Memahami Hubungan Diabetes dan Stres, Perhatikan Kadar Gula Darah
Rabu, 06 September 2023 - 05:00 WIB
JAKARTA - Stres dapat menimbulkan berbagai efek fisik dan mental, termasuk peningkatan kadar glukosa darah.
Stres sendiri tidak dapat menyebabkan diabetes, namun beberapa bukti menunjukkan bahwa stres yang berlebihan dan kronis dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes.
Diabetes dan stres mempunyai hubungan timbal balik – mengalami stres dapat membuat pengelolaan diabetes menjadi lebih menantang dan menderita diabetes dapat berkontribusi pada peningkatan tingkat stres.
Pada saat yang sama, dia mengatakan bahwa penderita diabetes memiliki kemungkinan 20 persen lebih tinggi mengalami stres menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Senada dengan itu, Dr Vishal Sehgal, Presiden Portea Medical mengatakan bahwa stres kronis dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah dan resistensi insulin, sehingga mempersulit pengelolaan diabetes.
Dr Arbinder menyebutkan bahwa selain masalah kesehatan mental yang umum diketahui, fenomena yang disebut tekanan diabetes juga banyak terjadi di kalangan penderita diabetes.
“Sekitar 33 persen hingga 50 persen penderita diabetes mengalami kondisi ini. Distress diabetes mencakup gangguan emosional dan psikologis yang berhubungan langsung dengan pengelolaan kondisi tersebut. Penderita diabetes sering kali mengalami kekhawatiran dalam mengontrol gula darahnya, ketakutan terhadap hipoglikemia, kekhawatiran akan komplikasi jangka panjang, dan tekanan untuk melakukan pemantauan diri secara terus menerus. Faktor-faktor ini dapat menimbulkan tekanan yang signifikan dan menghambat kepatuhan terhadap upaya pengelolaan diabetes,” tutur dia.
Stres sendiri tidak dapat menyebabkan diabetes, namun beberapa bukti menunjukkan bahwa stres yang berlebihan dan kronis dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes.
Diabetes dan stres mempunyai hubungan timbal balik – mengalami stres dapat membuat pengelolaan diabetes menjadi lebih menantang dan menderita diabetes dapat berkontribusi pada peningkatan tingkat stres.
Hubungan antara stres dan diabetes
“Di dunia yang serba cepat saat ini, stres telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Ada banyak sumber stres yang dapat bermanifestasi sebagai respons emosional, seperti ketakutan atau kemarahan, serta reaksi fisik seperti berkeringat dan detak jantung yang meningkat atau kombinasi keduanya. Hal ini dapat berdampak signifikan pada kadar gula darah, menyebabkannya melonjak karena pelepasan kortisol,” kata Dr Arbinder, Co-founder & CEO Fitterfly seperti dilansir Indian Express pada Selasa (5/9/2023).Pada saat yang sama, dia mengatakan bahwa penderita diabetes memiliki kemungkinan 20 persen lebih tinggi mengalami stres menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Senada dengan itu, Dr Vishal Sehgal, Presiden Portea Medical mengatakan bahwa stres kronis dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah dan resistensi insulin, sehingga mempersulit pengelolaan diabetes.
Dr Arbinder menyebutkan bahwa selain masalah kesehatan mental yang umum diketahui, fenomena yang disebut tekanan diabetes juga banyak terjadi di kalangan penderita diabetes.
“Sekitar 33 persen hingga 50 persen penderita diabetes mengalami kondisi ini. Distress diabetes mencakup gangguan emosional dan psikologis yang berhubungan langsung dengan pengelolaan kondisi tersebut. Penderita diabetes sering kali mengalami kekhawatiran dalam mengontrol gula darahnya, ketakutan terhadap hipoglikemia, kekhawatiran akan komplikasi jangka panjang, dan tekanan untuk melakukan pemantauan diri secara terus menerus. Faktor-faktor ini dapat menimbulkan tekanan yang signifikan dan menghambat kepatuhan terhadap upaya pengelolaan diabetes,” tutur dia.
tulis komentar anda