Penanganan Komprehensif Pasien Diabetes, Pengobatan hingga Terapi dan Konsultasi
Minggu, 18 Februari 2024 - 12:12 WIB
JAKARTA - Pertumbuhan penyakit diabetes, khususnya di wilayah Cileungsi, Jawa Barat, cukup tinggi. Jika melihat dari kasus di RS MH Thamrin Cileungsi atau dikenal juga sebagai Radjak Hospital Cileungsi, pasien dengan keluhan diabetes cukup masif dalam aktivitas layanannya.
Dokter Spesialis Diabetes RS MH Thamrin Cileungsi dr. fc. Puspita hapsari Spd mengatakan, dalam memberikan layanan kesehatan pada pasien diabetes, selain pengobatan juga harus disertai dengan konsultasi dan terapi medis. Konseling yang diberikan terkait gizi sebagai upaya mengedukasi pasien untuk menjalankan pola hidup sehat, pola makan sehat, dan memahami komplikasi yang bisa ditimbulkan.
“Jadi konseling yang dilakukan bertahap, tidak serta-merta semua informasi dalam satu kunjungan. Tetapi dalam setiap kunjungan per bulan, pasien diabetes mendapatkan edukasi sesuai dengan kondisinya,” terang dr. Puspita.
Menurutnya, konseling harus dilakukan bersamaan dengan sesi konsultasi dengan dokter. Dengan adanya layanan Centre of Excellence, pihaknya berharap ada seksi khusus untuk dilaksanakannya konseling bagian gizi dan edukasi.
“Terkait hal lain, bagaimana untuk menjalani tes gula darah mandiri, kemudian bagaimana pasien ini mendapat edukasi terkait komplikasi seperti hipoglikemik, dan komplikasi lain,” katanya.
Dokter Puspita menambahkan, prinsip penanganan pasien diabetes mencakup empat pilar. Pertama edukasi, dalam arti pasien memiliki pengetahuan yang cukup terhadap penyakitnya beserta hal-hal yang berkaitan dengan diabetesnya.
“Kedua, aktivitas fisik. Kita juga meminta pasien melakukan aktivitas fisik yang cukup yakni 150 menit per minggu. Ketiga dalam pilar penanganan diabetes adalah diet. Bagaimana pasien mengerti dan mempraktikkan pola diet yang dianjurkan untuknya. Keempat adalah terapi obat. Yang mana obat ini adalah salah satu bagian dari penanganan diabetes agar pasien bisa mendapatkan gula darah yang terkontrol," bebernya.
"Jika ditanya apakah pasien perlu mengonsumsi obat seumur hidup atau tidak? Itu tergantung dari kondisi pasien. Ada pasien yang gulanya terkendali, yang mana cukup mengatur diet dan makan. Tetapi memang banyak pasien yang membutuhkan obat untuk mengendalikan gula darahnya,” tanbah dr Puspita.
Kekhawatiran pasien diabetes terkait mengonsumsi obat dalam jangka panjang, dr. Puspita memberikan pemahaman bagaimana kondisi tersebut harus dijalani sesuai peruntukan.
Dokter Spesialis Diabetes RS MH Thamrin Cileungsi dr. fc. Puspita hapsari Spd mengatakan, dalam memberikan layanan kesehatan pada pasien diabetes, selain pengobatan juga harus disertai dengan konsultasi dan terapi medis. Konseling yang diberikan terkait gizi sebagai upaya mengedukasi pasien untuk menjalankan pola hidup sehat, pola makan sehat, dan memahami komplikasi yang bisa ditimbulkan.
“Jadi konseling yang dilakukan bertahap, tidak serta-merta semua informasi dalam satu kunjungan. Tetapi dalam setiap kunjungan per bulan, pasien diabetes mendapatkan edukasi sesuai dengan kondisinya,” terang dr. Puspita.
Menurutnya, konseling harus dilakukan bersamaan dengan sesi konsultasi dengan dokter. Dengan adanya layanan Centre of Excellence, pihaknya berharap ada seksi khusus untuk dilaksanakannya konseling bagian gizi dan edukasi.
“Terkait hal lain, bagaimana untuk menjalani tes gula darah mandiri, kemudian bagaimana pasien ini mendapat edukasi terkait komplikasi seperti hipoglikemik, dan komplikasi lain,” katanya.
Dokter Puspita menambahkan, prinsip penanganan pasien diabetes mencakup empat pilar. Pertama edukasi, dalam arti pasien memiliki pengetahuan yang cukup terhadap penyakitnya beserta hal-hal yang berkaitan dengan diabetesnya.
“Kedua, aktivitas fisik. Kita juga meminta pasien melakukan aktivitas fisik yang cukup yakni 150 menit per minggu. Ketiga dalam pilar penanganan diabetes adalah diet. Bagaimana pasien mengerti dan mempraktikkan pola diet yang dianjurkan untuknya. Keempat adalah terapi obat. Yang mana obat ini adalah salah satu bagian dari penanganan diabetes agar pasien bisa mendapatkan gula darah yang terkontrol," bebernya.
"Jika ditanya apakah pasien perlu mengonsumsi obat seumur hidup atau tidak? Itu tergantung dari kondisi pasien. Ada pasien yang gulanya terkendali, yang mana cukup mengatur diet dan makan. Tetapi memang banyak pasien yang membutuhkan obat untuk mengendalikan gula darahnya,” tanbah dr Puspita.
Kekhawatiran pasien diabetes terkait mengonsumsi obat dalam jangka panjang, dr. Puspita memberikan pemahaman bagaimana kondisi tersebut harus dijalani sesuai peruntukan.
tulis komentar anda