GorryWell Bantu Perusahaan Optimalkan Employee Wellness dengan Teknologi Kesehatan
Senin, 20 November 2023 - 14:41 WIB
JAKARTA - Menuju Indonesia Emas 2045, optimisasi produktivitas dan kualitas sumber daya manusia menjadi pilar strategis dalam pencapaiannya. Usia senior tidak lepas dari tren di mana produktivitas dan kesehatan seseorang menurun.
Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan RI tahun 2018, terjadi peningkatan penyakit jantung dan diabetes pada umur 45 hingga 54 tahun sebesar 400 persen. Hal tersebut mendorong menurunnya produktivitas karyawan yang bisa berdampak pada kinerja perusahaan. Ditambah lagi adanya aturan dalam UU 6/2023 serta PP 45/2015, di mana usia pensiun pada 2023 hingga 2025 menjadi 59 tahun hingga seterusnya maksimal 65 tahun.
Menurut William Susilo Yunior, Chairman dan Co-Founder GorryWell, sebuah perusahaan teknologi kesehatan (health-tech) asli Indonesia yang berfokus pada employee wellness, assistance, dan safety management programs, produktivitas seseorang seharusnya tetap pada titik optimal meskipun usia bertambah. Namun kesadaraan masyarakat dalam menjaga pola hidup sehat ternyata tidak selalu berbanding lurus dengan bertambahnya usia.
“Tentu ini bisa membawa dampak material bagi perusahaan, di mana perusahaan harus menaati regulasi pemerintah mengenai naiknya batas usia pensiun, tapi di sisi lain perlu menjaga sekaligus mengoptimalkan produktivitas karyawan, termasuk karyawan senior,” tuturnya di Jakarta belum lama ini.
Selain itu, tambah William, karyawan muda pun rentan terhadap penurunan produktivitas akibat risiko penyakit kronis seperti obesitas dan pre-diabetes, depresi, gerd atau gangguan lambung, tekanan darah tinggi, hingga penyakit akibat kebiasaan merokok.
Berdasarkan riset Universitas Harvard, biaya produktivitas akibat risiko penyakit kronis mencapai 2.3 kali lebih tinggi bagi perusahaan dibandingkan biaya berobat.
“Tentu karyawan yang memiliki hambatan produktivitas membutuhkan perhatian dari manajemen perusahaan, khususnya dalam hal pencegahan penyakit kronis, penanggulangan mental health, manajemen kelelahan, hingga wellness sustainability bagi karyawan, keluarga, dan komunitasnya,” kata William.
Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan RI tahun 2018, terjadi peningkatan penyakit jantung dan diabetes pada umur 45 hingga 54 tahun sebesar 400 persen. Hal tersebut mendorong menurunnya produktivitas karyawan yang bisa berdampak pada kinerja perusahaan. Ditambah lagi adanya aturan dalam UU 6/2023 serta PP 45/2015, di mana usia pensiun pada 2023 hingga 2025 menjadi 59 tahun hingga seterusnya maksimal 65 tahun.
Menurut William Susilo Yunior, Chairman dan Co-Founder GorryWell, sebuah perusahaan teknologi kesehatan (health-tech) asli Indonesia yang berfokus pada employee wellness, assistance, dan safety management programs, produktivitas seseorang seharusnya tetap pada titik optimal meskipun usia bertambah. Namun kesadaraan masyarakat dalam menjaga pola hidup sehat ternyata tidak selalu berbanding lurus dengan bertambahnya usia.
“Tentu ini bisa membawa dampak material bagi perusahaan, di mana perusahaan harus menaati regulasi pemerintah mengenai naiknya batas usia pensiun, tapi di sisi lain perlu menjaga sekaligus mengoptimalkan produktivitas karyawan, termasuk karyawan senior,” tuturnya di Jakarta belum lama ini.
Selain itu, tambah William, karyawan muda pun rentan terhadap penurunan produktivitas akibat risiko penyakit kronis seperti obesitas dan pre-diabetes, depresi, gerd atau gangguan lambung, tekanan darah tinggi, hingga penyakit akibat kebiasaan merokok.
Berdasarkan riset Universitas Harvard, biaya produktivitas akibat risiko penyakit kronis mencapai 2.3 kali lebih tinggi bagi perusahaan dibandingkan biaya berobat.
“Tentu karyawan yang memiliki hambatan produktivitas membutuhkan perhatian dari manajemen perusahaan, khususnya dalam hal pencegahan penyakit kronis, penanggulangan mental health, manajemen kelelahan, hingga wellness sustainability bagi karyawan, keluarga, dan komunitasnya,” kata William.
tulis komentar anda