Studi: Anak yang Sering Mimpi Buruk Berisiko Idap Parkinson
Senin, 08 Mei 2023 - 21:44 WIB
JAKARTA - Studi terbaru menunjukkan bahwa anak yang sering mimpi buruk berisiko mengidap penyakit parkinson di kemudian hari. Parkinson adalah gangguan progresif yang disebabkan degenerasi sel saraf yang menyebabkan gangguan keseimbangan dan koordinasi tremor, kekakuan dan gerakan lambat.
Studi yang dilakukan di Rumah Sakit Kota Birmingham mengidentifikasi bahwa sering mengalami mimpi buruk selama anak-anak merupakan tanda awal atau faktor risiko mengembangkan demensia dan parkinson . Sampel sebanyak 6991 anak dianalisis dengan menilai adanya mimpi buruk saat berusia 7 dan 11 tahun.
Dilansir dari Times of India, Senin (8/5/2023) studi tersebut menyatakan bahwa dibandingkan dengan anak yang tidak mengalami mimpi buruk, anak yang mengalami mimpi buruk secara terus-menerus memiliki kemungkinan 85 persen lebih besar mengalami parkinson pada usia 50 tahun.
“Ada kemungkinan bahwa pada beberapa individu, mimpi buruk merupakan manifestasi awal dari penyakit neurodegeneratif terkait usia seperti parkinson, demensia atau alzheimer,” kata Konsultan Senior, Bedah Saraf & Tulang Belakang Rumah Sakit Fortis Dr. Jayesh Sardhara.
Penyakit ini terjadi akibat dari degenerasi saraf di daerah otak depan kanan yang diperlukan untuk mengatur emosi negatif selama tidur. Mimpi buruk dapat mengganggu tidur anak dan menyebabkan mereka terbangun tengah malam dengan perasaan takut dan kesal.
“Adalah normal bagi anak-anak untuk bermimpi tentang bahaya nyata seperti anjing agresif, hiu atau laba-laba, ketakutan imajiner seperti monster, peristiwa menyedihkan yang pernah mereka lihat atau alami,” jelas Sardhara.
“Mimpi buruk cenderung terjadi pada paruh kedua malam dan umum terjadi pada anak-anak segala usia. Terutama pada anak usia 10 tahun,” tambahnya.
Sebagai orang tua penting untuk mengenali kejadian seperti itu dan pada saat yang sama menghibur anak. Para ahli menyarankan untuk berbicara dengan tenang mimpi buruk dapat membantu mengurangi kekuatan emosionalnya, hindari mengabaikan rasa takut anak karena mimpi buruk dapat terasa nyata bagi mereka.
Yakinkan anak Anda bahwa semuanya baik-baik saja dan mereka aman. Jelaskan kepada anak bahwa itu adalah mimpi buruk, pastikan anak Anda dapat tidur dengan nyenyak. Pelukan, dekapan dan ciuman dapat menghilangkan rasa takut. Introspeksi interaksi sehari-hari dengan anak lain, televisi, game komputer atau pengalaman siang hari lainnya.
Menghindari pemicu ini dapat membantu menghindari mimpi buruk. Ada kemungkinan bahwa pengobatan tepat waktu akan menjadi strategi pencegahan utama untuk parkinson.
Studi yang dilakukan di Rumah Sakit Kota Birmingham mengidentifikasi bahwa sering mengalami mimpi buruk selama anak-anak merupakan tanda awal atau faktor risiko mengembangkan demensia dan parkinson . Sampel sebanyak 6991 anak dianalisis dengan menilai adanya mimpi buruk saat berusia 7 dan 11 tahun.
Dilansir dari Times of India, Senin (8/5/2023) studi tersebut menyatakan bahwa dibandingkan dengan anak yang tidak mengalami mimpi buruk, anak yang mengalami mimpi buruk secara terus-menerus memiliki kemungkinan 85 persen lebih besar mengalami parkinson pada usia 50 tahun.
“Ada kemungkinan bahwa pada beberapa individu, mimpi buruk merupakan manifestasi awal dari penyakit neurodegeneratif terkait usia seperti parkinson, demensia atau alzheimer,” kata Konsultan Senior, Bedah Saraf & Tulang Belakang Rumah Sakit Fortis Dr. Jayesh Sardhara.
Penyakit ini terjadi akibat dari degenerasi saraf di daerah otak depan kanan yang diperlukan untuk mengatur emosi negatif selama tidur. Mimpi buruk dapat mengganggu tidur anak dan menyebabkan mereka terbangun tengah malam dengan perasaan takut dan kesal.
“Adalah normal bagi anak-anak untuk bermimpi tentang bahaya nyata seperti anjing agresif, hiu atau laba-laba, ketakutan imajiner seperti monster, peristiwa menyedihkan yang pernah mereka lihat atau alami,” jelas Sardhara.
“Mimpi buruk cenderung terjadi pada paruh kedua malam dan umum terjadi pada anak-anak segala usia. Terutama pada anak usia 10 tahun,” tambahnya.
Sebagai orang tua penting untuk mengenali kejadian seperti itu dan pada saat yang sama menghibur anak. Para ahli menyarankan untuk berbicara dengan tenang mimpi buruk dapat membantu mengurangi kekuatan emosionalnya, hindari mengabaikan rasa takut anak karena mimpi buruk dapat terasa nyata bagi mereka.
Yakinkan anak Anda bahwa semuanya baik-baik saja dan mereka aman. Jelaskan kepada anak bahwa itu adalah mimpi buruk, pastikan anak Anda dapat tidur dengan nyenyak. Pelukan, dekapan dan ciuman dapat menghilangkan rasa takut. Introspeksi interaksi sehari-hari dengan anak lain, televisi, game komputer atau pengalaman siang hari lainnya.
Menghindari pemicu ini dapat membantu menghindari mimpi buruk. Ada kemungkinan bahwa pengobatan tepat waktu akan menjadi strategi pencegahan utama untuk parkinson.
(dra)
Lihat Juga :
tulis komentar anda