Subvarian Orthrus di Indonesia Diyakini Bergejala Ringan, namun Rawan untuk Kelompok Ini

Rabu, 22 Februari 2023 - 18:02 WIB
Covid-19 subvarian Orthrus yang masuk ke Indonesia diyakini memiliki gejalan lebih ringan. / Foto: ilustrasi/dok. SINDOnews
JAKARTA - Covid-19 subvarian Orthrus yang masuk ke Indonesia diyakini memiliki gejalan lebih ringan. Pasalnya, menurut epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman, varian baru ini merupakan turunan dari varian Omicron BA.2.75.

Varian Omicron diketahui lebih mudah menular, namun memiliki gejala yang ringan, ketimbang varian-varian sebelumnya, termasuk Delta.

"Bukanlah nama resmi ya, ini adalah turunan dari Omicron yang pertama terdeteksi Asia Tenggara. Dan ini adalah turunan dari BA.2.75 sudah cicit, jadi permasalahannya adalah varian CH.1.1 ini selain ada tentu turunan dari BA.2.75," ungkap Dicky ketika dihubungi, Rabu (22/2/2023).





Menurut Dicky, Orthrus memiliki gejala yang ringan seperti flu, atau Omicron lainnya. Meskipun demikian, terdapat kelompok yang rawan jika terkena Orthrus.

Mereka yang masuk dalam kelompok rentan di antaranya pemilik komorbid, ibu hamil, dan anak-anak. Kelompok ini lebih rentan mengalami gejalan cenderung berat, terlebih jika belum divaksin.

"Yang terdampak bisa flu atau dalam bentuk gangguan pernapasan dalam beberapa kasus, ada gangguan di hidung dan juga di tenggorokan yang menjadi khas," terangnya.

"Perlu ditingkatkan vaksinasi booster, khususnya pada kelompok rawan dari sisi pekerjaan, ataupun dari kondisi tubuh. Kalau sisi pekerjaan yaitu tenaga kesehatan dan buruh. Kalau dari kondisi tubuh, seperti lansia dan ibu hamil. Dan jangan lupa vaksinasi primer, khususnya pada anak-anak," jelas Dicky.

Untuk diketahui, varian Orthrus dilaporkan kali pertama di India pada Juli 2022. Hingga 18 Januari sudah dilaporkan sebanyak lebih dari 12 ribu kasus di 66 negara, dengan kasus terbanyak di Inggris, Denmark, Singapura, dan Selandia Baru.



Orthrus saat ini masuk dalam kategori variants under monitoring Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai salah satu garis keturunan dari varian BA 2.75. Artinya, varian ini dicurigai memiliki karakteristik virus yang memicu risiko di masa mendatang.
(nug)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More