Nusantics Luncurkan Layanan Deteksi Microbiome lewat Swab Wajah
Selasa, 11 Agustus 2020 - 15:31 WIB
JAKARTA - Kesehatan pada masa new normal Covid-19 saat ini menjadi prioritas utama masyarakat. Meskipun begitu, bukan berarti sebagian orang, khususnya perempuan, melupakan urusan merawat kecantikan . Perawatan yang menawarkan manfaat kesehatan sekaligus kecantikan pun menjadi alternatif utama.
(Baca juga: Imbas Terinfeksi COVID-19, Alyssa Milano Alami Kerontokan Rambut Parah )
Berupaya memberikan hal tersebut, startup lokal berbasis teknologi genomics, Nusantics meluncurkan layanan yang dapat membantu masyarakat memahami kesehatan kulit secara holistik, berteknologi tinggi namun tetap dekat dengan alam. Layanan tersebut diluncurkan setelah tim riset dan teknologi Nusantics mengembangkan riset untuk mendiagnosa microbiome pada tubuh manusia, terutama kulit selama satu tahun terakhir.
Microbiome merupakan kumpulan mikroorganisme tak kasat mata seperti jamur, virus dan bakteri yang hidup pada seluruh makhluk hidup di muka bumi, termasuk dalam tubuh manusia. Meskipun tidak terlihat, keberadaan mereka justru sangat menentukan kesehatan dan imunitas tubuh kita, tak terkecuali kulit.
Bergesernya keseimbangan microbiome merupakan salah satu sumber penyebab berbagai masalah kulit. Untuk mengetahui keseimbangan dan variasi microbiome kulit, Nusantics meluncurkan layanan analisa microbiome kulit pertama di Indonesia, Nusantics Biome Scan.
Setelah sempat terhenti karena fokus berkontribusi dalam mendesain purwarupa utama RT-PCR Covid-19 Test Kit berbasis strain virus lokal yang dibentuk tim gugus tugas BPPT dengan teknologi genomics yang sama, kini Nusantics dapat membuka Hub pertamanya yang berlokasi di kawasan Jakarta Selatan.
(Baca juga: Studi: Obesitas Bisa Membuat Vaksin Covid-19 Tak Efektif )
"Layanan Biome Scan ini prinsipnya sama dengan swab test , tetapi dilakukan di kulit wajah. Dari swab test ini konsumen dapat mengetahui komposisi bakteri dan jamur yang ada di kulitnya sehingga bisa dijadikan acuan agar lebih selektif terhadap pemilihan produk kecantikan yang digunakan. Karena, keseimbangan dan variasi microbiome itu penting banget untuk dimonitor. Misalnya kalau jamur terlalu banyak bisa bruntusan, kalau terlalu sedikit rentan jerawat," tutur co-founder dan CEO Nusantics, Sharlini Eriza Putri dalam keterangan resminya, Selasa (11/8).
Selain deteksi microbiome melalui metode swab wajah, konsumen juga akan melalui rangkaian proses analisa kulit dengan skin analyzer akurat berkualitas riset. Alat ini dapat mendeteksi tingkat sebum, pH, hidrasi, melanin, hingga tingkat glowing kulit. Konsumen juga akan melalui proses wawancara yang diisi dengan transfer informasi mengenai microbiome dalam kehidupan sehari-hari dan tak jarang membelalak mata.
Salah satu pelanggan Nusantics bernama Indah Melati mengungkapkan bahwa dirinya sangat puas setelah mencoba swab test kulit wajah dengan Biome Scan. "Selain menggabungkan science, aku enggak nyangka ternyata pendekatannya juga alami. Karena mereka juga punya rangkaian produk clean beauty skin care berbahan alami yang ramah bagi microbiome dan facial spa yang semuanya pake bahan natural," ujarnya.
(Baca juga: Rusia Umumkan Vaksin Covid-19 Pertama )
Sementara itu, Sharlini juga mengutarakan bahwa Nusantics Hub dirancang khusus sesuai dengan standar protokol Covid-19 agar tetap aman bagi pelanggan dan staf Nusantics. Seluruh hasil analisa microbiome kulit melalui Biome Scan juga dapat dilihat dalam bentuk laporan digital yang terintegrasi dari akun konsumen yang ada di web Nusantics sehingga meminimalisir kontak langsung.
(Baca juga: Imbas Terinfeksi COVID-19, Alyssa Milano Alami Kerontokan Rambut Parah )
Berupaya memberikan hal tersebut, startup lokal berbasis teknologi genomics, Nusantics meluncurkan layanan yang dapat membantu masyarakat memahami kesehatan kulit secara holistik, berteknologi tinggi namun tetap dekat dengan alam. Layanan tersebut diluncurkan setelah tim riset dan teknologi Nusantics mengembangkan riset untuk mendiagnosa microbiome pada tubuh manusia, terutama kulit selama satu tahun terakhir.
Microbiome merupakan kumpulan mikroorganisme tak kasat mata seperti jamur, virus dan bakteri yang hidup pada seluruh makhluk hidup di muka bumi, termasuk dalam tubuh manusia. Meskipun tidak terlihat, keberadaan mereka justru sangat menentukan kesehatan dan imunitas tubuh kita, tak terkecuali kulit.
Bergesernya keseimbangan microbiome merupakan salah satu sumber penyebab berbagai masalah kulit. Untuk mengetahui keseimbangan dan variasi microbiome kulit, Nusantics meluncurkan layanan analisa microbiome kulit pertama di Indonesia, Nusantics Biome Scan.
Setelah sempat terhenti karena fokus berkontribusi dalam mendesain purwarupa utama RT-PCR Covid-19 Test Kit berbasis strain virus lokal yang dibentuk tim gugus tugas BPPT dengan teknologi genomics yang sama, kini Nusantics dapat membuka Hub pertamanya yang berlokasi di kawasan Jakarta Selatan.
(Baca juga: Studi: Obesitas Bisa Membuat Vaksin Covid-19 Tak Efektif )
"Layanan Biome Scan ini prinsipnya sama dengan swab test , tetapi dilakukan di kulit wajah. Dari swab test ini konsumen dapat mengetahui komposisi bakteri dan jamur yang ada di kulitnya sehingga bisa dijadikan acuan agar lebih selektif terhadap pemilihan produk kecantikan yang digunakan. Karena, keseimbangan dan variasi microbiome itu penting banget untuk dimonitor. Misalnya kalau jamur terlalu banyak bisa bruntusan, kalau terlalu sedikit rentan jerawat," tutur co-founder dan CEO Nusantics, Sharlini Eriza Putri dalam keterangan resminya, Selasa (11/8).
Selain deteksi microbiome melalui metode swab wajah, konsumen juga akan melalui rangkaian proses analisa kulit dengan skin analyzer akurat berkualitas riset. Alat ini dapat mendeteksi tingkat sebum, pH, hidrasi, melanin, hingga tingkat glowing kulit. Konsumen juga akan melalui proses wawancara yang diisi dengan transfer informasi mengenai microbiome dalam kehidupan sehari-hari dan tak jarang membelalak mata.
Salah satu pelanggan Nusantics bernama Indah Melati mengungkapkan bahwa dirinya sangat puas setelah mencoba swab test kulit wajah dengan Biome Scan. "Selain menggabungkan science, aku enggak nyangka ternyata pendekatannya juga alami. Karena mereka juga punya rangkaian produk clean beauty skin care berbahan alami yang ramah bagi microbiome dan facial spa yang semuanya pake bahan natural," ujarnya.
(Baca juga: Rusia Umumkan Vaksin Covid-19 Pertama )
Sementara itu, Sharlini juga mengutarakan bahwa Nusantics Hub dirancang khusus sesuai dengan standar protokol Covid-19 agar tetap aman bagi pelanggan dan staf Nusantics. Seluruh hasil analisa microbiome kulit melalui Biome Scan juga dapat dilihat dalam bentuk laporan digital yang terintegrasi dari akun konsumen yang ada di web Nusantics sehingga meminimalisir kontak langsung.
(nug)
Lihat Juga :
tulis komentar anda