Peneliti Ungkap Bahaya Sedotan Kertas, dari Peningkatan Kolesterol hingga Tiroid

Selasa, 29 Agustus 2023 - 06:00 WIB
Sedotan berbahan kertas dinilai ramah lingkungan. Namun, penelitian terbaru mengungkap bahaya serius sedotan kertas bagi kesehatan, bahkan lebih parah dari sedotan plastik. Foto/ metro.co.uk.
JAKARTA - Sedotan berbahan kertas dinilai ramah lingkungan. Namun, penelitian terbaru mengungkap bahwa sedotan kertas sebenarnya memiliki bahaya yang serius bagi kesehatan, bahkan lebih parah dari sedotan plastik.

Menurut sebuah penelitian di Eropa, seperti dilansir Metro pada Senin (28/8/2023), sedotan kertas mengandung bahan kimia yang membutuhkan waktu ribuan tahun untuk terurai dan telah dikaitkan dengan kanker, masalah tiroid dan hati. Bahan kimia tersebut dikenal sebagai zat poli dan perfluoroalkil (PFAS).



Para peneliti mempelajari 39 merek sedotan yang berbeda dan menemukan bahwa 90 persen sedotan kertas mengandung bahan kimia PFAS. Bahan ini ditemukan pada sebagian besar sedotan yang diuji dan paling umum ditemukan pada sedotan yang terbuat dari kertas dan bambu.



Bahan-bahan itu terurai dengan sangat lambat dan berlangsung selama ribuan tahun dan telah dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan, termasuk rendahnya respons terhadap vaksin, berat badan lahir rendah, penyakit tiroid, peningkatan kadar kolesterol , kerusakan hati, kanker ginjal dan kanker testis.

Dikatakan bahwa satu-satunya sedotan yang bebas PFAS adalah sedotan stainless anti karat. Hasil analisis pertama di Eropa ini telah dipublikasikan di jurnal Food Additives and Contaminants.

Dr Thimo Groffen, seorang ilmuwan lingkungan di Universitas Antwerp, mengatakan bahwa sedotan yang terbuat dari bahan nabati, seperti kertas dan bambu, sering diiklankan sebagai lebih ramah lingkungan dan ramah lingkungan dibandingkan sedotan yang terbuat dari plastik.

Namun, kehadiran PFAS dalam sedotan ini berarti hal tersebut belum tentu benar. Saat ini semakin banyak negara, termasuk Inggris dan Belgia, yang melarang penjualan produk plastik sekali pakai, termasuk sedotan, dan versi nabati telah menjadi alternatif yang populer.

“PFAS dalam jumlah kecil, meski tidak berbahaya, dapat menambah beban kimia yang sudah ada di dalam tubuh,” kata Dr Groffen.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More