Lewat AZ Forest, AstraZeneca Indonesia Berkomitmen Tanam 20 Juta Pohon di Citarum
Selasa, 20 Agustus 2024 - 01:30 WIB
JAKARTA - AstraZeneca Indonesia (AZI) dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia dengan bangga mengumumkan Penandatanganan Pembaruan Memorandum Saling Pengertian untuk memperluas reboisasi dan restorasi lahan kritis di DAS Citarum dari 10 juta menjadi 20 juta pohon. Kolaborasi ini menandai langkah penting dalam upaya bersama untuk mendukung reboisasi, keanekaragaman hayati, mata pencaharian berkelanjutan, dan konservasi sumber daya air melalui program global perusahaan, AZ Forest.
Perubahan iklim diperkirakan dapat meningkatkan suhu dan memperburuk kualitas udara yang membuat Indonesia menjadi negara paling terpolusi ke-14 di dunia, dengan Jakarta sudah mengalami tingkat polusi udara yang berbahaya yang mempengaruhi kesehatan pernapasan seperti pneumonia, asma, tuberkulosis, kanker paru-paru, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Pada saat yang sama, sektor kesehatan juga berkontribusi terhadap perubahan iklim, menyumbang sekitar 5% emisi gas rumah kaca secara global, sehingga semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan memiliki peran dalam memberikan solusi yang berkelanjutan.
"Darurat iklim memiliki dampak yang sangat besar terhadap prevalensi dan penyebaran penyakit serta secara langsung memengaruhi kesehatan manusia. AstraZeneca mengambil tindakan nyata untuk mengatasi krisis iklim dan alam yang kita hadapi, karena kami menyadari hubungan yang kuat antara kesehatan manusia dan planet kita," kata Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia Esra Erkomay.
Melalui program Ambition Zero Carbon yang berbasiskan ilmu pengetahuan, AstraZeneca sedang melakukan pengurangan emisi gas rumah kaca di seluruh rantai nilainya. Selain itu, melalui program AZ Forest yang bernilai USD400 juta, perusahaan sedang menanam dan merawat 200 juta pohon hingga tahun 2030 di enam benua dengan mitra ahli untuk memulihkan hutan dan alam serta mempromosikan keanekaragaman hayati, serta mendukung mata pencaharian yang berkelanjutan.
"Tahun lalu saya telah mengunjungi lokasi AZ Forest, dan saya terkesan bahwa program ini tidak hanya menanam jutaan pohon, tetapi juga berfokus untuk mengedukasi ribuan petani mengenai pengetahuan dan keterampilan praktik pertanian berkelanjutan, yang akan membantu melindungi lingkungan untuk banyak generasi mendatang," jelas Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan.
Sungai Citarum memiliki panjang 297 km dari sumbernya di Cisanti, Kabupaten Bandung hingga Muara Gembong di Bekasi. Sungai ini pernah disebut sebagai salah satu jalur air paling tercemar di dunia, karena emisi industri telah mencemari sungai dengan bahan kimia dan logam berbahaya, sementara limbah telah menghalangi aliran sungai.
“Saya sangat mengapresiasi dukungan serta kemitraan AstraZeneca atas komitmennya untuk turut menjaga kelestarian DAS Citarum dengan menanam 20 juta pohon dan 500 ribu pohon di sekitar Danau Toba. Model kerjasama yang baik ini bisa diikuti oleh perusahaan lain. Perlu dipastikan, pohon yang ditanam tersebut benar-benar tumbuh dengan baik dan bermanfaat bagi masyarakat," tegas Luhut.
Perubahan iklim diperkirakan dapat meningkatkan suhu dan memperburuk kualitas udara yang membuat Indonesia menjadi negara paling terpolusi ke-14 di dunia, dengan Jakarta sudah mengalami tingkat polusi udara yang berbahaya yang mempengaruhi kesehatan pernapasan seperti pneumonia, asma, tuberkulosis, kanker paru-paru, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Pada saat yang sama, sektor kesehatan juga berkontribusi terhadap perubahan iklim, menyumbang sekitar 5% emisi gas rumah kaca secara global, sehingga semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan memiliki peran dalam memberikan solusi yang berkelanjutan.
"Darurat iklim memiliki dampak yang sangat besar terhadap prevalensi dan penyebaran penyakit serta secara langsung memengaruhi kesehatan manusia. AstraZeneca mengambil tindakan nyata untuk mengatasi krisis iklim dan alam yang kita hadapi, karena kami menyadari hubungan yang kuat antara kesehatan manusia dan planet kita," kata Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia Esra Erkomay.
Baca Juga
Melalui program Ambition Zero Carbon yang berbasiskan ilmu pengetahuan, AstraZeneca sedang melakukan pengurangan emisi gas rumah kaca di seluruh rantai nilainya. Selain itu, melalui program AZ Forest yang bernilai USD400 juta, perusahaan sedang menanam dan merawat 200 juta pohon hingga tahun 2030 di enam benua dengan mitra ahli untuk memulihkan hutan dan alam serta mempromosikan keanekaragaman hayati, serta mendukung mata pencaharian yang berkelanjutan.
"Tahun lalu saya telah mengunjungi lokasi AZ Forest, dan saya terkesan bahwa program ini tidak hanya menanam jutaan pohon, tetapi juga berfokus untuk mengedukasi ribuan petani mengenai pengetahuan dan keterampilan praktik pertanian berkelanjutan, yang akan membantu melindungi lingkungan untuk banyak generasi mendatang," jelas Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan.
Sungai Citarum memiliki panjang 297 km dari sumbernya di Cisanti, Kabupaten Bandung hingga Muara Gembong di Bekasi. Sungai ini pernah disebut sebagai salah satu jalur air paling tercemar di dunia, karena emisi industri telah mencemari sungai dengan bahan kimia dan logam berbahaya, sementara limbah telah menghalangi aliran sungai.
“Saya sangat mengapresiasi dukungan serta kemitraan AstraZeneca atas komitmennya untuk turut menjaga kelestarian DAS Citarum dengan menanam 20 juta pohon dan 500 ribu pohon di sekitar Danau Toba. Model kerjasama yang baik ini bisa diikuti oleh perusahaan lain. Perlu dipastikan, pohon yang ditanam tersebut benar-benar tumbuh dengan baik dan bermanfaat bagi masyarakat," tegas Luhut.
tulis komentar anda