Deep Brain Stimulation Jadi Penanganan Terbaik Penderita Parkinson

Kamis, 25 April 2024 - 02:20 WIB
Dr. dr. Achmad Fahmi SpBS(K)SubspNF FINPS IFAANS menjelaskan cara kerja tindakan Deep Brain Stimulation (DBS) di National Hospital Surabaya, Rabu (24/4/2024). Foto/MPI/Masdarul Kh
SURABAYA - Parkinson adalah penyakit sistem saraf pusat yang bersifat menahun dan progresif. Parkinson bukan penyakit yang baru muncul, melainkan sudah dikenalkan sejak 207 tahun silam oleh salah seorang dokter dari London, Inggris, bernama James Parkinson.

James Parkinson mendeskripsikan Parkinson sebagai penyakit dengan gejala gangguan gerak. Parkinson termasuk penyakit neurodegenerative terbanyak kedua setelah Alzheimer. Parkinson juga berpotensi menyebabkan disabilitas hingga meningkat risiko kematian pada penderitanya.

Parkinson ditandai dengan gejala gangguan gerak berupa kekakuan otot dan perlambatan gerak. Penderita Parkinson bisa saja mengalami gejala yang disertai dengan tremor dan hilangnya stabilitas penopang tubuh.







Menurut Dr. dr. Achmad Fahmi SpBS(K)SubspNF FINPS IFAANS dari National Hospital Surabaya, penyebab penyakit Parkinson belum diketahui secara pasti.

Secara teori ada empat gejala Parkinson yang mudah dikenali. Dokter Achmad Fahmi menyingkatnya dengan TRAP yaitu Tremor (testing tremor), Regidity (kekakuan), Akinesia (kelambatan), dan Postural Inbalace (gangguan keseimbangan).

Menurut dokter pertama yang melakukan operasi Parkinson di Indonesia itu, secara mekanisme Parkinson muncul akibat dari adanya kerusakan sel saraf substantia nigra yang menghasilkan zat dopamine pada otak.

“Parkinson merupakan salah satu jenis penyakit kelainan gerak (movement disorders). Gejala yang sering kali terjadi adalah tremor, rigidity, akinesia, dan postural instability,” tutur dr. Achmad Fahmi.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More