Antisipasi Dampak Berkelanjutan Trauma Mata

Kamis, 20 Agustus 2020 - 20:07 WIB
JEC Eye Hospitals and Clinics menjelaskan penyebab, pencegahan, serta pengobatan ophthalmic trauma melalui webinar dengan tema Overcoming the Challenges in Ophthalmic Trauma. Foto/Istimewa
JAKARTA - Indonesia salah satu negara berkembang dengan kejadian trauma mata yang masih sering dijumpai. Hal tersebut bisa dicegah jika informasi lengkap diberikan kepada masyarakat.

Dengan alasan tersebut, JEC Eye Hospitals and Clinics menjelaskan penyebab, pencegahan, serta pengobatan ophthalmic trauma melalui webinar dengan tema “Overcoming the Challenges in Ophthalmic Trauma”. Webinar ini bekerja sama dengan Asia Pacific Ophthalmic Trauma Society (APOTS). ( )

Berhubung dokter JEC Eye Hospitals and Clinics tergabung dalam organisasi tersebut, maka webinar ini juga termasuk dalam rangkaian APOTS Webinar (the 4th APOTS Webinar) yang melibatkan narasumber dan moderator dari sembilan negara yaitu Amerika Serikat, Australia, Singapura, Malaysia, India, Pakistan, Taiwan, Nepal, dan Indonesia.



Sebelumnya, concern JEC terhadap ophthalmic trauma juga telah direalisasikan lewat fasilitas Ophthalmic Trauma Service yang menjadi sentra penanganan trauma mata mandiri terkomprehensif.

“Tidak hanya memberikan pelayanan klinis berkualitas dan penerapan teknologi mutakhir, JEC Eye Hospitals and Clinics juga berupaya mengimplementasikan misi kami untuk mengembangkan kompetensi dokter dan staf melalui riset serta pendidikan. Sebab, JEC memahami betul bahwa untuk meningkatkan kualitas kesehatan mata masyarakat Indonesia sekaligus menurunkan angka kebutaan, perlu ada dukungan kebersamaan dan semangat untuk maju dari berbagai kalangan. Utamanya para praktisi kesehatan mata,” jelas Dr. Johan A Hutauruk, SpM(K), Presiden Direktur JEC Korporat.

“Dengan konsep science sharing, para pembicara tersebut bersama ahli-ahli kesehatan mata Indonesia, khususnya dokter-dokter mata JEC, saling bertukar wawasan keilmuan dan studi kasus untuk tindakan medis, yang kami yakini bisa memperluas cakrawala pengetahuan para praktisi kesehatan mata di Tanah Air,” lanjut Dr. Johan.

Ophthalmic trauma berpotensi terjadi kapan saja dan tak bisa diantisipasi karena berlangsung tiba-tiba. Trauma mata merupakan kondisi yang dapat merusak kelopak mata, tulang orbita atau dinding bola mata, bola mata, dan syaraf mata akibat benturan keras benda tajam atau tumpul pada area sekitar mata, serta dapat disebabkan pula oleh trauma panas, radiasi, dan trauma kimia. Dampak kerusakan dapat terlihat/dirasakan seketika setelah kejadian ataupun lambat.

“Pada individu yang mengalami trauma mata ringan, seperti kelilipan atau menggosok-gosok mata, acap kali tidak segera memeriksakan diri karena merasa penglihatannya tidak terganggu. Padahal, pengaruh pada penglihatan bisa jadi baru muncul beberapa hari setelah kejadian. Lebih dari itu, trauma pada mata atau ophthalmic trauma berisiko menurunkan tingkat penglihatan secara tajam, bahkan hingga kebutaan, yang lebih lanjut berdampak pula pada berkurangnya kualitas hidup dan produktivitas penderita. Artinya, dampak trauma mata tidak hanya dirasakan penderita, tapi juga keluarga. Penanganan sedini mungkin dan menyeluruh menjadi kunci,” timpal Dr. Yunia Irawati, SpM(K), Ketua Ophthalmic Trauma Service JEC. ( )

Secara umum, ophthalmic trauma terbagi ke dalam dua kategori. Pertama, trauma tertutup (closed-globe injury), yaitu terjadinya kerusakan intraokuler meskipun dinding bola mata (sklera dan kornea) tidak mengalami luka; terdiri atas contusio (kerusakan pada lokasi benturan), dan laserasi lamellar (luka yang tidak sepenuhnya menembus lapisan sklera dan kornea).
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More