Kemenkes Siapkan Program Lawan HIV AIDS

Rabu, 02 Desember 2020 - 02:02 WIB
Foto Ilustrasi/Freepik
JAKARTA - Selama masa pandemi COVID-19 penanganan masalah HIV/AIDS menjadi terhambat. Bahkan, program-program kesehatan lain juga mengalami kendala.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Siti Nadia Tarmizi, M. Epid mengatakan, sebenarnya banyak hal sudah dilakukan pemerintah sepanjang perjalanan HIV/AIDS di Indonesia sejak 1987. Pertama kali ditemukan di Indonesia dan kemudian menjadi program nasional di Kementerian Kesehatan.

( )

Di awal tahun 2012 estimasi orang dengan HIV/AIDS di Indonesia ada sekitar 630 ribu. Estimasi ini cukup baik karena kemudian angkanya turun menjadi 543 ribu di 2018.



"Jadi ini merupakan kerja bersama kita dan kerja semua. Tidak bisa hanya oleh sektor kesehatan, di berbagai lintas sektor dan lintas program ikut terlibat dari mulai upaya pencegahan sejak tentunya remaja, bagaimana mengubah perilaku beresiko seksual, ataupun bagaimana pengobatan dan sehingga seseorang yang terinfeksi HIV/AIDS tidak jatuh pada kondisi terpuruk, dan tetap beraktivitas secara normal," kata dr. Nadia saat media briefing secara virtual di Gedung Kemenkes, Jakarta, Senin (30/11).

Tahun lalu, Kementerian Kesehatan bisa melakukan tes khususnya untuk HIV, Sifilis, dan Hepatitis kepada dua juta lebih ibu hamil. Tahun ini, tambah dr. Nadia, mungkin karena terkendala COVID-19 ibu hamil yang dites baru pada angka 1,7 juta, di mana dari 1,7 juta ini kurang lebih 0,3% positif HIV/AIDS.

“Kita kuatkan komitmen untuk berupaya mencegah ibu hamil yang positif HIV/AIDS menularkan kepada anaknya. Ini yang sudah pasti supaya kita menghasilkan SDM yang tentu berdaya saing dan nanti akan berkontribusi pada pembangunan secara umum," ucap dr. Nadia.

Ia menjelaskan langkah awal yang dilakukan adalah mencegah anak yang dilahirkan tidak terinfeksi HIV/AIDS melalui Program Aku Bangga Aku Tahu. Kemenkes juga berusaha mengurangi stigma dan diskriminasi yang dirasakan orang dengan HIV/AIDS.

"Terutama pada anak-anak ataupun bayi yang tadinya HIV/AIDS positif kemudian mengalami stigma dan diskriminasi di masyarakat. Dengan Program Aku Bangga Aku Tahu, untuk tahun ini kita berusaha mengurangi bahkan menghilangkan stigma dan diskriminasi," kata dr. Nadia.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More