Kemenparekraf Gulirkan Gerakan BISA di Kabupaten Karimun
Selasa, 21 Juli 2020 - 00:23 WIB
JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kembali menggelar kegiatan Bersih, Indah, Sehat, Aman (BISA). Kali ini kegiatan tersebut dilakukan di Pantai Pelawan, Desa Pangke Barat, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau (Kepri) . Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan BISA yang telah digelar sebelumnya di sejumlah destinasi wisata Kepri.
(Baca juga: Lewat Gerakan BISA, Bintan Optimalkan Desa Wisata di Era New Normal )
Kegiatan melakukan aksi bersih-bersih di sekitar destinasi wisata ini diikuti 100 orang. Kemenparekraf/Baparekraf juga mendedikasikan alat-alat kebersihan berupa wastafel, sapu ijuk, sapu lidi, bak sampah, cangkul, parang, kantong plastik, keranjang sampah, pembersih lantai, hand sanitizer, sikat toilet dan lainnya.
Analis Perencanaan SDM Deputi Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf , Guntur Sakti dalam acara yang berlangsung di Pantai Pelawan, Minggu (19/7), mengatakan, BISA merupakan gerakan padat karya yang bertujuan untuk meningkatkan peran pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif dalam menangani dan meningkatkan kebersihan, keindahan, kesehatan, dan keamanan masyarakat di destinasi .
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karimun, Hj. Sensissiana; Kepala Desa Pangke Barat, M.Thamrin; Camat Meral Barat, Markus Tarigan; Kapolsek Meral Barat, AKP Dodi Santosa Putra; Kasubbag Keuangan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karimun, Dewi Suryani; dan Koptu Efin W.S. yang merupakan Babinsa Pangke Barat.
" Industri pariwisata Indonesia menghadapi berbagai tantangan akibat pandemi Covid-19 , mulai dari penurunan kedatangan wisman, perlambatan perjalanan domestik dan bahkan mempengaruhi usaha UMKM dan gejolak di sektor lapangan pekerjaan. Kini sektor pariwisata pun harus siap memasuki fase adaptasi kebiasaan baru," kata Guntur Sakti melalui keterangan tertulisnya, Senin (20/7).
Covid-19 mengubah perilaku wisatawan, di mana mereka akan lebih mengedepankan faktor kebersihan, kesehatan dan keamanan dalam melakukan perjalanan wisata. Karenanya seluruh pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif harus bisa mengantisipasi sejak awal kebutuhan wisatawan di era adaptasi kebiasaan baru atau new normal.
Hal itu juga sejalan dengan target Indonesia untuk meningkatkan ranking Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) pada 2020. Hasil TTCI 2019, pariwisata Indonesia masih menempati peringkat ke-102 dalam kategori Health and Hygiene, dan peringkat ke-80 dalam kategori Safety and Security dari 140 negara.
(Baca juga: Wisatawan Asing Siap Melancong Jika Diizinkan Masuk )
"Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran diri seluruh pemangku kepentingan pariwisata , terutama di sekitar Pantai Pelawan untuk dapat menghadirkan destinasi yang bersih, sehat, aman dan keberlangsungan lingkungan," ujar Guntur Sakti.
Gerakan BISA juga merupakan implementasi dari arahan Presiden Joko Widodo . Menurutnya, Presiden menginginkan adanya gerakan perlindungan sosial bagi pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif melalui semacam gerakan padat karya dan memberikan stimulus bagi para pelaku usaha di sektor parekraf. "Kami akan terus mendorong melakukan penerapan, pengawasan dan uji coba penerapan protokol kesehatan pada destinasi wisata , usaha pariwisata dan ekonomi kreatif," pungkasnya.
(Baca juga: Lewat Gerakan BISA, Bintan Optimalkan Desa Wisata di Era New Normal )
Kegiatan melakukan aksi bersih-bersih di sekitar destinasi wisata ini diikuti 100 orang. Kemenparekraf/Baparekraf juga mendedikasikan alat-alat kebersihan berupa wastafel, sapu ijuk, sapu lidi, bak sampah, cangkul, parang, kantong plastik, keranjang sampah, pembersih lantai, hand sanitizer, sikat toilet dan lainnya.
Analis Perencanaan SDM Deputi Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf , Guntur Sakti dalam acara yang berlangsung di Pantai Pelawan, Minggu (19/7), mengatakan, BISA merupakan gerakan padat karya yang bertujuan untuk meningkatkan peran pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif dalam menangani dan meningkatkan kebersihan, keindahan, kesehatan, dan keamanan masyarakat di destinasi .
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karimun, Hj. Sensissiana; Kepala Desa Pangke Barat, M.Thamrin; Camat Meral Barat, Markus Tarigan; Kapolsek Meral Barat, AKP Dodi Santosa Putra; Kasubbag Keuangan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karimun, Dewi Suryani; dan Koptu Efin W.S. yang merupakan Babinsa Pangke Barat.
" Industri pariwisata Indonesia menghadapi berbagai tantangan akibat pandemi Covid-19 , mulai dari penurunan kedatangan wisman, perlambatan perjalanan domestik dan bahkan mempengaruhi usaha UMKM dan gejolak di sektor lapangan pekerjaan. Kini sektor pariwisata pun harus siap memasuki fase adaptasi kebiasaan baru," kata Guntur Sakti melalui keterangan tertulisnya, Senin (20/7).
Covid-19 mengubah perilaku wisatawan, di mana mereka akan lebih mengedepankan faktor kebersihan, kesehatan dan keamanan dalam melakukan perjalanan wisata. Karenanya seluruh pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif harus bisa mengantisipasi sejak awal kebutuhan wisatawan di era adaptasi kebiasaan baru atau new normal.
Hal itu juga sejalan dengan target Indonesia untuk meningkatkan ranking Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) pada 2020. Hasil TTCI 2019, pariwisata Indonesia masih menempati peringkat ke-102 dalam kategori Health and Hygiene, dan peringkat ke-80 dalam kategori Safety and Security dari 140 negara.
(Baca juga: Wisatawan Asing Siap Melancong Jika Diizinkan Masuk )
"Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran diri seluruh pemangku kepentingan pariwisata , terutama di sekitar Pantai Pelawan untuk dapat menghadirkan destinasi yang bersih, sehat, aman dan keberlangsungan lingkungan," ujar Guntur Sakti.
Gerakan BISA juga merupakan implementasi dari arahan Presiden Joko Widodo . Menurutnya, Presiden menginginkan adanya gerakan perlindungan sosial bagi pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif melalui semacam gerakan padat karya dan memberikan stimulus bagi para pelaku usaha di sektor parekraf. "Kami akan terus mendorong melakukan penerapan, pengawasan dan uji coba penerapan protokol kesehatan pada destinasi wisata , usaha pariwisata dan ekonomi kreatif," pungkasnya.
(nug)
Lihat Juga :
tulis komentar anda