7 Film yang Buat Studionya Gulung Tikar, Bangkrut Rugi Besar
Senin, 25 November 2024 - 09:00 WIB
JAKARTA - Sejumlah film membuat studionya gulung tikar meski dibintangi oleh artis terkenal. Deretan film tersebut tidak berakhir dengan kesuksesan dan bahkan dinyatakan gagal total.
Di balik megahnya produksi dan promosi besar-besaran, beberapa film ini justru menjadi bencana finansial yang melumpuhkan studio pembuatnya. Mulai dari pengeluaran produksi yang membengkak hingga kegagalan menarik penonton.
Kisah film-film ini menjadi pelajaran pahit tentang risiko besar dalam dunia perfilman. Apa saja film yang berhasil mencatat sejarah kelam ini? Berikut daftarnya dilansir dari Stars Insider, Senin (25/11/2024).
Foto/Stars Insider
Dibintangi oleh John Travolta, Battlefield Earth (2000) adalah film bencana fiksi ilmiah yang dianggap memanjakan diri sendiri untuk Scientology. Travolta secara pribadi menyumbang USD5 juta atau Rp79 miliar dari dananya sendiri, dari anggaran USD73 juta atau Rp1,1 triliun.
Film ini dikritik secara luas dan bahkan menerima penghargaan Razzie karena kualitasnya yang buruk. Film ini dikenal karena humornya yang tidak pada tempatnya dan tidak menghibur. Franchise Pictures, studio di balik film tersebut, menghadapi masalah hukum karena menipu investor, yang akhirnya menyebabkan kebangkrutan mereka.
Di balik megahnya produksi dan promosi besar-besaran, beberapa film ini justru menjadi bencana finansial yang melumpuhkan studio pembuatnya. Mulai dari pengeluaran produksi yang membengkak hingga kegagalan menarik penonton.
Kisah film-film ini menjadi pelajaran pahit tentang risiko besar dalam dunia perfilman. Apa saja film yang berhasil mencatat sejarah kelam ini? Berikut daftarnya dilansir dari Stars Insider, Senin (25/11/2024).
7 Film yang Buat Studionya Gulung Tikar
Baca Juga
1. Battlefield Earth (2000)
Foto/Stars Insider
Dibintangi oleh John Travolta, Battlefield Earth (2000) adalah film bencana fiksi ilmiah yang dianggap memanjakan diri sendiri untuk Scientology. Travolta secara pribadi menyumbang USD5 juta atau Rp79 miliar dari dananya sendiri, dari anggaran USD73 juta atau Rp1,1 triliun.
Film ini dikritik secara luas dan bahkan menerima penghargaan Razzie karena kualitasnya yang buruk. Film ini dikenal karena humornya yang tidak pada tempatnya dan tidak menghibur. Franchise Pictures, studio di balik film tersebut, menghadapi masalah hukum karena menipu investor, yang akhirnya menyebabkan kebangkrutan mereka.
tulis komentar anda