Melalui Sadar Wisata, Desa Wisata di Kawasan Borobudur Terus Lakukan Pengembangan
Rabu, 19 Juli 2023 - 16:43 WIB
Pada kesempatan yang sama, Local Champion Desa Wisata Bugisan, Klaten, Rudi Riono menambahkan bahwa kerja sama dengan hotel mendukung penjualan paket wisata dan produk kreatif yang selama ini telah dimiliki Desa Wisata Bugisan.
Akan tetapi, lanjut dia, masih membutuhkan sentuhan strategi promosi yang lebih gencar. "Kami juga berharap dapat meningkatkan bagaimana pelaku pariwisata di desa agar lebih prima dalam melayani wisawatan," sambungnya.
Salah satu narasumber Program KSW yang berasal dari kalangan Industri dan Asosiasi, I Ketut Suabawa turut berperan mendorong inisiasi kolaborasi desa wisata dengan industri perhotelan. Menurutnya, keberlanjutan menjadi tujuan berbagai aksi kolaborasi yang dilakukan selama program berjalan.
"Desa/kampung wsiata dapat melanjutkan koordinasi intensif dengan pihak industri, sebagai contoh, Kamwis Patehan di mana saya menjadi pendampingnya akan melakukan pertemuan dengan Emersia Malioboro Hotel, dengan pengajuan kegiatan pelatihan homestay dan promosi UMKM berupa Brownies Batik yang unik khas Patehan di lobi hotel untuk oleh-oleh tamu yang menginap," jelas dia.
Pada kesempatan sebelumnya, Deputi Budang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Martini M. Paham sempat menyampaikan pentingnya komitmen dan sinergitas unsur pentahelix dalam pembangunan sektor pariwisata, termasuk di desa-desa wisata.
"Untuk memastikan pariwisata mampu secara berkelanjutan memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat; komitmen, dukungan, dan kolaborasi seluruh komponen pentahelix adalah kunci sukses untuk mencapai tujuan tersebut," kata dia.
Kolaborasi merupakan salah satu pesan kunci yang selalu ditekankan Menparekraf/Kabaparekraf Sandiaga Salahuddin Uno pada berbagai kesempatan. Dalam hal ini, desa wisata, dikatakannya, memiliki andil penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Desa wisata telah menjadi pemenang di masa pandemi yang dapat menciptakan peluang usaha dan lapangan kerja guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan target tahun 2024 sebanyak 4,4 juta lapangan pekerjaan," tukasnya.
Akan tetapi, lanjut dia, masih membutuhkan sentuhan strategi promosi yang lebih gencar. "Kami juga berharap dapat meningkatkan bagaimana pelaku pariwisata di desa agar lebih prima dalam melayani wisawatan," sambungnya.
Salah satu narasumber Program KSW yang berasal dari kalangan Industri dan Asosiasi, I Ketut Suabawa turut berperan mendorong inisiasi kolaborasi desa wisata dengan industri perhotelan. Menurutnya, keberlanjutan menjadi tujuan berbagai aksi kolaborasi yang dilakukan selama program berjalan.
"Desa/kampung wsiata dapat melanjutkan koordinasi intensif dengan pihak industri, sebagai contoh, Kamwis Patehan di mana saya menjadi pendampingnya akan melakukan pertemuan dengan Emersia Malioboro Hotel, dengan pengajuan kegiatan pelatihan homestay dan promosi UMKM berupa Brownies Batik yang unik khas Patehan di lobi hotel untuk oleh-oleh tamu yang menginap," jelas dia.
Pada kesempatan sebelumnya, Deputi Budang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Martini M. Paham sempat menyampaikan pentingnya komitmen dan sinergitas unsur pentahelix dalam pembangunan sektor pariwisata, termasuk di desa-desa wisata.
"Untuk memastikan pariwisata mampu secara berkelanjutan memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat; komitmen, dukungan, dan kolaborasi seluruh komponen pentahelix adalah kunci sukses untuk mencapai tujuan tersebut," kata dia.
Kolaborasi merupakan salah satu pesan kunci yang selalu ditekankan Menparekraf/Kabaparekraf Sandiaga Salahuddin Uno pada berbagai kesempatan. Dalam hal ini, desa wisata, dikatakannya, memiliki andil penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Desa wisata telah menjadi pemenang di masa pandemi yang dapat menciptakan peluang usaha dan lapangan kerja guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan target tahun 2024 sebanyak 4,4 juta lapangan pekerjaan," tukasnya.
tulis komentar anda