Kadar Gula Darah Terlalu Tinggi Dapat Pengaruhi Suasana Hati Seseorang

Kamis, 15 Oktober 2020 - 11:11 WIB
Memiliki suasana hati yang buruk dan lebih rentan terhadap kecemasan, kemarahan, dan kegugupan bisa jadi karena gula darah terlalu tinggi. / Foto: Ilustrasi/Medical News Today
JAKARTA - Sekilas diabetes tipe 2 bisa jadi tidak berbahaya karena gejalanya belum tentu membuat Anda merasa tidak enak badan. Padahal, Anda bisa hidup dengan kondisi kronis tersebut selama bertahun-tahun tanpa menyadarinya. Diabetes hanya cenderung muncul ketika kadar gula darah secara konsisten tinggi.

(Baca juga: Pengaruh Covid-19 pada Psikologi dan Kesehatan Jiwa di Masyarakat )

Memiliki suasana hati yang buruk dan lebih rentan terhadap kecemasan, kemarahan, dan kegugupan bisa jadi karena gula darah terlalu tinggi. Diabetes tipe 2 adalah suatu kondisi yang memengaruhi pankreas, namun hidup dengan diabetes juga dapat mempengaruhi mood dan kesehatan mental seseorang.



Perubahan suasana hati bisa menjadi hal yang biasa dengan diabetes tipe 2 karena kadar glukosa darah terlalu tinggi. Stres, depresi , dan kecemasan adalah semua perasaan yang mungkin muncul saat menderita diabetes tipe 2.

Seperti dilansir Daily Express, Rabu (14/10), mengelola kondisi seperti diabetes seringkali bisa membuat kewalahan. Jadi penting untuk tidak hanya mengelolanya dengan baik tetapi juga untuk memeriksa kesehatan emosional Anda sesekali.

Laman Healthline menyebutkan bahwa satu dari empat penderita diabetes mengalami depresi. "Wanita lebih rentan terhadap depresi dengan diabetes daripada pria. Anda mungkin berisiko mengembangkan kondisi kesehatan mental jika Anda menderita diabetes," ungkap laman tersebut.

"Kecemasan umum terjadi pada penderita diabetes dengan 30 hingga 40% penderita diabetes melaporkan mengalami kecemasan."

Sementara, gejala yang terkait dengan diabetes tipe 2 yang dapat memengaruhi suasana hati seseorang meliputi marah, sedih, lemah, haus, lelah, gugup dan lesu. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Perpustakaan Nasional AS, Institut Kesehatan Nasional, depresi dan diabetes diteliti lebih lanjut.

Studi tersebut menemukan bahwa diabetes dan depresi terjadi bersamaan kira-kira dua kali lebih sering daripada yang diperkirakan secara kebetulan. "Meskipun beban psikologis diabetes dapat menyebabkan depresi, penjelasan ini tidak sepenuhnya menjelaskan hubungan antara kedua kondisi ini," kata penelitian tersebut.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More