Mengenal Lebih Dekat dengan Konsep Desain Shabby Chic
Selasa, 24 November 2020 - 19:00 WIB
JAKARTA - INTERIOR shabby chic kini sering dijumpai hadir di banyak rumah. Konsep desain ini tengah digemari khususnya oleh kaum hawa karena terkesan lebih feminim.
Shabby chic ialah bagian dari konsep desain interior vintage atau kuno. Mulai dari lemari hingga kursi yang tampak berbeda dari model masa kini. Namun di balik kekunoannya, ada sisi menarik dalam gaya ini, seperti arti kata ‘shabby’ dan ‘chic’ yang memiliki arti yang bertolak belakang. ‘Shabby’ berarti lusuh, usang, atau kumal, sedangnya ‘chic’ berarti cantik dan elok.
Tidak heran jika rumah yang sekilas terlihat usang, penuh goresan, warna yang pudar, dan cat terkelupas, interior shabby chic tetap terlihat cantik, unik, dan antik. Tidak salah pula jika interior bergaya shabby chic sudah ada di Inggris pada 1900-an.
Dikutip dari thealmamarket.co.uk, ketika pemilik rumah di pedesaan kesulitan keuangan dan tidak mampu membeli kebutuhan rumah tangga, lalu yang mereka lakukan ialah tidak membeli furnitur dan barang-barang rumah lainnya. Nyatanya, justru gaya dekorasi rumah yang kumuh menjadi populer pada 1980-an ketika masyarakat kelas menengah atas mulai mengaplikasikannya ke dalam desain interior hunian. Bahkan, hingga kini pesona interior shabby chic masih menarik perhatian banyak orang.
Selain dikenal dengan gaya vintage, shabby chic pun khas dengan warna-warna lembut atau warna muda dan motif bunga kecil. Tidak heran jika shabby chic sangat feminim. Unsur lain yang dapat mendefinisikan desain interior bergaya shabby chic adalah slipcovers atau pelapis furnitur.
Slipcovers biasanya digunakan untuk melapisi sofa atau kursi. Jika ingin mencoba slipcovers, Anda harus memilih jenis kain yang lembut dan nyaman seperti katun atau linen.
Selain itu, perhatikan juga pemilihan warnanya. Usahakan memilih warna yang lembut seperti putih, krem, atau pink muda. Slipcovers bergaya shabby chic juga biasanya bermotif bunga-bunga kecil dan memiliki unsur renda sebagai pemanis.
Selain slipcovers, biasanya hunian bergaya shabby chic juga penuh dengan tekstur, seperti permukaan meja makan kayu yang tidak diberi finishing. Furnitur dengan motif patina atau noda warna pada permukaan furnitur yang terbuat dari perunggu, tembaga, dan logam, juga menjadi pilihan yang tepat.
Jika Anda tertarik mendekorasi rumah dengan gaya shabby chic, sebenarnya mudah dan cukup hemat. Sebab, dengan mengutamakan prinsip memperbaharui barang lama, desain interior shabby chic tentu sangat ramah budget.
Shabby chic ialah bagian dari konsep desain interior vintage atau kuno. Mulai dari lemari hingga kursi yang tampak berbeda dari model masa kini. Namun di balik kekunoannya, ada sisi menarik dalam gaya ini, seperti arti kata ‘shabby’ dan ‘chic’ yang memiliki arti yang bertolak belakang. ‘Shabby’ berarti lusuh, usang, atau kumal, sedangnya ‘chic’ berarti cantik dan elok.
Tidak heran jika rumah yang sekilas terlihat usang, penuh goresan, warna yang pudar, dan cat terkelupas, interior shabby chic tetap terlihat cantik, unik, dan antik. Tidak salah pula jika interior bergaya shabby chic sudah ada di Inggris pada 1900-an.
Dikutip dari thealmamarket.co.uk, ketika pemilik rumah di pedesaan kesulitan keuangan dan tidak mampu membeli kebutuhan rumah tangga, lalu yang mereka lakukan ialah tidak membeli furnitur dan barang-barang rumah lainnya. Nyatanya, justru gaya dekorasi rumah yang kumuh menjadi populer pada 1980-an ketika masyarakat kelas menengah atas mulai mengaplikasikannya ke dalam desain interior hunian. Bahkan, hingga kini pesona interior shabby chic masih menarik perhatian banyak orang.
Selain dikenal dengan gaya vintage, shabby chic pun khas dengan warna-warna lembut atau warna muda dan motif bunga kecil. Tidak heran jika shabby chic sangat feminim. Unsur lain yang dapat mendefinisikan desain interior bergaya shabby chic adalah slipcovers atau pelapis furnitur.
Slipcovers biasanya digunakan untuk melapisi sofa atau kursi. Jika ingin mencoba slipcovers, Anda harus memilih jenis kain yang lembut dan nyaman seperti katun atau linen.
Selain itu, perhatikan juga pemilihan warnanya. Usahakan memilih warna yang lembut seperti putih, krem, atau pink muda. Slipcovers bergaya shabby chic juga biasanya bermotif bunga-bunga kecil dan memiliki unsur renda sebagai pemanis.
Selain slipcovers, biasanya hunian bergaya shabby chic juga penuh dengan tekstur, seperti permukaan meja makan kayu yang tidak diberi finishing. Furnitur dengan motif patina atau noda warna pada permukaan furnitur yang terbuat dari perunggu, tembaga, dan logam, juga menjadi pilihan yang tepat.
Jika Anda tertarik mendekorasi rumah dengan gaya shabby chic, sebenarnya mudah dan cukup hemat. Sebab, dengan mengutamakan prinsip memperbaharui barang lama, desain interior shabby chic tentu sangat ramah budget.
tulis komentar anda