Sindrom Patah Hati Meningkat Selama Pandemi Covid-19

Selasa, 14 Juli 2020 - 17:30 WIB
Kabar baiknya, menurut Januzzi, orang-orang dengan kondisi ini biasanya pulih dengan cepat, tanpa kerusakan jantung jangka panjang. Kass mengatakan bahwa mengingat semua tekanan pandemi, mulai dari ketakutan akan virus hingga kehilangan pekerjaan hingga isolasi sosial tidak sulit untuk membayangkan mengapa stres kardiomiopati meningkat.

Namun, dia juga menemukan, sejak awal pandemi, banyak rumah sakit AS melihat penurunan yang signifikan pada pasien serangan jantung. Ini mungkin karena orang takut pergi ke UGD dan tidak menelepon 911. Dan, ini bisa menjadi salah satu alasan mengapa persentase diagnosis kardiomiopati stres meningkat.

Januzzi setuju bahwa itu bisa menjadi faktor. Yang menarik, tidak ada pasien dengan keluhan ini yang dinyatakan positif COVID-19. Kasus kardiomiopati stres terkait-COVID telah dilaporkan pada pasien dengan infeksi, tapi kasus yang terkait dengan pandemi itu sendiri akan menjadi baru.

Hal ini dinilai sangat masuk akal bahwa masa-masa penuh tekanan ini bisa mengarah pada peningkatan kondisi yang sebenarnya. Untuk masyarakat umum sangat penting untuk mengatasi gejala nyeri dada dan kesulitan bernapas dengan mengunjungi UGD dan biarkan dokter mendiagnosisnya.

Kalra juga mendesak orang untuk melakukan yang terbaik untuk mengelola stres seperti halnya berolahraga teratur atau menggunakan meditasi untuk menenangkan pikiran. Temuan ini dipublikasikan secara online 9 Juli di JAMA Network Open.
(alv)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More