Jadi Subsektor Unggulan, Sandiaga Uno Minta Pelaku Ekonomi Kreatif Bone Bolango Terapkan Sustainable Fashion
Kamis, 29 Februari 2024 - 13:51 WIB
JAKARTA - Menparekraf Sandiaga Uno meminta para pelaku ekonomi kreatif di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, menerapkan nilai-nilai sustainable fashion. Hal ini dalam upaya menjaga keberlangsungan lingkungan, menyusul telah ditetapkannya fesyen sebagai subsektor unggulan ekonomi kreatif di Bone Bolango.
Menurut Sandiaga, tren pariwisata dan ekonomi kreatif ke depan adalah yang berkelanjutan.
“Kita ingin zero waste material, yaitu tidak ada lagi yang terbuang sehingga apa yang menjadi limbah harus kita ubah menjadi bernilai tambah,” ujar Menparekraf dalam acara Bimtek Pelatihan SDM Ekraf Green Creative di Bandhayo Bone Bolango, Gorontalo, Rabu (28/2/2024).
Bone Bolango sendiri sudah menjadi Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif Indonesia pada 2022 dengan fesyen sebagai lokomotif ekonomi kreatif. Dengan predikat tersebut, industri tekstil, pelaku usaha di bidang fesyen, hingga konsumen tentu perlu mengambil sikap untuk meresponsnya.
Mengutip data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2021, Indonesia menghasilkan 2,3 juta ton limbah pakaian atau setara dengan 12 persen dari limbah rumah tangga. Dari keseluruhan limbah pakaian tersebut, hanya 0,3 juta ton limbah pakaian yang bisa didaur ulang.
Menurut Sandiaga, tren pariwisata dan ekonomi kreatif ke depan adalah yang berkelanjutan.
“Kita ingin zero waste material, yaitu tidak ada lagi yang terbuang sehingga apa yang menjadi limbah harus kita ubah menjadi bernilai tambah,” ujar Menparekraf dalam acara Bimtek Pelatihan SDM Ekraf Green Creative di Bandhayo Bone Bolango, Gorontalo, Rabu (28/2/2024).
Baca Juga
Bone Bolango sendiri sudah menjadi Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif Indonesia pada 2022 dengan fesyen sebagai lokomotif ekonomi kreatif. Dengan predikat tersebut, industri tekstil, pelaku usaha di bidang fesyen, hingga konsumen tentu perlu mengambil sikap untuk meresponsnya.
Mengutip data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2021, Indonesia menghasilkan 2,3 juta ton limbah pakaian atau setara dengan 12 persen dari limbah rumah tangga. Dari keseluruhan limbah pakaian tersebut, hanya 0,3 juta ton limbah pakaian yang bisa didaur ulang.
(tsa)
tulis komentar anda