Apakah Trauma Akibat Bullying pada Anak Bisa Disembuhkan? Ini Penjelasan Psikolog
Rabu, 21 Februari 2024 - 07:20 WIB
JAKARTA - Kasus bullying tiada henti terjadi di Indonesia. Kali ini, viral kasus bullying yang diduga dilakukan oleh anak Vincent Rompies bersama gengnya di salah satu sekolah internasional di daerah BSD, Tangerang Selatan. Kasus bully ini membuat seorang korban mengalami lebam dan harus dirawat di rumah sakit.
Selain luka fisik, bullying memberikan dampak psikologis berupa trauma. Lalu, apakah trauma akibat bully bisa disembuhkan?
Meity Arianty selaku psikolog menuturkan, trauma bisa saja disembuhkan namun tidak secara keseluruhan.
“Semua orang yang mengalami trauma, trauma apa pun termasuk bullying, enggak ada yang bisa sembuh 100%. Sebab, jika seseorang sudah mengalami trauma, itu ibarat cacat, nggak bisa utuh seperti sedia kala,” terang Meity saat dihubungi oleh MNC Portal Indonesia, Selasa (20/2/2024).
“Hanya saja nanti bagaimana individu tersebut bisa mengatasi traumanya dan minimal tidak mengganggu hidupnya secara menyeluruh,” lanjutnya.
Lebih lanjut Meity menjelaskan, seseorang yang mengalami bullying akan menyimpan kejadian sebagai catatan kelam yang bisa jadi menetap dalam sejarah kehidupannya.
Selain trauma, sebenarnya ada beberapa dampak bullying lain, khususnya yang dilakukan di sekolah. Pertama dalam lingkup kesehatan mental. Korban bullying cenderung mengalami stres, depresi, kecemasan, dan bahkan dapat mengalami gangguan makan atau tidur.
Selain luka fisik, bullying memberikan dampak psikologis berupa trauma. Lalu, apakah trauma akibat bully bisa disembuhkan?
Meity Arianty selaku psikolog menuturkan, trauma bisa saja disembuhkan namun tidak secara keseluruhan.
“Semua orang yang mengalami trauma, trauma apa pun termasuk bullying, enggak ada yang bisa sembuh 100%. Sebab, jika seseorang sudah mengalami trauma, itu ibarat cacat, nggak bisa utuh seperti sedia kala,” terang Meity saat dihubungi oleh MNC Portal Indonesia, Selasa (20/2/2024).
“Hanya saja nanti bagaimana individu tersebut bisa mengatasi traumanya dan minimal tidak mengganggu hidupnya secara menyeluruh,” lanjutnya.
Lebih lanjut Meity menjelaskan, seseorang yang mengalami bullying akan menyimpan kejadian sebagai catatan kelam yang bisa jadi menetap dalam sejarah kehidupannya.
Selain trauma, sebenarnya ada beberapa dampak bullying lain, khususnya yang dilakukan di sekolah. Pertama dalam lingkup kesehatan mental. Korban bullying cenderung mengalami stres, depresi, kecemasan, dan bahkan dapat mengalami gangguan makan atau tidur.
tulis komentar anda