China Kembali Temukan Virus Corona pada Daging Beku
Senin, 16 November 2020 - 18:03 WIB
JAKARTA - Akhir pekan lalu telah menemukan virus corona pada daging sapi dan babat serta kemasannya di Kota Jinan, China. Daging ini berasal dari Brasil, Bolivia, dan Selandia Baru. Sementara, dua ibu kota provinsi lainnya mendeteksinya pada kemasan pada daging babi dari Argentina.
China meningkatkan pengujian pada makanan beku setelah berulang kali mendeteksi virus pada produk impor, yang memicu larangan impor, bahkan ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan risiko tertular COVID-19 dari makanan beku rendah. (Baca juga: Hati-Hati Sariawan Bisa Berujung Kanker Mulut )
Di Jinan, ibu kota provinsi Shandong, China Timur, daging-daging yang terdeteksi virus corona diimpor oleh unit Guotai International Group (002091.SZ), dan Shanghai Zhongli Development Trade.
Dilansir Reuters, daging tersebut dilaporkan masuk melalui pelabuhan di Shanghai, tanpa menyebutkan perusahaan yang mengirimkan produk ke China. Komisi kesehatan Jinan menyebutkan, lebih dari 7.500 orang yang mungkin terpapar dinyatakan negatif virus corona.
Sementara, kasus daging babi beku dilaporkan di Zhengzhou, ibu kota provinsi Henan di China tengah, dan Xian, ibu kota Shaanxi. Tidak jelas apakah kedua kasus itu terkait.
Sampel yang dites positif di Zhengzhou berasal dari daging babi beku seberat 24 ton yang dikirim dari fasilitas penyimpanan di Qingdao, di Shandong.
China, pembeli daging sapi terbesar dunia, pekan lalu menemukan virus corona pada kemasan daging sapi Argentina di Shandong dan Jiangsu. Selain itu, virus corona juga ditemukan pada kemasan daging sapi Brasil di Wuhan.
Secara terpisah, kota Baotou di wilayah Mongolia Dalam China dilaporkan telah mendisinfeksi beberapa produk dan kendaraan di sebuah perusahaan setelah kasus virus corona tanpa gejala di kota utara Tianjin bersentuhan dengan sekumpulan daging babi beku dari Prancis. (Baca juga: Netizen Antusias Berikan Vote, Tagar #AMAs Trending di Twitter )
Tidak jelas apakah pihak berwenang mencurigai orang tersebut telah menginfeksi daging atau sebaliknya. Tes asam nukleat pada 115 orang menunjukkan hasil negatif.
China meningkatkan pengujian pada makanan beku setelah berulang kali mendeteksi virus pada produk impor, yang memicu larangan impor, bahkan ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan risiko tertular COVID-19 dari makanan beku rendah. (Baca juga: Hati-Hati Sariawan Bisa Berujung Kanker Mulut )
Di Jinan, ibu kota provinsi Shandong, China Timur, daging-daging yang terdeteksi virus corona diimpor oleh unit Guotai International Group (002091.SZ), dan Shanghai Zhongli Development Trade.
Dilansir Reuters, daging tersebut dilaporkan masuk melalui pelabuhan di Shanghai, tanpa menyebutkan perusahaan yang mengirimkan produk ke China. Komisi kesehatan Jinan menyebutkan, lebih dari 7.500 orang yang mungkin terpapar dinyatakan negatif virus corona.
Sementara, kasus daging babi beku dilaporkan di Zhengzhou, ibu kota provinsi Henan di China tengah, dan Xian, ibu kota Shaanxi. Tidak jelas apakah kedua kasus itu terkait.
Sampel yang dites positif di Zhengzhou berasal dari daging babi beku seberat 24 ton yang dikirim dari fasilitas penyimpanan di Qingdao, di Shandong.
China, pembeli daging sapi terbesar dunia, pekan lalu menemukan virus corona pada kemasan daging sapi Argentina di Shandong dan Jiangsu. Selain itu, virus corona juga ditemukan pada kemasan daging sapi Brasil di Wuhan.
Secara terpisah, kota Baotou di wilayah Mongolia Dalam China dilaporkan telah mendisinfeksi beberapa produk dan kendaraan di sebuah perusahaan setelah kasus virus corona tanpa gejala di kota utara Tianjin bersentuhan dengan sekumpulan daging babi beku dari Prancis. (Baca juga: Netizen Antusias Berikan Vote, Tagar #AMAs Trending di Twitter )
Tidak jelas apakah pihak berwenang mencurigai orang tersebut telah menginfeksi daging atau sebaliknya. Tes asam nukleat pada 115 orang menunjukkan hasil negatif.
(tdy)
tulis komentar anda