Risiko Kencing Nanah yang Tak Diobati, dari Infeksi Janin hingga Mandul
Sabtu, 08 Agustus 2020 - 11:40 WIB
JAKARTA - Lantaran merasa malu, penderita gonore (GO) atau kencing nanah kerap mengabaikan penyakitnya itu dengan tidak berobat pada dokter. Padahal, penyakit yang secara awam diistilahkan sebagai "pilek pada alat kelamin" ini sangat menular dan jika dibiarkan parah bakal menimbulkan risiko berbahaya, baik bagi si penderita maupun bayi yang dikandung oleh ibu penderita GO.
GO yang disebabkan oleh bakteri Neisseria Gonorrhoeae itu termasuk salah satu penyakit infeksi menular seksual (IMS) berbahaya. Bakteri tersebut ditularkan ketika seseorang melakukan kontak seksual dengan orang yang terinfeksi, bahkan dapat menular dari ibu kepada bayinya selama proses persalinan. ( )
Menurut CEO Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Pramudia dr. Anthony Handoko, SpKK, FINSDV, kurangnya data pelaporan resmi di Indonesia akibat survei yang tak menyeluruh dan periodik menyebabkan tidak tersedia data akurat untuk prevalensi GO di Tanah Air. Meski demikian, menurut data terakhir WHO, pada 2018 terdapat 98 juta kasus baru GO.
"Diperkirakan terdapat sekitar 2 juta kasus baru GO di Indonesia setiap tahun. Sementara di Amerika Serikat, angka kejadian GO merupakan IMS ke-2 terbanyak setelah chlamydia," kata dr. Anthony dalam media briefing virtual, belum lama ini.
GO yang dibiarkan berkembang, lanjut dr. Anthony, bakal mengakibatkan berbagai risiko berbahaya, antara lain komplikasi ringan hingga berat.
Infeksi bakteri pada wanita hamil yang tidak segera diobati banyak sekali dikaitkan dengan keguguran, kelahiran prematur, berat lahir rendah, ketuban pecah dini, korioamnionitis, atau komplikasi kehamilan lain sehingga bisa menginfeksi janin. Para wanita hamil yang mengidap penyakit ini bahkan dapat langsung menginfeksi bayi mereka, khususnya ketika proses persalinan. Hal tersebut terjadi karena bayi bersentuhan langsung dengan sekresi genital dari ibunya.
Infertilitas atau kemandulan juga menjadi masalah yang bisa disebabkan oleh GO. Sebab, bakteri Neisseria Gonorrhoeae dapat memengaruhi morbiditas saluran reproduksi, termasuk infertilitas faktor tuba dan penyakit radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID). PID ini menyebabkan jaringan parut pada tuba falopi sehingga menghalangi jalur sel telur yang dikeluarkan dari ovarium, sehingga mencegah kehamilan alami dan menyebabkan infertilitas.
Sedangkan pada pria, GO dapat menyebabkan tabung kecil melingkar di bagian belakang testis, di mana saluran sperma berada (epididimis) menjadi meradang (epididimitis) sehingga menjadi infertil .
Pada pria, GO dapat dideteksi bila ditemukan cairan atau nanah berwarna putih kehijauan yang keluar dari lubang genital. Pria yang terinfeksi GO juga biasanya bakal merasakan nyeri saat berkemih. (Baca Juga: penyakit
GO yang disebabkan oleh bakteri Neisseria Gonorrhoeae itu termasuk salah satu penyakit infeksi menular seksual (IMS) berbahaya. Bakteri tersebut ditularkan ketika seseorang melakukan kontak seksual dengan orang yang terinfeksi, bahkan dapat menular dari ibu kepada bayinya selama proses persalinan. ( )
Menurut CEO Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Pramudia dr. Anthony Handoko, SpKK, FINSDV, kurangnya data pelaporan resmi di Indonesia akibat survei yang tak menyeluruh dan periodik menyebabkan tidak tersedia data akurat untuk prevalensi GO di Tanah Air. Meski demikian, menurut data terakhir WHO, pada 2018 terdapat 98 juta kasus baru GO.
"Diperkirakan terdapat sekitar 2 juta kasus baru GO di Indonesia setiap tahun. Sementara di Amerika Serikat, angka kejadian GO merupakan IMS ke-2 terbanyak setelah chlamydia," kata dr. Anthony dalam media briefing virtual, belum lama ini.
GO yang dibiarkan berkembang, lanjut dr. Anthony, bakal mengakibatkan berbagai risiko berbahaya, antara lain komplikasi ringan hingga berat.
Infeksi bakteri pada wanita hamil yang tidak segera diobati banyak sekali dikaitkan dengan keguguran, kelahiran prematur, berat lahir rendah, ketuban pecah dini, korioamnionitis, atau komplikasi kehamilan lain sehingga bisa menginfeksi janin. Para wanita hamil yang mengidap penyakit ini bahkan dapat langsung menginfeksi bayi mereka, khususnya ketika proses persalinan. Hal tersebut terjadi karena bayi bersentuhan langsung dengan sekresi genital dari ibunya.
Infertilitas atau kemandulan juga menjadi masalah yang bisa disebabkan oleh GO. Sebab, bakteri Neisseria Gonorrhoeae dapat memengaruhi morbiditas saluran reproduksi, termasuk infertilitas faktor tuba dan penyakit radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID). PID ini menyebabkan jaringan parut pada tuba falopi sehingga menghalangi jalur sel telur yang dikeluarkan dari ovarium, sehingga mencegah kehamilan alami dan menyebabkan infertilitas.
Sedangkan pada pria, GO dapat menyebabkan tabung kecil melingkar di bagian belakang testis, di mana saluran sperma berada (epididimis) menjadi meradang (epididimitis) sehingga menjadi infertil .
Pada pria, GO dapat dideteksi bila ditemukan cairan atau nanah berwarna putih kehijauan yang keluar dari lubang genital. Pria yang terinfeksi GO juga biasanya bakal merasakan nyeri saat berkemih. (Baca Juga: penyakit
Lihat Juga: TB Penyakit Menular Paling Mematikan, Begini Langkah Efektif Pencegahan dan Pengobatannya
(tsa)
tulis komentar anda