Awali Karier sebagai Pengamen, Didi Kempot Terus 'Naik Kelas'
Selasa, 05 Mei 2020 - 11:41 WIB
JAKARTA - Didi Kempot bukanlah nama baru di blantika musik Indonesia. Selama 30 tahun, dia telah malang melintang memamerkan karya-karyanya yang dikenal penggemarnya di seluruh penjuru negeri ini. Tema-tema patah hati yang menghiasi sebagian besar lagunya membuatnya dikenal sebagai Godfather of Broken Heart. Di mata penggemarnya, dia sering disebut sebagai Lord Didi.
Pemilik nama Dionisius Prasetyo ini tentu tidak mencapai kesuksesan yang dia genggam sekarang dengan mudah. Didi harus jatuh bangun membangun kariernya dari penyanyi jalanan hingga akhirnya menjadi seorang penyanyi yang tiap konsernya dipadati banyak penonton. Didi juga telah menjelma menjadi sosok legenda music Tanah Air.
Sepanjang kariernya, Didi telah beberapa kali memenangkan AMI Awards. Tahun ini, dia meraih Lifetime Achievement dari Billboard Indonesia Music Awards 2020. Pada Juli mendatang, dia telah dijadwalkan untuk menggelar konser untuk merayakan 30 tahun perjalanan kariernya di Stadion GBK, Senayan, Jakarta, dengan tema Ambyar Tak Jogeti. Konser ini tentu sudah sangat dinantikan para penggemarnya.
Sayang, keinginan Sobat Ambyar—sebutan untuk fans berat Didi—untuk menyaksikan aksi Didi di GBK harus pupus. Pada 5 Mei 2020, Didi mengembuskan napas terakhirnya di RS Kasih Ibu, Solo, akibat serangan jantung.
Konser itu sejatinya akan menyajikan fasilitas berstandar artis internasional itu turut menghadirkan penyanyi lagu daerah lainnya, seperti Victor Hutabarat dari Batak dan Yopie Latul dari Ambon. Didi Kempot yang dikenal dengan nuansa Jawanya akan berkolaborasi juga dengan dua penyanyi tersebut.
Didi mengawali kariernya sebagai pengamen. Pada tahun 80an, dia hijrah dari Solo ke Jakarta dan menjadi anggota Kelompok Pengamen Trotoar atau disingkat Kempot. Dari situlah, dia kemudian dikenal dengan nama Didi Kempot. Kepiawaiannya bermusik membuat Musica Studio’s meliriknya. Saat berada di bawah label besar itulah, Didi merilis single Cidro.
Lagu Cidro yang terinspirasi dari jalinan asmaranya yang gagal ini menyentuh begitu banyak orang. Tak heran jika sampai sekarang, Didi masih sering menyanyikan lagu itu ketika berada di atas panggung. Namun, saat itu, lagu ini tidak meledak di Indonesia. Malahan, lagu Cidro terkenal di Belanda dan Suriname. Inilah yang kemudian membawa Didi untuk kali pertama terbang ke luar negeri memamerkan karyanya.
"Saya nyanyi satu lagu judulnya Cidro, saat itu di Indonesia kurang terkenal. Ternyata ada turis dari Suriname, dan dia domisili Belanda sana, kemudian lagu saya diputar di salah satu radio di Amsterdam, dan lagu itu digemari sekali," kenang Didi saat tampil di acara konferensi pers konser 30 tahun perjalanan kariernya di Jakarta beberapa waktu lalu.
"Sejak saat itu, tahun 1993, saya mulai mondar mandir Jakarta-Belanda-Suriname, itu sangat menyenangkan sekali," kata Didi yang tidak pernah menyangka bahwa seorang pengamen jalanan bisa dikenal di belahan dunia lain.
Pemilik nama Dionisius Prasetyo ini tentu tidak mencapai kesuksesan yang dia genggam sekarang dengan mudah. Didi harus jatuh bangun membangun kariernya dari penyanyi jalanan hingga akhirnya menjadi seorang penyanyi yang tiap konsernya dipadati banyak penonton. Didi juga telah menjelma menjadi sosok legenda music Tanah Air.
Sepanjang kariernya, Didi telah beberapa kali memenangkan AMI Awards. Tahun ini, dia meraih Lifetime Achievement dari Billboard Indonesia Music Awards 2020. Pada Juli mendatang, dia telah dijadwalkan untuk menggelar konser untuk merayakan 30 tahun perjalanan kariernya di Stadion GBK, Senayan, Jakarta, dengan tema Ambyar Tak Jogeti. Konser ini tentu sudah sangat dinantikan para penggemarnya.
Sayang, keinginan Sobat Ambyar—sebutan untuk fans berat Didi—untuk menyaksikan aksi Didi di GBK harus pupus. Pada 5 Mei 2020, Didi mengembuskan napas terakhirnya di RS Kasih Ibu, Solo, akibat serangan jantung.
Konser itu sejatinya akan menyajikan fasilitas berstandar artis internasional itu turut menghadirkan penyanyi lagu daerah lainnya, seperti Victor Hutabarat dari Batak dan Yopie Latul dari Ambon. Didi Kempot yang dikenal dengan nuansa Jawanya akan berkolaborasi juga dengan dua penyanyi tersebut.
Didi mengawali kariernya sebagai pengamen. Pada tahun 80an, dia hijrah dari Solo ke Jakarta dan menjadi anggota Kelompok Pengamen Trotoar atau disingkat Kempot. Dari situlah, dia kemudian dikenal dengan nama Didi Kempot. Kepiawaiannya bermusik membuat Musica Studio’s meliriknya. Saat berada di bawah label besar itulah, Didi merilis single Cidro.
Lagu Cidro yang terinspirasi dari jalinan asmaranya yang gagal ini menyentuh begitu banyak orang. Tak heran jika sampai sekarang, Didi masih sering menyanyikan lagu itu ketika berada di atas panggung. Namun, saat itu, lagu ini tidak meledak di Indonesia. Malahan, lagu Cidro terkenal di Belanda dan Suriname. Inilah yang kemudian membawa Didi untuk kali pertama terbang ke luar negeri memamerkan karyanya.
"Saya nyanyi satu lagu judulnya Cidro, saat itu di Indonesia kurang terkenal. Ternyata ada turis dari Suriname, dan dia domisili Belanda sana, kemudian lagu saya diputar di salah satu radio di Amsterdam, dan lagu itu digemari sekali," kenang Didi saat tampil di acara konferensi pers konser 30 tahun perjalanan kariernya di Jakarta beberapa waktu lalu.
"Sejak saat itu, tahun 1993, saya mulai mondar mandir Jakarta-Belanda-Suriname, itu sangat menyenangkan sekali," kata Didi yang tidak pernah menyangka bahwa seorang pengamen jalanan bisa dikenal di belahan dunia lain.
tulis komentar anda