Profil Jacques Audiard, Sutradara yang Menghina Tuhan di Golden Globe 2025 sebelum Kebakaran Los Angeles
Senin, 13 Januari 2025 - 17:00 WIB
JAKARTA - Nama Jacques Audiard, sutradara film asal Prancis menjadi sorotan setelah menghina Tuhan di Golden Globe 2025 beberapa waktu lalu. Hal ini terjadi tepat sebelum kebakaran hebat melanda Los Angeles.
Jacques Audiard dikenal sebagai salah satu sineas berbakat yang karyanya sering menantang norma dan mengangkat tema-tema provokatif. Ia telah menerima banyak penghargaan bergengsi, termasuk Palme d'Or di Festival Film Cannes dan nominasi di berbagai ajang internasional.
Salah satu karyanya yang baru saja dirilis, Emilia Perez, menjadi topik pembicaraan hangat. Film ini mengisahkan kehidupan seorang transpuan dan mengeksplorasi isu identitas gender dengan sudut pandang yang segar.
Audiard secara khusus memilih aktris transpuan untuk memerankan karakter utama, keputusan yang disebutnya sebagai langkah logis dan konsisten dengan visi artistiknya. Saat menerima penghargaan, Audiard menggunakan momen tersebut untuk membahas pandangan filosofisnya terkait seni dan kehidupan.
Foto/Patch
Ia menyebutkan bahwa seni adalah cara manusia menantang dogma, termasuk kepercayaan terhadap Tuhan. Pernyataannya ini mendapat sorotan tajam, dengan sebagian pihak menganggapnya sebagai penghinaan terhadap keyakinan agama.
"Memilih transpuan untuk memerankan tokoh transpuan adalah keputusan yang masuk akal," kata Audiard.
Jacques Audiard dikenal sebagai salah satu sineas berbakat yang karyanya sering menantang norma dan mengangkat tema-tema provokatif. Ia telah menerima banyak penghargaan bergengsi, termasuk Palme d'Or di Festival Film Cannes dan nominasi di berbagai ajang internasional.
Salah satu karyanya yang baru saja dirilis, Emilia Perez, menjadi topik pembicaraan hangat. Film ini mengisahkan kehidupan seorang transpuan dan mengeksplorasi isu identitas gender dengan sudut pandang yang segar.
Audiard secara khusus memilih aktris transpuan untuk memerankan karakter utama, keputusan yang disebutnya sebagai langkah logis dan konsisten dengan visi artistiknya. Saat menerima penghargaan, Audiard menggunakan momen tersebut untuk membahas pandangan filosofisnya terkait seni dan kehidupan.
Foto/Patch
Ia menyebutkan bahwa seni adalah cara manusia menantang dogma, termasuk kepercayaan terhadap Tuhan. Pernyataannya ini mendapat sorotan tajam, dengan sebagian pihak menganggapnya sebagai penghinaan terhadap keyakinan agama.
"Memilih transpuan untuk memerankan tokoh transpuan adalah keputusan yang masuk akal," kata Audiard.
Lihat Juga :
tulis komentar anda