Peneliti Jepang Temukan Puasa Miliki Efek Antipenuaan
Senin, 11 Mei 2020 - 20:00 WIB
JAKARTA - Puasa telah menjadi cara yang familiar untuk menurunkan berat badan. Namun, sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti di Jepang mengungkap beberapa efek puasa yang sebelumnya kurang diketahui banyak orang.
Gagasan dasarnya ialah membatasi asupan makanan harian enam hingga delapan kali. Efek puasa tidak hanya mencakup penurunan berat badan, tetapi juga mengurangi perasaan lapar serta mengurangi risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung dan diabetes.
Karbohidrat biasanya digunakan oleh tubuh sebagai bahan bakar energi. Namun, jika tubuh kurang karbohidrat, maka ia akan mencari sumber energi alternatif seperti lemak. Karena itulah mengapa selama puasa tubuh beralih ke kondisi pembakaran lemak untuk memberinya energi.
Puasa atau pembatasan asupan makanan jika dilakukan secara benar dapat membantu meningkatkan tingkat energi dan menghasilkan kualitas tidur yang lebih baik.
Seperti dilansir dari laman Medicalnewsbulletin, para ilmuwan di Jepang menyelidiki lebih lanjut efek puasa pada tubuh manusia. Penelitian ini melibatkan empat orang yang berpuasa selama 58 jam. Mereka melakukan analisis terhadap seluruh darah, seperti plasma dan sel darah merah, dari masing-masing peserta.
Para peneliti ini menggunakan sampel yang diambil untuk memantau perubahan tingkat metabolit yang biasanya merupakan molekul kecil yang terbentuk selama proses metabolisme. Metabolisme digunakan untuk menggambarkan reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh untuk mengubah makanan yang kita makan menjadi energi dam beraktivitas.
Analisis komprehensif sampel darah itu menunjukkan bahwa puasa memiliki banyak manfaat yang luar biasa. Dari metabolit-metabolit tersebut diketahui kalau pengurangan asupan makanan memiliki efek antipenuaan. Metabolit ini penting untuk pemeliharaan otot dan aktivitas antioksidan.
Dari temuan tersebut terlihat bahwa puasa dapat membantu meningkatkan umur panjang dan memiliki efek peremajaan.
Dari penelitian itu diketahui pula bahwa puasa tidak hanya dapat meningkatkan fungsi sel secara optimal, tapi juga meningkatkan produksi antioksidan tubuh yang melindungi sel dari radikal bebas selama metabolisme.
"Puasa dapat meningkatkan produksi metabolit yang menjadi kunci dalam penelitian. Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut, termasuk studi yang lebih besar di balik perubahan metabolisme ini," ujar salah seorang peneliti.
Gagasan dasarnya ialah membatasi asupan makanan harian enam hingga delapan kali. Efek puasa tidak hanya mencakup penurunan berat badan, tetapi juga mengurangi perasaan lapar serta mengurangi risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung dan diabetes.
Karbohidrat biasanya digunakan oleh tubuh sebagai bahan bakar energi. Namun, jika tubuh kurang karbohidrat, maka ia akan mencari sumber energi alternatif seperti lemak. Karena itulah mengapa selama puasa tubuh beralih ke kondisi pembakaran lemak untuk memberinya energi.
Puasa atau pembatasan asupan makanan jika dilakukan secara benar dapat membantu meningkatkan tingkat energi dan menghasilkan kualitas tidur yang lebih baik.
Seperti dilansir dari laman Medicalnewsbulletin, para ilmuwan di Jepang menyelidiki lebih lanjut efek puasa pada tubuh manusia. Penelitian ini melibatkan empat orang yang berpuasa selama 58 jam. Mereka melakukan analisis terhadap seluruh darah, seperti plasma dan sel darah merah, dari masing-masing peserta.
Para peneliti ini menggunakan sampel yang diambil untuk memantau perubahan tingkat metabolit yang biasanya merupakan molekul kecil yang terbentuk selama proses metabolisme. Metabolisme digunakan untuk menggambarkan reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh untuk mengubah makanan yang kita makan menjadi energi dam beraktivitas.
Analisis komprehensif sampel darah itu menunjukkan bahwa puasa memiliki banyak manfaat yang luar biasa. Dari metabolit-metabolit tersebut diketahui kalau pengurangan asupan makanan memiliki efek antipenuaan. Metabolit ini penting untuk pemeliharaan otot dan aktivitas antioksidan.
Dari temuan tersebut terlihat bahwa puasa dapat membantu meningkatkan umur panjang dan memiliki efek peremajaan.
Dari penelitian itu diketahui pula bahwa puasa tidak hanya dapat meningkatkan fungsi sel secara optimal, tapi juga meningkatkan produksi antioksidan tubuh yang melindungi sel dari radikal bebas selama metabolisme.
"Puasa dapat meningkatkan produksi metabolit yang menjadi kunci dalam penelitian. Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut, termasuk studi yang lebih besar di balik perubahan metabolisme ini," ujar salah seorang peneliti.
(tsa)
Lihat Juga :
tulis komentar anda