Bangkitkan Wisata Selam, Kemenparekraf Sosoalisasi CHSE
Kamis, 05 November 2020 - 11:05 WIB
JAKARTA - Untuk mensosialisasikan panduan pelaksaaan Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE) Usaha Wisata Selam, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf/Baparekraf RI) melalui Deputi Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf RI menyelenggarakan kegiatan “Sosialisasi Panduan CHSE Wisata Selam & Dive Tourism Market Updates”.
Kali ini sosialisasi ditujukan untuk pelaku usaha wisata selam sekitar Jakarta, Bogor, Tangerang Depok, Bekasi, Serang dan Bandung. Setelah sebelumnya telah dilakukan serangkaian kegiatan sosialisasitelah dilaksanakan di beberapa destinasi selam secara hybrid di Manado, Labuan Bajo dan Bali pada bulan Oktober 2020.
Deputi Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan(Events) Rizki Handayani menjelaskan bahwa panduan CHSE wisata selam ini telah disusun Bersama kalangan industri wisata selam dan dilegitimasi oleh badan Dive Alert Network (DAN).
“Dengan adanya panduan ini diharapkan wisatakegiatan selam dalam berjalan kembali dengan nyaman dan aman. Mudah - mudahan panduan CHSE dapat memberikan pemahaman bagaiman menjalankan kegiatan wisata selam di era new normal ini kepada kalangan industri wisata selam dan mengajak untuk Bersama-sama mempromosikan wisata selam kepada masyarakat luas”, ucap Rizki dalam Webinar Sosialisasi Panduan CHSE Wisata Selam & Dive Tourism Market Updates, Selasa (3/11).
Kasubdinparekraf Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Puji Hastuti menuturkan kondisi wisata selam di Kepulauan Seribu, bahwa setelah ditutup di masa pandemi, Kepulauan Seribu membuka wisata selam kembali sejak tanggal 12 Oktober 2020 dan sejak tanggal 31 Oktober 2020 sudah mulai mendapatkan kunjungan wisata selam.
Baca juga : Tren Pemulihan Pariwisata, Staycation dan Road Trip Naik 2 Kali Lipat
Kepulauan Seribu sendiri terdiri dari 110 pulau dan pulau yang menjadi destinasi popular untuk wisata selam antara lain, Pulau Pramuka, Pulau Sepa, Pulau Harapan, Pulau Pari dan Pulau Macan. Sebelumnya Kepulauan Seribu telah menerapkan protokol Kesehatan untuk kegiatan wisata dengan berpedoman pada SK Kadisparekraf DKI no.135 / 2020,” ucap Puji.
Sementara itu Ketua Persatuan Usaha Wisata Selam Indonesia (PUWSI), Ricky Soerapoetra menambahkan bahwa PUWSI telah melakukan survey mengenai dampak pandemi Covid-19 terhadap 102 pelaku usaha wisata selam.
“Sebanyak 66% usaha wisata telah tutup, dikarenakan banyak pemilik usaha adalah warga negara asing yang telah menutup usahanya. Sebanyak 93% responden sudah tidak memiliki pemasukan dengan total kerugian sebesar 75,8 Milyar Rupiah. Serta sebanyak 1.784 orang pekerja terdampak, dengan status dirumahkan dan lainnya,” terang Ricky.
Lihat Juga: Yovie Widianto Yakin Pemisahan Kemenparekraf Dorong Progresivitas bagi Musisi dan Seniman
Kali ini sosialisasi ditujukan untuk pelaku usaha wisata selam sekitar Jakarta, Bogor, Tangerang Depok, Bekasi, Serang dan Bandung. Setelah sebelumnya telah dilakukan serangkaian kegiatan sosialisasitelah dilaksanakan di beberapa destinasi selam secara hybrid di Manado, Labuan Bajo dan Bali pada bulan Oktober 2020.
Deputi Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan(Events) Rizki Handayani menjelaskan bahwa panduan CHSE wisata selam ini telah disusun Bersama kalangan industri wisata selam dan dilegitimasi oleh badan Dive Alert Network (DAN).
“Dengan adanya panduan ini diharapkan wisatakegiatan selam dalam berjalan kembali dengan nyaman dan aman. Mudah - mudahan panduan CHSE dapat memberikan pemahaman bagaiman menjalankan kegiatan wisata selam di era new normal ini kepada kalangan industri wisata selam dan mengajak untuk Bersama-sama mempromosikan wisata selam kepada masyarakat luas”, ucap Rizki dalam Webinar Sosialisasi Panduan CHSE Wisata Selam & Dive Tourism Market Updates, Selasa (3/11).
Kasubdinparekraf Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Puji Hastuti menuturkan kondisi wisata selam di Kepulauan Seribu, bahwa setelah ditutup di masa pandemi, Kepulauan Seribu membuka wisata selam kembali sejak tanggal 12 Oktober 2020 dan sejak tanggal 31 Oktober 2020 sudah mulai mendapatkan kunjungan wisata selam.
Baca juga : Tren Pemulihan Pariwisata, Staycation dan Road Trip Naik 2 Kali Lipat
Kepulauan Seribu sendiri terdiri dari 110 pulau dan pulau yang menjadi destinasi popular untuk wisata selam antara lain, Pulau Pramuka, Pulau Sepa, Pulau Harapan, Pulau Pari dan Pulau Macan. Sebelumnya Kepulauan Seribu telah menerapkan protokol Kesehatan untuk kegiatan wisata dengan berpedoman pada SK Kadisparekraf DKI no.135 / 2020,” ucap Puji.
Sementara itu Ketua Persatuan Usaha Wisata Selam Indonesia (PUWSI), Ricky Soerapoetra menambahkan bahwa PUWSI telah melakukan survey mengenai dampak pandemi Covid-19 terhadap 102 pelaku usaha wisata selam.
“Sebanyak 66% usaha wisata telah tutup, dikarenakan banyak pemilik usaha adalah warga negara asing yang telah menutup usahanya. Sebanyak 93% responden sudah tidak memiliki pemasukan dengan total kerugian sebesar 75,8 Milyar Rupiah. Serta sebanyak 1.784 orang pekerja terdampak, dengan status dirumahkan dan lainnya,” terang Ricky.
Lihat Juga: Yovie Widianto Yakin Pemisahan Kemenparekraf Dorong Progresivitas bagi Musisi dan Seniman
(wur)
tulis komentar anda