TikTok Soroti 3 Kreator Tingkatkan Kesadaran tentang Autisme di Indonesia
Rabu, 03 April 2024 - 02:30 WIB
2. Gugun Hernandes (@duniaautis)
Sebagai seorang ayah dengan anak berkebutuhan khusus, Gugun Hernandes merasakan adanya kebutuhan untuk saling mendukung antara sesama orang tua dengan anak yang memiliki gangguan autisme. Gugun, yang berprofesi sebagai seorang kuli bangunan, serta sang istri yang merupakan seorang tenaga kesehatan, terus berjuang untuk mengupayakan terapi bagi anak sulung mereka, Uwais Al Zaigham. Di salah satu unggahannya, ia bercerita tentang tekadnya untuk mengajarkan kemampuan-kemampuan dasar pada anaknya lewat kegiatan sehari-hari.
Gugun pun menunjukkan, meski dengan keterbatasan biaya, terapi anak dengan autisme dapat dilakukan di rumah dengan alat sederhana serta komitmen dari keluarga. Perlahan tapi pasti, anaknya pun mulai menguasai kemampuan dasar seperti berhitung dan bersosialisasi. Ia juga tak segan menjawab berbagai pertanyaan dari komunitas TikTok, sekaligus memperlihatkan bagaimana ia mengajarkan sang anak dan mengutamakan pentingnya orang tua untuk tetap berusaha menjalin hubungan dekat dengan sang anak.
Lewat TikTok, Gugun menjadi lebih terhubung dengan sesama orang tua yang memiliki pengalaman serupa, banyak orang tua yang jadi merasa tidak sendirian. Konten-konten Gugun, yang banyak memperlihatkan tips terapi di rumah dan menekankan pada pentingnya kehadiran orang tua dalam tumbuh kembang anak, menjadi inspirasi bagi para orang tua dan pendamping anak dengan autisme lainnya. Gugun pun juga sering berinteraksi, mendukung, dan berbagi pengalaman dengan para orang tua secara langsung melalui TikTok LIVE.
3. Rezki Achyana (@rezkiachyana)
Rezki Achyana, atau yang akrab disapa Kiki, merupakan seorang behavioralist (ahli perilaku) dan juru bahasa isyarat yang aktif membuat konten di TikTok untuk memberikan edukasi tentang autisme dan gangguan neurologis lainnya. Ketika pandemi COVID-19 melanda di tahun 2020, Kiki melihat bahwa orang-orang membutuhkan konten yang lebih relevan dengan keseharian mereka di rumah, termasuk anak-anak yang belajar di rumah bersama orang tua mereka.
Berangkat dari observasi ini dan ditambah dengan visinya untuk meningkatkan inklusivitas bagi kaum disabilitas, di mana Kiki sendiri merupakan penyintas autoimun, Kiki pun mulai berbagi tentang kesehariannya sebagai behavioralist bagi para penyandang autisme. Melalui akun TikTok-nya, Kiki membahas beragam topik, mulai dari bagaimana mengenali indikasi gangguan perkembangan neurologis seperti autisme dan ADHD, hingga cara menghadapi tantrum, ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), dan mengelola emosi anak-anak berkebutuhan khusus.
Konten-konten Kiki pun dibuat berdasarkan pertanyaan dari para orang tua yang ingin lebih paham tentang autisme. Banyak orang tua yang menonton konten dari Kiki menjadi lebih mawas tentang ciri khas autisme pada anaknya, sehingga bisa mengambil tindakan langsung untuk memastikan tumbuh kembang anak.
Sebagai seorang ayah dengan anak berkebutuhan khusus, Gugun Hernandes merasakan adanya kebutuhan untuk saling mendukung antara sesama orang tua dengan anak yang memiliki gangguan autisme. Gugun, yang berprofesi sebagai seorang kuli bangunan, serta sang istri yang merupakan seorang tenaga kesehatan, terus berjuang untuk mengupayakan terapi bagi anak sulung mereka, Uwais Al Zaigham. Di salah satu unggahannya, ia bercerita tentang tekadnya untuk mengajarkan kemampuan-kemampuan dasar pada anaknya lewat kegiatan sehari-hari.
Gugun pun menunjukkan, meski dengan keterbatasan biaya, terapi anak dengan autisme dapat dilakukan di rumah dengan alat sederhana serta komitmen dari keluarga. Perlahan tapi pasti, anaknya pun mulai menguasai kemampuan dasar seperti berhitung dan bersosialisasi. Ia juga tak segan menjawab berbagai pertanyaan dari komunitas TikTok, sekaligus memperlihatkan bagaimana ia mengajarkan sang anak dan mengutamakan pentingnya orang tua untuk tetap berusaha menjalin hubungan dekat dengan sang anak.
Lewat TikTok, Gugun menjadi lebih terhubung dengan sesama orang tua yang memiliki pengalaman serupa, banyak orang tua yang jadi merasa tidak sendirian. Konten-konten Gugun, yang banyak memperlihatkan tips terapi di rumah dan menekankan pada pentingnya kehadiran orang tua dalam tumbuh kembang anak, menjadi inspirasi bagi para orang tua dan pendamping anak dengan autisme lainnya. Gugun pun juga sering berinteraksi, mendukung, dan berbagi pengalaman dengan para orang tua secara langsung melalui TikTok LIVE.
3. Rezki Achyana (@rezkiachyana)
Rezki Achyana, atau yang akrab disapa Kiki, merupakan seorang behavioralist (ahli perilaku) dan juru bahasa isyarat yang aktif membuat konten di TikTok untuk memberikan edukasi tentang autisme dan gangguan neurologis lainnya. Ketika pandemi COVID-19 melanda di tahun 2020, Kiki melihat bahwa orang-orang membutuhkan konten yang lebih relevan dengan keseharian mereka di rumah, termasuk anak-anak yang belajar di rumah bersama orang tua mereka.
Berangkat dari observasi ini dan ditambah dengan visinya untuk meningkatkan inklusivitas bagi kaum disabilitas, di mana Kiki sendiri merupakan penyintas autoimun, Kiki pun mulai berbagi tentang kesehariannya sebagai behavioralist bagi para penyandang autisme. Melalui akun TikTok-nya, Kiki membahas beragam topik, mulai dari bagaimana mengenali indikasi gangguan perkembangan neurologis seperti autisme dan ADHD, hingga cara menghadapi tantrum, ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), dan mengelola emosi anak-anak berkebutuhan khusus.
Konten-konten Kiki pun dibuat berdasarkan pertanyaan dari para orang tua yang ingin lebih paham tentang autisme. Banyak orang tua yang menonton konten dari Kiki menjadi lebih mawas tentang ciri khas autisme pada anaknya, sehingga bisa mengambil tindakan langsung untuk memastikan tumbuh kembang anak.
tulis komentar anda