Profil Jacques Audiard, Sutradara yang Menghina Tuhan di Golden Globe 2025 sebelum Kebakaran Los Angeles
Senin, 13 Januari 2025 - 17:00 WIB
Kesuksesan dalam dunia penulisan skenario memberinya kepercayaan diri untuk membuat film panjang pertamanya, Regarde les hommes tomber (1994). Film ini dibintangi oleh aktor-aktor ternama seperti Mathieu Kassovitz dan Jean-Louis Trintignant.
Karya ini berhasil memenangkan tiga penghargaan Cesar, termasuk Sutradara Baru Terbaik untuk Audiard dan Aktor Baru Terbaik untuk Kassovitz. Kesuksesan ini diikuti oleh film keduanya, Un héros tres discret (1996), yang diputar di Festival Film Cannes dan memenangkan penghargaan Skenario Terbaik.
Film ini mengisahkan seorang penipu muda yang menciptakan kisah heroik palsu tentang dirinya setelah Perang Dunia II, dengan tema yang menantang mitos perlawanan Prancis terhadap Nazi. Film ini juga mendapatkan penghargaan di Festival Stockholm dan Valladolid, memperkuat reputasi internasionalnya.
Pada 2001, Audiard merilis Sur mes leveres, sebuah kisah cinta yang tidak biasa antara seorang pekerja kantor yang tuli dan seorang mantan penjahat. Film ini sukses besar dan memenangkan tiga penghargaan Cesar, termasuk untuk Aktris Terbaik, Suara Terbaik, dan Skenario Terbaik.
Film lainnya, De battre mon cœur s'est arrete (2005), sebuah remake dari Fingers karya James Toback, dirilis di Festival Film Berlin dan mendapatkan sambutan hangat.
Jacques Audiard kini dianggap sebagai salah satu master baru film thriller Prancis, atau yang dikenal sebagai polar. Ia kerap dibandingkan dengan sutradara legendaris seperti Jean-Pierre Melville dan Henri-Georges Clouzot.
Dengan gaya sinematik yang unik, Audiard dikenal mampu menggali emosi mendalam dari karakter-karakternya, menggabungkan tema cinta, penipuan, dan moralitas dengan sentuhan visual yang memikat.
Karya ini berhasil memenangkan tiga penghargaan Cesar, termasuk Sutradara Baru Terbaik untuk Audiard dan Aktor Baru Terbaik untuk Kassovitz. Kesuksesan ini diikuti oleh film keduanya, Un héros tres discret (1996), yang diputar di Festival Film Cannes dan memenangkan penghargaan Skenario Terbaik.
Film ini mengisahkan seorang penipu muda yang menciptakan kisah heroik palsu tentang dirinya setelah Perang Dunia II, dengan tema yang menantang mitos perlawanan Prancis terhadap Nazi. Film ini juga mendapatkan penghargaan di Festival Stockholm dan Valladolid, memperkuat reputasi internasionalnya.
Film-film Ikonik
Pada 2001, Audiard merilis Sur mes leveres, sebuah kisah cinta yang tidak biasa antara seorang pekerja kantor yang tuli dan seorang mantan penjahat. Film ini sukses besar dan memenangkan tiga penghargaan Cesar, termasuk untuk Aktris Terbaik, Suara Terbaik, dan Skenario Terbaik.
Film lainnya, De battre mon cœur s'est arrete (2005), sebuah remake dari Fingers karya James Toback, dirilis di Festival Film Berlin dan mendapatkan sambutan hangat.
Baca Juga
Gaya Sinematik
Jacques Audiard kini dianggap sebagai salah satu master baru film thriller Prancis, atau yang dikenal sebagai polar. Ia kerap dibandingkan dengan sutradara legendaris seperti Jean-Pierre Melville dan Henri-Georges Clouzot.
Dengan gaya sinematik yang unik, Audiard dikenal mampu menggali emosi mendalam dari karakter-karakternya, menggabungkan tema cinta, penipuan, dan moralitas dengan sentuhan visual yang memikat.
Lihat Juga :
tulis komentar anda