Kemenkes Ungkap Biang Kerok Penyebab Tingginya Kasus DBD di Indonesia
Sabtu, 23 Maret 2024 - 09:45 WIB
JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkap penyebab tingginya kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia selama beberapa waktu belakangan ini. Dilaporkan sebanyak 35.556 kasus sampai minggu ke-11 tahun 2024.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi mengatakan bahwa ada beberapa provinsi di Indonesia yang melaporkan kasus DBD meroket. Di antaranya adalah Kota Bandung, Kendari, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bogor, dan Kabupaten Subang.
Sementara kasus kematian akibat DBD tertinggi dilaporkan terjadi di Jepara, Bandung, Subang, Kendal, dan Blora. Secara total, kematian akibat DBD sepanjang 2024 tembus hingga 290 kasus.
"Tingginya angka kematian DBD di wilayah-wilayah itu ada sangkut pautnya dengan banjir yang melanda daerah pantura," kata Imran baru-baru ini.
"Karena banjir banyak melanda daerah pantura, itu juga menyebabkan masyarakat di wilayah terdampak mengalami kesulitan untuk datang ke fasilitas kesehatan," tambahnya.
Selain banjir, penyebab meroketnya kasus DBD belakangan ini ada kaitannya dengan cuaca yang tidak menentu. Kondisi ini menyebabkan nyamuk aedes aegypti, penyebab DBD mudah berkembang biak.
"Hujan sekarang itu saya bilang aneh, kenapa? (bisa nih) hujan deras selama beberapa hari, lalu kemudian cuaca berubah panas. Ketidakpastian cuaca itu yang menyebabkan munculnya genangan dan menimbulkan breeding places untuk nyamuk penyebab DBD," jelasnya.
"Alhasil, sarang-sarang nyamuk semakin banyak dan itu membuat nyamuk mudah berkembang biak," tambahnya.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi mengatakan bahwa ada beberapa provinsi di Indonesia yang melaporkan kasus DBD meroket. Di antaranya adalah Kota Bandung, Kendari, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bogor, dan Kabupaten Subang.
Sementara kasus kematian akibat DBD tertinggi dilaporkan terjadi di Jepara, Bandung, Subang, Kendal, dan Blora. Secara total, kematian akibat DBD sepanjang 2024 tembus hingga 290 kasus.
"Tingginya angka kematian DBD di wilayah-wilayah itu ada sangkut pautnya dengan banjir yang melanda daerah pantura," kata Imran baru-baru ini.
"Karena banjir banyak melanda daerah pantura, itu juga menyebabkan masyarakat di wilayah terdampak mengalami kesulitan untuk datang ke fasilitas kesehatan," tambahnya.
Selain banjir, penyebab meroketnya kasus DBD belakangan ini ada kaitannya dengan cuaca yang tidak menentu. Kondisi ini menyebabkan nyamuk aedes aegypti, penyebab DBD mudah berkembang biak.
"Hujan sekarang itu saya bilang aneh, kenapa? (bisa nih) hujan deras selama beberapa hari, lalu kemudian cuaca berubah panas. Ketidakpastian cuaca itu yang menyebabkan munculnya genangan dan menimbulkan breeding places untuk nyamuk penyebab DBD," jelasnya.
"Alhasil, sarang-sarang nyamuk semakin banyak dan itu membuat nyamuk mudah berkembang biak," tambahnya.
tulis komentar anda