Mengenal Kanker Prostat, Pengobatan dan Efek Sampingnya
Senin, 31 Juli 2023 - 15:24 WIB
JAKARTA - Kanker prostat adalah kondisi ketika sel prostat yang abnormal tumbuh secara tidak terkendali pada kelenjar prostat. Data International Agency for Research on Cancer dari World Health Organization menyebutkan kanker jenis ini tersering kedua dialami para pria.
Di Indonesia, kanker prostat terbanyak kelima pada pria dengan 13.563 kasus yang dilaporkan pada 2020. Yang lebih memprihatinkan sebagian besar kasus kanker prostat di negara kawasan berada pada stadium empat saat terdiagnosis, misalnya 32 persen di Singapura dan 52 persen di Malaysia.
Berdasarkan rekomendasi USPTF dan AUA 2018, individu berisiko rata-rata berusia antara 55 hingga 69 tahun dengan harapan hidup lebih dari 10 tahun, dapat mempertimbangkan tes PSA (Prostate Specific Antigen) dalam darah setiap 2 tahun untuk skrining kanker prostat dan meningkatkan angka deteksi dini.
Kanker prostat stadium awal sangat dapat disembuhkan dengan pembedahan dan atau radioterapi. Menurut Konsultan Senior dan Ahli Onkologi Medis di Parkway Cancer Centre (PCC) Singapura Dr Wong Siew Wei, ada banyak kemajuan dalam pengobatan kanker prostat stadium lanjut dalam beberapa tahun terakhir.
Sebelumnya, pasien hanya memiliki dua pilihan utama yakni terapi kekurangan androgen (ADT) dan setelah perkembangan kanker pada ADT, kemoterapi bagi mereka yang layak untuk menerimanya. Agen hormon novel oral baru (NHA) sangat efektif pada pasien yang gagal ADT, dan umumnya dapat ditoleransi dengan baik bahkan pada pasien lanjut usia.
Kemajuan baru lainnya termasuk terapi bertarget adalah dengan inhibitor Poly ADP ribose polimerase (PARP) oral, diagnostik berbasis antigen membran spesifik prostat (PSMA) dan radiofarmasi dan imunoterapi. Untuk pasien dengan kanker prostat stadium empat yang baru didiagnosis, standar perawatan baru adalah intensifikasi pengobatan dengan menambahkan agen hormon baru (NHA) dan atau kemoterapi ke standar perawatan androgen deprivation therapy (ADT) sebelumnya.
Secara historis, pengobatan dengan ADT menghasilkan respons hingga 95 persen karena sebagian besar pertumbuhan sel kanker prostat didorong oleh stimulasi testosteron. Namun, pasien yang menggunakan ADT saja cenderung mengalami perkembangan kanker dalam 18-24 bulan karena sel kanker memperoleh mutasi tambahan.
Menambahkan NHA dan atau kemoterapi ke ADT di muka bisa meningkatkan pengendalian kanker dan memungkinkan pasien untuk hidup lebih lama, seringkali dengan kualitas hidup yang lebih baik tanpa perkembangan kanker bergejala dini. Antigen membran spesifik prostat (PSMA) sangat diekspresikan secara berlebihan pada permukaan sebagian besar sel kanker prostat.
Di Indonesia, kanker prostat terbanyak kelima pada pria dengan 13.563 kasus yang dilaporkan pada 2020. Yang lebih memprihatinkan sebagian besar kasus kanker prostat di negara kawasan berada pada stadium empat saat terdiagnosis, misalnya 32 persen di Singapura dan 52 persen di Malaysia.
Berdasarkan rekomendasi USPTF dan AUA 2018, individu berisiko rata-rata berusia antara 55 hingga 69 tahun dengan harapan hidup lebih dari 10 tahun, dapat mempertimbangkan tes PSA (Prostate Specific Antigen) dalam darah setiap 2 tahun untuk skrining kanker prostat dan meningkatkan angka deteksi dini.
Kanker prostat stadium awal sangat dapat disembuhkan dengan pembedahan dan atau radioterapi. Menurut Konsultan Senior dan Ahli Onkologi Medis di Parkway Cancer Centre (PCC) Singapura Dr Wong Siew Wei, ada banyak kemajuan dalam pengobatan kanker prostat stadium lanjut dalam beberapa tahun terakhir.
Sebelumnya, pasien hanya memiliki dua pilihan utama yakni terapi kekurangan androgen (ADT) dan setelah perkembangan kanker pada ADT, kemoterapi bagi mereka yang layak untuk menerimanya. Agen hormon novel oral baru (NHA) sangat efektif pada pasien yang gagal ADT, dan umumnya dapat ditoleransi dengan baik bahkan pada pasien lanjut usia.
Baca Juga
Kemajuan baru lainnya termasuk terapi bertarget adalah dengan inhibitor Poly ADP ribose polimerase (PARP) oral, diagnostik berbasis antigen membran spesifik prostat (PSMA) dan radiofarmasi dan imunoterapi. Untuk pasien dengan kanker prostat stadium empat yang baru didiagnosis, standar perawatan baru adalah intensifikasi pengobatan dengan menambahkan agen hormon baru (NHA) dan atau kemoterapi ke standar perawatan androgen deprivation therapy (ADT) sebelumnya.
Secara historis, pengobatan dengan ADT menghasilkan respons hingga 95 persen karena sebagian besar pertumbuhan sel kanker prostat didorong oleh stimulasi testosteron. Namun, pasien yang menggunakan ADT saja cenderung mengalami perkembangan kanker dalam 18-24 bulan karena sel kanker memperoleh mutasi tambahan.
Menambahkan NHA dan atau kemoterapi ke ADT di muka bisa meningkatkan pengendalian kanker dan memungkinkan pasien untuk hidup lebih lama, seringkali dengan kualitas hidup yang lebih baik tanpa perkembangan kanker bergejala dini. Antigen membran spesifik prostat (PSMA) sangat diekspresikan secara berlebihan pada permukaan sebagian besar sel kanker prostat.
Lihat Juga :
tulis komentar anda