Jangan Panik! Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Bisa via Daring

Senin, 10 Agustus 2020 - 13:26 WIB
Berdasarkan data RISKESDAS 2018 dari Kemenkes, permasalahan gusi berdarah dialami 13,9 persen penduduk DKI. bagaimana mengatasi masalah gigi saat pandemi? Foto/Istimewa.
JAKARTA - Tenaga medis dan fasilitas pelayanan gigi di DKI Jakarta sudah cukup memadai, tapi angka permasalahan gigi dan mulut masih cukup tinggi. Berdasarkan data RISKESDAS 2018 dari Kemenkes, permasalahan gusi berdarah dialami 13,9 persen penduduk DKI Jakarta atau setara dengan 1,5 juta penduduk.

Sementara, untuk permasalahan gigi berlubang dialami 41,3 persen atau setara dengan 4,3 juta penduduk DKI Jakarta. Sedangkan jumlah permasalahan gusi bengkak dan keluar bisul (abses) dialami 15,4 persen dari total populasi penduduk DKI Jakarta atau setara dengan 1,6 juta jiwa.

“Sakit gigi jangan disepelekan karena kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan,” kata Dr. Drg. Armelia Sari, M.Kes Ketua Tim Pelaksana PKM FKG Usakti. (Baca juga: Masa Pandemi, Penderita Diabetes Harus Disipilin Jaga Protokol Kesehatan ).

Gangguan kesehatan gigi dan mulut dapat berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari, di antaranya menurunnya kesehatan secara umum, menurunkan tingkat kepercayaan diri, mengganggu performa dan kehadiran di sekolah, tempat kerja atau aktivitas lainnya. Hal itu yang mendorong GIGI.ID, aplikasi teledentistry pertama di Indonesia bekerja sama dengan Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti menggelar edukasi serta pelatihan mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut di era new normal via daring (online).



Dalam edukasi dan pelatihan yang melibatkan warga dan tokoh masyarakat RW 012 Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, OKM pimpinan Dr. Drg. Armelia Sari, M.Kes dibantu rekan-rekan dokter gigi muda, Louis Anastsya, S.KG, Jesslyn, S.KG, Heidi Amanda, S.KG, Thalia Venessa, S.KG, dan Mega Cahyati, SE.

Salah satu masalah gigi yang paling umum adalah gigi berlubang. Dokter muda FKG Trisakti, Louis Anastsya, S.KG dan Jesslyn, S.KG mengatakan gigi berlubang merupakan masalah yang ditemukan pada 3,85 miliar orang di dunia, diantaranya 2,4 miliar pada gigi orang dewasa dan 485 juta anak-anak.

"Gigi berlubang berawal dari sisa makanan dan minuman pada mulut kita yang tidak dibersihkan secara baik. Sisa makanan ini mengalami proses pembentukan asam oleh bakteri di mulut. Keadaan asam ini yang akhirnya menyebabkan permukaan gigi terkikis dan seiring berjalannya waktu menjadi gigi berlubang," papar Louis.

Namun, di tengah pandemi, masyarakat dihimbau tetap beraktivitas di rumah saja. Persatuan Dokter Gigi Indonesia dan Konsil Kedokteran Indonesia juga menghimbau masyarakat untuk menunda ke dokter gigi kecuali dalam keadaan darurat.

"Masyarakat saat ini juga bisa memanfaatkan teknologi teledentistry, dimana sebelum datang ke klinik bisa dikonsultasi via online dengan dokter gigi melalui aplikasi yang telah ada sebelumnya," jelas Dr. drg. Armelia Sari, M.Kes.

Lewat teledentistry, Dr. drg. Armelia Sari, M.Kes mengatakan tekologi tiu memberikan banyak manfaat, baik untuk dokter gigi maupun untuk masyarakat sebagai pasien. Diantaranya menghemat biaya dan waktu, memudahkan masyarakat mengetahui kondisi gigi sebelum datang ke dokter gigi, membantu masyarakat dalam pencarian klinik terdekat, menyediakan beberapa fitur aplikasi yang dapat mempermudah pasien dalam menyampaikan kondisi gigi yang dikeluhkan, serta dapat mempermudah dokter dan masyarakat (pasien) berkomunikasi jarak jauh.

"Aplikasi GIGI.ID diharapan dapat memberikan manfaat seluas-luasnya bagi masyarakat dan dapat di akses secara gratis. Jadi, masyarakat tidak perlu takut lagi untuk periksa gigi,” bebernya.
(tdy)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More