Pemerintah - Edtech Startup Kerjasama Berdayakan Pelaku Wisata
Kamis, 16 April 2020 - 11:19 WIB
JAKARTA -
Pemulihan pandemi Covid 19 diproyeksi membutuhkan waktu yang cukup lama. Sektor pariwisata paling terkena dampaknya dari wabah tersebut. Banyak lokasi wisata yang tutup sementara, bahkan hotel dan karyawannya pun sudah banyak yang dirumahkan dan terkena pemtusan hubungan kerja (PHK). Untuk mengurangi dampak langsung Covid-19, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia bekerja sama dengan Cakap, startup Edtech Bimbingan Belajar Perintis di Indonesia untuk memberdayakan pemandu wisata dan tenaga kerja di bidang perhotelan untuk mengembangkan keterampilan bahasa Inggris terkait dengan Pariwisata dan Sektor Ekonomi Kreatif. Pemerintah Indonesia percaya bahwa bahasa adalah elemen kunci untuk mendukung dan mempercepat pemulihan pasca pandemi di sektor Pariwisata.
"Program ini memiliki makna strategis bagi kita semua, terutama karena pembelajaran ini diadakan di tengah-tengah wabah COVID-19. Dalam pariwisata, kecakapan berbahasa Inggris adalah elemen kunci untuk mendukung layanan, terutama bagi wisatawan asing, "ujar Menteri Pariwisata dan Eonomi Kreatif Whisnutama, dalam rilis yang diterima redaksi SINDOnews.
Upaya Pemerintah Indonesia memotivasi pemandu wisata dan tenaga kerja di sektor Kreatif Pariwisata dan Ekonomi untuk meningkatkan keterampilan bahasa selama pandemi masih berlangsung.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menambahkan, pihaknya percaya kolaborasi sinergi antara startup Edtech dan pemerintah dapat bermanfaat bagi kegiatan pariwisata untuk tumbuh secara signifikan setelah wabah melambat.
"Kolaborasi semacam ini memungkinkan kita untuk menjangkau lebih banyak peserta sehingga peningkatan keterampilan bahasa aktor pariwisata dapat ditingkatkan,"ujar Angela.
Sementara itu, Tomy Yunus sebagai pendiri dan CEO Cakap menambahkan, pihaknya sangat antusias kerjasama dengan Kemenparekraf dalam hal meningkatkan dan mengembangkan daya saing pelaku pariwisata, terutama di 5 Destinasi Super Prioritas, melalui program pembelajaran yang dirancang khusus menggunakan teknologi kelas jarak jauh. Cara ini membuat kegiatan belajar lebih efektif, berkualitas dan aman di tengah pandemi COVID-19 ini. "
"Apalagi dengan penurunan aktivitas di industri pariwisata yang sebenarnya bisa menjadi peluang emas untuk meningkatkan keterampilan bagi pekerja di sektor pariwisata," katanya.
Program ini telah berhasil menarik sejumlah pemandu wisata pengangguran dan Usaha Kecil Menengah dalam Ekonomi Kreatif (SME) dengan proyeksi akan dimulai pada 2 Mei 2020.lakukan secara lebih masif.
Pemulihan pandemi Covid 19 diproyeksi membutuhkan waktu yang cukup lama. Sektor pariwisata paling terkena dampaknya dari wabah tersebut. Banyak lokasi wisata yang tutup sementara, bahkan hotel dan karyawannya pun sudah banyak yang dirumahkan dan terkena pemtusan hubungan kerja (PHK). Untuk mengurangi dampak langsung Covid-19, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia bekerja sama dengan Cakap, startup Edtech Bimbingan Belajar Perintis di Indonesia untuk memberdayakan pemandu wisata dan tenaga kerja di bidang perhotelan untuk mengembangkan keterampilan bahasa Inggris terkait dengan Pariwisata dan Sektor Ekonomi Kreatif. Pemerintah Indonesia percaya bahwa bahasa adalah elemen kunci untuk mendukung dan mempercepat pemulihan pasca pandemi di sektor Pariwisata.
"Program ini memiliki makna strategis bagi kita semua, terutama karena pembelajaran ini diadakan di tengah-tengah wabah COVID-19. Dalam pariwisata, kecakapan berbahasa Inggris adalah elemen kunci untuk mendukung layanan, terutama bagi wisatawan asing, "ujar Menteri Pariwisata dan Eonomi Kreatif Whisnutama, dalam rilis yang diterima redaksi SINDOnews.
Upaya Pemerintah Indonesia memotivasi pemandu wisata dan tenaga kerja di sektor Kreatif Pariwisata dan Ekonomi untuk meningkatkan keterampilan bahasa selama pandemi masih berlangsung.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menambahkan, pihaknya percaya kolaborasi sinergi antara startup Edtech dan pemerintah dapat bermanfaat bagi kegiatan pariwisata untuk tumbuh secara signifikan setelah wabah melambat.
"Kolaborasi semacam ini memungkinkan kita untuk menjangkau lebih banyak peserta sehingga peningkatan keterampilan bahasa aktor pariwisata dapat ditingkatkan,"ujar Angela.
Sementara itu, Tomy Yunus sebagai pendiri dan CEO Cakap menambahkan, pihaknya sangat antusias kerjasama dengan Kemenparekraf dalam hal meningkatkan dan mengembangkan daya saing pelaku pariwisata, terutama di 5 Destinasi Super Prioritas, melalui program pembelajaran yang dirancang khusus menggunakan teknologi kelas jarak jauh. Cara ini membuat kegiatan belajar lebih efektif, berkualitas dan aman di tengah pandemi COVID-19 ini. "
"Apalagi dengan penurunan aktivitas di industri pariwisata yang sebenarnya bisa menjadi peluang emas untuk meningkatkan keterampilan bagi pekerja di sektor pariwisata," katanya.
Program ini telah berhasil menarik sejumlah pemandu wisata pengangguran dan Usaha Kecil Menengah dalam Ekonomi Kreatif (SME) dengan proyeksi akan dimulai pada 2 Mei 2020.lakukan secara lebih masif.
(wid)
tulis komentar anda