Kemenkes Sebut Campak Penyakit yang Cepat Menular: Dapat Dicegah dengan Imunisasi
Jum'at, 20 Januari 2023 - 17:50 WIB
JAKARTA - Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Prima Yosephine mengungkapkan bahwa penyakit campak yang tengah menjadi sorotan saat ini sangat cepat menular.
Menurutnya, campak ini hanya bisa dicegah dengan imunisasi. Maka dari itu ia mendorong setiap orang tua membawa anaknya untuk menjalani imunisasi campak.
"Campak itu sebenarnya merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, tapi kenyataannya sampai saat ini PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan dengan Imunisasi) itu masih mengancam dunia," jelas dr Prima dalam Konferensi Pers Update Kasus Campak secara online, Jumat (20/1/2023).
"Padahal imunisasi kalau dilakukan dengan baik cakupannya juga bisa cukup tinggi, maka bisa menekan angka kematian 2 sampai 3 juta kemarin setiap tahun yang diakibatkan dari pdf3i tadi dari campak, Difteri, tetanus pertusis, dan influenza," tambahnya.
Kasus campak di Indonesia saat ini, merupakan dampak dari cakupan imunisasi yang masih rendah.
Sementara itu, Ketua Unit Kerja Koordinasi Penyakit Infeksi Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Anggraini Alam, SpA(K) menjelaskan bahwa penyakit campak efeknya cukup parah jika dibandingkan Omicron ataupun Covid-19.
Di mana kasus Covid-19 harus melakukan aktivitas yang berkerumun terlebih dahulu, baru terjadi penularan. Lebih lanjut, penyakit campak dinilai ebih berbahaya karena mampu menembus sistem kekebalan seseorang.
Bahkan, anak terkena campak bisa mengalami komplikasi mulai dari kebutaan, gizi buruk, radang otak, bahkan kematian. Menurutnya lebih mengerikan terkena campak, dibandingkan Covid-19.
"Kalau Campak ini ada yang meninggal misterius itu di Papua (dulu) itu jadi kita lebih takut. Jadi kita lebih takut campak, kalau Covid-19 itu belum ada temuan dia bikin lupa terhdap daya kebal," papar Drs Anggraini.
Menurutnya, campak ini hanya bisa dicegah dengan imunisasi. Maka dari itu ia mendorong setiap orang tua membawa anaknya untuk menjalani imunisasi campak.
"Campak itu sebenarnya merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, tapi kenyataannya sampai saat ini PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan dengan Imunisasi) itu masih mengancam dunia," jelas dr Prima dalam Konferensi Pers Update Kasus Campak secara online, Jumat (20/1/2023).
"Padahal imunisasi kalau dilakukan dengan baik cakupannya juga bisa cukup tinggi, maka bisa menekan angka kematian 2 sampai 3 juta kemarin setiap tahun yang diakibatkan dari pdf3i tadi dari campak, Difteri, tetanus pertusis, dan influenza," tambahnya.
Kasus campak di Indonesia saat ini, merupakan dampak dari cakupan imunisasi yang masih rendah.
Sementara itu, Ketua Unit Kerja Koordinasi Penyakit Infeksi Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Anggraini Alam, SpA(K) menjelaskan bahwa penyakit campak efeknya cukup parah jika dibandingkan Omicron ataupun Covid-19.
Di mana kasus Covid-19 harus melakukan aktivitas yang berkerumun terlebih dahulu, baru terjadi penularan. Lebih lanjut, penyakit campak dinilai ebih berbahaya karena mampu menembus sistem kekebalan seseorang.
Bahkan, anak terkena campak bisa mengalami komplikasi mulai dari kebutaan, gizi buruk, radang otak, bahkan kematian. Menurutnya lebih mengerikan terkena campak, dibandingkan Covid-19.
"Kalau Campak ini ada yang meninggal misterius itu di Papua (dulu) itu jadi kita lebih takut. Jadi kita lebih takut campak, kalau Covid-19 itu belum ada temuan dia bikin lupa terhdap daya kebal," papar Drs Anggraini.
(hri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda