Pernah Jadi Pejuang Dua Garis Biru, Meutya Hafid Berbagi Kisah Lewat Buku Lyora
Kamis, 25 Januari 2024 - 18:03 WIB
NUSA DUA - Ketua Komisi 1 DPR Meutya Hafid merilis buku terbaru berjudul "LYORA: Keajaiban yang Dinanti". Buku yang ditulis oleh Fenty Effendy itu mengisahkan perjalanan pribadi Meutya yang mengharukan ketika mengandung putrinya, Lyora, setelah 10 kali percobaan bayi tabung.
Dalam bukunya, Meutya Hafid menceritakan tantangan yang dihadapinya bersama sang suami, Noer Fajrieansyah. Politisi Partai Golkar ini juga membagikan perasaan putus asa yang mengiringi setiap upaya bayi tabung yang gagal.
Sebagai pejuang dua garis, Meutya menyampaikan pesan penting bahwa infertilitas adalah suatu masalah kesehatan yang serius, dan setiap pasangan berhak mendapatkan dukungan serta akses terhadap perawatan yang diperlukan.
"Berbagai program hamil yang saya jalani cukup panjang dan beragam yang sudah dilalui, mulai dari pengobatan alternatif sampai pengobatan lain bersama suami tidak membuahkan hasil. Pada akhirnya kami memutuskan untuk melakukan jalur medis serta mencari informasi tentang dokter dan klinik bayi tabung IVF yang akhirnya kami memutuskan melakukan program hamil di Morula IVF Jakarta," beber Meutya Hafid dalam keterangan tertulisnya pada acara sharing stories buku “LYORA: Keajaiban yang Dinanti” di Nusa Dua, Bali, Rabu (24/1/2024).
Sementara itu, penulis buku Lyora, Fenty Effendy mengungkapkan bahwa buku ini merupakan kisah eksklusif yang untuk pertama kali dibagikan kepada publik dari Meutya Hafid.
"Dan, dari cerita awal ketika Meutya bilang salah satu yang membuatnya kuat, bertahan, adalah karena banyak membaca, saya pun bersemangat menuliskan,” ujar Fenty Effendy.
Untuk diketahui, PT Morula Indonesia kembali menggelar kegiataan sharing pasien sukses IVF Morula Indonesia Meutya Hafid dan sharing stories buku “LYORA: Keajaiban yang Dinanti”. Kegiatan roadshow sharing stories yang kedua ini diselenggarakan di Bunda Morula, Nusa Dua, Bali.
Meutya Hafid juga menyoroti bahwa kesehatan reproduksi adalah hak asasi manusia yang harus dijamin oleh negara. Ia percaya bahwa pasangan infertil memiliki hak yang sama untuk mendapatkan perawatan dan dukungan dari pemerintah.
"Masalah fertilitas atau kesuburan hingga saat ini belum termasuk masalah kesehatan yang ditanggung oleh BPJS. Padahal infertilitas secara resmi telah diakui sebagai penyakit oleh WHO, dan kesehatan reproduksi merupakan hak setiap warga negara. Dengan demikian, sudah seharusnya negara seharusnya hadir untuk mendukung pengobatan infertilitas," papar mantan jurnalis yang pernah disandera di Irak itu.
Buku "LYORA: Keajaiban yang Dinanti" tidak hanya menginspirasi dan memberikan harapan bagi pasangan infertil, tetapi juga menyoroti pentingnya perubahan dalam pendekatan masyarakat dan pemerintah terhadap infertilitas.
Melalui bukunya, Meutya Hafid berharap bisa mengubah stigma dan sikap negatif yang masih sering terkait dengan masalah infertilitas. Ia ingin mendorong perubahan sosial yang lebih luas dalam pemahaman dan dukungan terhadap pasangan infertil.
Sebagai salah satu pioner bayi tabung di Indonesia, Morula IVF Indonesia saat ini telah melebarkan sayapnya dengan menambah fasilitas klinik dan Rumah Sakit Ibu dan Anak di Nusa Dua dan Denpasar yang akan datang untuk mempermudah warga Bali yang ingin meraih impian untuk memiliki buah hati melalui program IVF.
Lihat Juga: Menkomdigi Meutya Hafid Kunjungi NTT, Ajak Masyarakat Kawal Penggunaan Internet pada Anak
Dalam bukunya, Meutya Hafid menceritakan tantangan yang dihadapinya bersama sang suami, Noer Fajrieansyah. Politisi Partai Golkar ini juga membagikan perasaan putus asa yang mengiringi setiap upaya bayi tabung yang gagal.
Sebagai pejuang dua garis, Meutya menyampaikan pesan penting bahwa infertilitas adalah suatu masalah kesehatan yang serius, dan setiap pasangan berhak mendapatkan dukungan serta akses terhadap perawatan yang diperlukan.
"Berbagai program hamil yang saya jalani cukup panjang dan beragam yang sudah dilalui, mulai dari pengobatan alternatif sampai pengobatan lain bersama suami tidak membuahkan hasil. Pada akhirnya kami memutuskan untuk melakukan jalur medis serta mencari informasi tentang dokter dan klinik bayi tabung IVF yang akhirnya kami memutuskan melakukan program hamil di Morula IVF Jakarta," beber Meutya Hafid dalam keterangan tertulisnya pada acara sharing stories buku “LYORA: Keajaiban yang Dinanti” di Nusa Dua, Bali, Rabu (24/1/2024).
Sementara itu, penulis buku Lyora, Fenty Effendy mengungkapkan bahwa buku ini merupakan kisah eksklusif yang untuk pertama kali dibagikan kepada publik dari Meutya Hafid.
"Dan, dari cerita awal ketika Meutya bilang salah satu yang membuatnya kuat, bertahan, adalah karena banyak membaca, saya pun bersemangat menuliskan,” ujar Fenty Effendy.
Untuk diketahui, PT Morula Indonesia kembali menggelar kegiataan sharing pasien sukses IVF Morula Indonesia Meutya Hafid dan sharing stories buku “LYORA: Keajaiban yang Dinanti”. Kegiatan roadshow sharing stories yang kedua ini diselenggarakan di Bunda Morula, Nusa Dua, Bali.
Meutya Hafid juga menyoroti bahwa kesehatan reproduksi adalah hak asasi manusia yang harus dijamin oleh negara. Ia percaya bahwa pasangan infertil memiliki hak yang sama untuk mendapatkan perawatan dan dukungan dari pemerintah.
"Masalah fertilitas atau kesuburan hingga saat ini belum termasuk masalah kesehatan yang ditanggung oleh BPJS. Padahal infertilitas secara resmi telah diakui sebagai penyakit oleh WHO, dan kesehatan reproduksi merupakan hak setiap warga negara. Dengan demikian, sudah seharusnya negara seharusnya hadir untuk mendukung pengobatan infertilitas," papar mantan jurnalis yang pernah disandera di Irak itu.
Buku "LYORA: Keajaiban yang Dinanti" tidak hanya menginspirasi dan memberikan harapan bagi pasangan infertil, tetapi juga menyoroti pentingnya perubahan dalam pendekatan masyarakat dan pemerintah terhadap infertilitas.
Melalui bukunya, Meutya Hafid berharap bisa mengubah stigma dan sikap negatif yang masih sering terkait dengan masalah infertilitas. Ia ingin mendorong perubahan sosial yang lebih luas dalam pemahaman dan dukungan terhadap pasangan infertil.
Sebagai salah satu pioner bayi tabung di Indonesia, Morula IVF Indonesia saat ini telah melebarkan sayapnya dengan menambah fasilitas klinik dan Rumah Sakit Ibu dan Anak di Nusa Dua dan Denpasar yang akan datang untuk mempermudah warga Bali yang ingin meraih impian untuk memiliki buah hati melalui program IVF.
Lihat Juga: Menkomdigi Meutya Hafid Kunjungi NTT, Ajak Masyarakat Kawal Penggunaan Internet pada Anak
(tsa)
tulis komentar anda