Industri K-pop Tetap Bersinar saat Pandemi
Senin, 14 September 2020 - 06:45 WIB
SEOUL - Di tengah menurunnya ekonomi dunia, terutama di Korea Selatan (Korsel), industri K-pop baik musik maupun drama, justru tetap bergeliat. Mereka bukan hanya menjadi kebanggaan budaya Korsel, melainkan juga menjadi mesin ekonomi Negeri Ginseng saat resesi ekonomi.
Bukan hanya lagu para musisi K-pop yang tetap laris manis, mereka juga menggelar konser secara virtual di tengah pandemi untuk menyapa para penggemarnya. Itu menjadikan mereka masih memiliki ikatan emosional dengan para penggemarnya. Apalagi ketika pandemi, di mana ruang aktivitas gerak terbatas, maka hiburan secara virtual tetap dicari dan dibutuhkan. (Baca: Disebut Sebagai LSM, Begini Jawaban Majelis Ulama Indonesia)
Salah satu bukti tetap eksisnya K-pop di industri musik adalah suksesnya lagu Dynamite dari kelompok musik BTS. Lagu itu mampu meraih keuntungan ekonomi senilai USD1,43 miliar atau setara dengan 8.000 pekerjaan baru. Itu memperkuat kehadiran BTS dalam pasar musik terbesar dunia dan masuk dalam nomor satu Billboard Hot 100.
Kajian yang dilaksanakan Kementerian Budaya, Olahraga, dan Pariwisata Korsel memprediksi, BTS akan terus memperkuat perekonomian negara itu. BTS juga mampu menghasilkan penjualan langsung lebih dari 400 miliar won dan bisa memicu penjualan kosmetik senilai 600 miliar won atau sekitar 180 miliar won untuk makanan dan minuman.
Estimasi itu dilakukan dengan menganalisis penjualan label yang menaungi BTS, Big Hit Entertainment, serta data statistik Badan Bea Cukai Korsel, Bank Korea, dan Google Trend. Itu belum termasuk wisatawan asing yang tidak boleh masuk karena pembatasan perjalanan oleh Seoul lantaran pandemi korona.
“Jika kita memproyeksikan pendapatan pariwisata, kita memperkirakan dampak ekonominya bisa lebih kuat,” demikian keterangan Kementerian Budaya, Olahraga, dan Pariwisata Korsel dilansir Channel News Asia.
Sejak beberapa tahun terakhir, K-pop dan K-drama merupakan ekspor budaya paling sukses yang dilakukan Korsel. Itu menjadi komponen utama Gelombang Korea yang menyatu Asia dalam dua dekade terakhir, dan telah merambah Eropa dan Benua Amerika. Di tengah pandemi korona, ketika tidak ada konser dan jumpa bintang, Hallyu atau Gelombang Korea masih tetap bergema. (Baca juga: Wabah Corona, Bolehkah Salat memakai masker?)
SM Entertainment, salah satu agensi hiburan terbesar di Korsel, bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi Korsel, SK, juga menggelar konser langsung yang disiarkan langsung dan ditonton oleh para penggemarnya di rumah masing-masing.
“Covid-19 menjadi kesempatan baru bagi ekspansi Hallyu Korsel untuk berekspansi dan terus berkembang,” kata Kim Hun-sik, kritikus budaya pop di Seoul. “SM Entertainment telah berinvestasi dalam virtual reality. Banyak artis yang akan bergabung seperti Psy dengan Gangnam Style dan kini BTS,” imbuhnya.
Bukan hanya lagu para musisi K-pop yang tetap laris manis, mereka juga menggelar konser secara virtual di tengah pandemi untuk menyapa para penggemarnya. Itu menjadikan mereka masih memiliki ikatan emosional dengan para penggemarnya. Apalagi ketika pandemi, di mana ruang aktivitas gerak terbatas, maka hiburan secara virtual tetap dicari dan dibutuhkan. (Baca: Disebut Sebagai LSM, Begini Jawaban Majelis Ulama Indonesia)
Salah satu bukti tetap eksisnya K-pop di industri musik adalah suksesnya lagu Dynamite dari kelompok musik BTS. Lagu itu mampu meraih keuntungan ekonomi senilai USD1,43 miliar atau setara dengan 8.000 pekerjaan baru. Itu memperkuat kehadiran BTS dalam pasar musik terbesar dunia dan masuk dalam nomor satu Billboard Hot 100.
Kajian yang dilaksanakan Kementerian Budaya, Olahraga, dan Pariwisata Korsel memprediksi, BTS akan terus memperkuat perekonomian negara itu. BTS juga mampu menghasilkan penjualan langsung lebih dari 400 miliar won dan bisa memicu penjualan kosmetik senilai 600 miliar won atau sekitar 180 miliar won untuk makanan dan minuman.
Estimasi itu dilakukan dengan menganalisis penjualan label yang menaungi BTS, Big Hit Entertainment, serta data statistik Badan Bea Cukai Korsel, Bank Korea, dan Google Trend. Itu belum termasuk wisatawan asing yang tidak boleh masuk karena pembatasan perjalanan oleh Seoul lantaran pandemi korona.
“Jika kita memproyeksikan pendapatan pariwisata, kita memperkirakan dampak ekonominya bisa lebih kuat,” demikian keterangan Kementerian Budaya, Olahraga, dan Pariwisata Korsel dilansir Channel News Asia.
Sejak beberapa tahun terakhir, K-pop dan K-drama merupakan ekspor budaya paling sukses yang dilakukan Korsel. Itu menjadi komponen utama Gelombang Korea yang menyatu Asia dalam dua dekade terakhir, dan telah merambah Eropa dan Benua Amerika. Di tengah pandemi korona, ketika tidak ada konser dan jumpa bintang, Hallyu atau Gelombang Korea masih tetap bergema. (Baca juga: Wabah Corona, Bolehkah Salat memakai masker?)
SM Entertainment, salah satu agensi hiburan terbesar di Korsel, bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi Korsel, SK, juga menggelar konser langsung yang disiarkan langsung dan ditonton oleh para penggemarnya di rumah masing-masing.
“Covid-19 menjadi kesempatan baru bagi ekspansi Hallyu Korsel untuk berekspansi dan terus berkembang,” kata Kim Hun-sik, kritikus budaya pop di Seoul. “SM Entertainment telah berinvestasi dalam virtual reality. Banyak artis yang akan bergabung seperti Psy dengan Gangnam Style dan kini BTS,” imbuhnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda