonesia ini melihat saat ini sudah banyak wanita Indonesia yang mau maju dan berkembang. Mereka bekerja di berbagai bidang kehidupan. Kontribusi mereka telah menciptakan banyak lapangan kerja. Sebagaimana Kartini, yang telah memberikan terobosan besar pada zamannya, kartini saat ini juga harus mampu memberikan terobosanterobosan baru.

Di era teknologi informasi yang semuanya sudah canggih, kemungkinan melakukan terobosan-terobosan baru sangat terbuka. Kemampuan melakukan terobosan seperti itu harus dimiliki oleh wanita Indonesia. Karena itu, dalam mendidik anak-anak, Arimbi membiarkan anak berkembang sesuai semangat zaman. Anak-anak jangan dikekang kemerdekaannya, agar kreativitasnya tidak mandek. Peran orang tua hanya menuntun, tanpa harus memaksakan kehendak.

“Saya tidak pernah memaksakan kehendak saya kepada anak-anak, ataupun melarang mereka. Kepada Jibrilia Alamsjah dan Tikha Alamsjah, saya berikan kebebasan, untuk mengejar apa yang mereka inginkan,” ucapnya. Namun, agar anak-anak tidak salah langkah, pendidikan agama yang berpedoman pada Alquran dan Sunah itu wajib. Hal ini perlu agar mereka tidak hanya cerdas, tapi juga bijak dalam bertindak. “Jadi, setiap apa yang mereka lakukan selalu ada pertimbangan, perpaduan antara akal dan hati,” ucap wanita pemilik Pejaten House ini. Arimbi layaknya Kartini.

Dia telah menginspirasi banyak wanita lain ketika bergelut di dunia bisnis. Namun, kendati sibuk dengan urusan bisnis-yang juga menyangkut kepentingan banyak orang-dia tidak melupakan tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Arimbi sadar, anak-anak perlu diberi perhatian, sentuhan langsung, tatap muka, mata bertemu mata. Untuk itu, dia selalu menyempatkan diri bertemu anak-anak, baik pagi hari menjelang berangkat kantor, pun sepulang dari tempat kerja.

Di tengah-tengah kesibukan, anak-anak juga diajak salat berjamaah. “Kalau pagi saya harus bertemu dengan anakanak sampai mereka pergi melakukan aktivitas masing-masing. Pada malam hari saya mendatangi mereka untuk sharing , cerita, diskusi tentang apa pun, dan selalu mengajak berjamaah, terutama pada saat magrib,” katanya. Hal itu dilakukan karena Kartini-Kartini masa depan hanya bisa sukses jika dibimbing secara benar pada saat ini. Mendidik secara seimbang antara hati dan pikiran diharapkan menjadi modal kesuksesan di masa mendatang.

“Jadi mereka tahu apa saja hak dan kewajiban mereka. Saya mencontohkan, sesibuk apa pun seorang wanita, tetap kodratnya sebagai ibu yang harus mendidik anaknya dengan baik, serta menjadi istri dari suaminya harus dijalankan,” ucapnya. Hal senada diungkapkan oleh Jibrilia Alamsjah. Kartini, menurutnya, adalah pejuang hak seorang wanita agar sama dalam mengembangkan diri, baik softskill maupun hardskill, tanpa melupakan kodratnya sebagai perempuan.

Untuk menjadi Kartini saat ini, menurut Jibrilia, tidak harus menjadi pengusaha. Yang penting bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakan. Kartini saat ini adalah mereka yang bisa mandiri, serta mau meraih dan mengejar cita-citanya. “Tidak perlu dia harus memiliki penghasilan yang wah ataupun memiliki perusahaan besar,” katanya.

Bagi Jibrilia, ibunya adalah seorang Kartini yang mampu memberikan contoh kepada anakanak. Ibunya seorang wanita hebat, yang tidak hanya bisa membagi waktu untuk anak-anak, tapi juga sukses dalam menggeluti karier. Dalam mendidik ibunya selalu mendukung dan merangkul anak-anak. Bahkan ketika anak berbuat salah, ibu tidak serta-merta menyalahkan anak-anak.

“Mami bukan tipe orang yang menyalahkan anaknya, beliau lebih mendorong anaknya agar lebih maju dan mau introspeksi dan bertanggung jawab untuk diri sendiri. Mami juga mampu mendorong potensi anaknya. Saya dulu tipe pemalu, tapi diarahkan agar saya bisa menjadi diri sendiri dan percaya diri,” ujarnya.

Lebih lanjut, Jibrilia menuturkan bahwa ibunya tidak hanya memberikan dukungan kepada putri-putrinya agar sukses dalam mengejar cita-cita. Ibu juga mengajarkan hal paling hakiki bagi seorang perempuan, yaitu kodrat sebagai wanita yang tetap harus dijalankan. Mengejar mimpi dan cita-cita bolehboleh saja, tetapi kewajaran sebagai wanita harus tetap bisa dijalankan seperti bisa masak, mendidik anak, dan menghargai suami.

“Kami dididik juga agar tidak melupakan tugas kami sebagai seorang wanita, meskipun kami Kartini modern. Kodrat wanita seperti pandai memasak selalu mami tekankan kepada kami, saya diharuskan bisa masak,” tutupnya kepada SINDO di Pejaten House.

Robi ardinto
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6565 seconds (0.1#10.140)