5 Risiko Kurang Gerak yang Harus Diwaspadai, Terutama Selama Pandemi
Selasa, 01 September 2020 - 21:06 WIB
JAKARTA - Gaya hidup yang tidak aktif atau tidak banyak bergerak telah menjadi kebiasaan banyak orang saat ini, bahkan sebelum pandemi COVID-19. Sementara, orang-orang yang hidup aktif pun kesulitan melakukan aktivitas fisik kesulitan melakukan aktivitas fisik karena anjuran untuk tetap tinggal di rumah guna menahan penyebaran virus corona baru.
Mungkin, tidak semua orang memiliki motivasi untuk melakukan latihan di rumah atau yoga dengan begitu banyak hal yang terjadi di sekitar mereka. Namun, mengingat telah berbulan-bulan dan tidak tahu berapa lama hidup dengan pandemi COVID-19, Anda harus mulai melakukan beberapa aktivitas fisik dalam rutinitas sehari-hari jika melihat efek gaya hidup tidak banyak bergerak pada fisik dan kesehatan mental Anda.
Berikut 5 risiko gaya hidup yang tidak banyak bergerak memengaruhi kesehatan dilansir dari Times Now News. (Baca juga: Susah Turunkan Berat Badan? Anda Bisa Jalani 2 Pola Diet Ini )
1. Pertambahan berat badan
Salah satu efek paling jelas dan umum dari gaya hidup yang tidak banyak bergerak adalah penambahan berat badan. Kelebihan berat badan atau obesitas dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, dan dapat meningkatkan risiko penyakit seperti diabetes tipe 2 dan kanker. Lebih dari sekadar mencari cara tertentu, seseorang harus lebih sadar akan dietnya, dan memasukkan aktivitas fisik secara teratur dalam rutinitas mereka agar tetap sehat secara keseluruhan.
2. Kehilangan fleksibilitas
Semakin sering Anda duduk dan semakin tidak aktif, semakin besar kemungkinan Anda kehilangan fleksibilitas. Masalah hilangnya fleksibilitas adalah meningkatkan kemungkinan cedera otot, dan juga membuat otot Anda lebih lemah, yang dapat berbahaya bagi Anda dalam jangka panjang.
3. Risiko osteoporosis
Osteoporosis adalah suatu kondisi dimana tulang menjadi lemah, dan lebih rentan terhadap patah tulang. Ini umum terjadi pada orangtua, terutama wanita setelah menopause. Tidak banyak bergerak dapat meningkatkan risiko osteoporosis karena olahraga dan aktivitas fisik membantu memperkuatnya.
Mungkin, tidak semua orang memiliki motivasi untuk melakukan latihan di rumah atau yoga dengan begitu banyak hal yang terjadi di sekitar mereka. Namun, mengingat telah berbulan-bulan dan tidak tahu berapa lama hidup dengan pandemi COVID-19, Anda harus mulai melakukan beberapa aktivitas fisik dalam rutinitas sehari-hari jika melihat efek gaya hidup tidak banyak bergerak pada fisik dan kesehatan mental Anda.
Berikut 5 risiko gaya hidup yang tidak banyak bergerak memengaruhi kesehatan dilansir dari Times Now News. (Baca juga: Susah Turunkan Berat Badan? Anda Bisa Jalani 2 Pola Diet Ini )
1. Pertambahan berat badan
Salah satu efek paling jelas dan umum dari gaya hidup yang tidak banyak bergerak adalah penambahan berat badan. Kelebihan berat badan atau obesitas dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, dan dapat meningkatkan risiko penyakit seperti diabetes tipe 2 dan kanker. Lebih dari sekadar mencari cara tertentu, seseorang harus lebih sadar akan dietnya, dan memasukkan aktivitas fisik secara teratur dalam rutinitas mereka agar tetap sehat secara keseluruhan.
2. Kehilangan fleksibilitas
Semakin sering Anda duduk dan semakin tidak aktif, semakin besar kemungkinan Anda kehilangan fleksibilitas. Masalah hilangnya fleksibilitas adalah meningkatkan kemungkinan cedera otot, dan juga membuat otot Anda lebih lemah, yang dapat berbahaya bagi Anda dalam jangka panjang.
3. Risiko osteoporosis
Osteoporosis adalah suatu kondisi dimana tulang menjadi lemah, dan lebih rentan terhadap patah tulang. Ini umum terjadi pada orangtua, terutama wanita setelah menopause. Tidak banyak bergerak dapat meningkatkan risiko osteoporosis karena olahraga dan aktivitas fisik membantu memperkuatnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda