Make up Efek Spesial

Minggu, 10 Mei 2015 - 10:37 WIB
Make up Efek Spesial
Make up Efek Spesial
A A A
MAKE UP dalam sebuah film sering kali sangat memukau. Hal itu diciptakan oleh make up efek spesial.

Menurut Reza Pramezworo, film maker sekaligus make up artist dari 9MM, sebuah special effects and creature studio , make up efek spesial biasanya digunakan untuk acara-acara tertentu, seperti masquerade, halloween, dan cosplay .

Namun, tipe riasan ini semakin populer karena telah digunakan di dalam film-film Hollywood. “Pada dasarnya, make up efek spesial adalah menciptakan ilusi visual atau trik yang digunakan di tubuh seorang performer untuk acara tertentu,” ujar Reza di acara DIY Make Up Effects di @america, Pacific Place, Jakarta, Kamis (7/5).

Dalam acara tersebut, para pengunjung dapat belajar berbagai teknik dan trik make up efek spesial, mulai membuat tampilan wajah dengan bekas cakaran, memar, hingga luka menganga. “Kalau di film action itu memar-memar seperti sehabis ditonjok, luka tembakan dengan efek darah sampai riasan wajah seperti di film zombie,” kata Reza. Sementara itu, menurut MM Earlene, profesional make up artist cosplayer , di Indonesia karakter makhluk gaib masih menjadi tren make up efek spesial.

Sementara di luar negeri, khususnya Hollywood, tren make up efek spesial lebih mengarah ke gaya karakter fantasi. Menurut Earlene, para make up artist Hollywood sudah memiliki keterampilan dan perlengkapan make up yang lebih lengkap. Karena itu, pengaplikasian make up efek spesial pun lebih mudah untuk gaya fantasi, misalnya alien dari planet dengan bentuk yang beragam. Senada dengan Earlene, Reza mengatakan, untuk membuat make up efek spesial, biasanya menggunakan prostetik make up yang mampu mengubah bentuk wajah, misalnya dahi, hidung, telinga, dan rambut.

“Prostetik make up yang digunakan biasanya berasal dari silikon, gelatin, dan lateks,” ujar Reza. Pemilihan lateks untuk make up efek spesial sebaiknya menggunakan lateks khusus untuk kulit tubuh, dan hypoalergenic yang khusus kulit manusia. Meskipun bersifat hypoallergenic , sebaiknya tes alergi kulit terlebih dahulu harus dilakukan. “Caranya, oleskan lateks di belakang telinga atau pergelangan tangan, kemudian didiamkan selama lima menit. Kalau tidak timbul alergi, maka lateks tersebut aman digunakan di wajah,” kata Reza.

Sebelum mengaplikasikan lateks atau prostetik make up lain di wajah , menurut Reza, terlebih dahulu dilakukan casting untuk memilih peran yang dimainkan dan disesuaikan dengan karakter. Setelah itu, dilakukan proses sculpting atau pembuatan model dumy. Baru setelahnya ke tahapan moulding atau pengaplikasian prostetik sesuai bentuk wajah. “Setelah tahapan moulding sesuai dengan karakter si pemain, maka di lanjutkan ke tahapan make over dan finishing ,” tutur Reza. Pemilihan warna saat proses make over dan finishing sebaiknya menggunakan logika warna.

Misalnya untuk membuat tampilan pembuluh darah digunakan warna ungu dan hijau. Sementara untuk tampilan bekas luka cakar atau lebam, sebaiknya gunakan warna merah, cokelat ataupun hitam. “Warna merah bisa didapatkan dari lip pencil , atau lipstik. Eyeliner atau eyeshadow juga bisa dipakai untuk memberi efek luka karena menghasilkan warna matte,” tutur Earlene. Setelah proses syuting selesai, maka lateks cukup ditarik pelan-pelan, kemudian gunakan make up remover dan tisu basah.

“Memang agak lama, tapi cukup dengan make up remover dan tisu basah saja,” sebut Earlene. Setelah menggunakanmake up efek spesial, biasanya beberapa orang kan mengalami rasa panas di kulit ataupun iritasi. Earlene menyarankan untuk menggunakan gel lidah buaya karena mengandung antiseptik yang juga mampu menenangkan kulit karena panas akibat make up efek spesial. Menurut Reza, secara garis besar tantangan dalam membuat make up efek spesial adalah waktu pengerjaan.

Untuk itu, manajemen waktu sangat diperlukan. “Biasanya saya selalu dikejarkejar oleh rundown . Kalau manajemen waktu tidak tepat, jangan harap make up efek spesial jadi seperti yang diharapkan,” sebut Reza.

Dwi nur ratnaningsih
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6066 seconds (0.1#10.140)