Jalan Kaki dan Naik Tangga Tiap Hari Tingkatkan Kesehatan Mental
Selasa, 08 Desember 2020 - 06:29 WIB
JAKARTA - Kegiatan sehari-hari seperti menaiki tangga atau sekadar berjalan kaki ke toko sekitar rumah dapat secara signifikan meningkatkan kesehatan mental selama masa pandemi COVID-19. Kegiatan ini terutama berdampak besar pada orang yang rentan terhadap gangguan kejiwaan.
Sudah menjadi fakta umum bahwa olahraga meningkatkan kesehatan fisik dan kesehatan mental, tetapi sejauh ini pengaruh aktivitas sehari-hari terhadap kesehatan mental seseorang hampir tidak pernah dipelajari. Misalnya, belum jelas struktur otak mana yang terlibat. (Baca juga: 6 Cara Menolong Diri Sendiri saat Kena Masalah Kesehatan Mental )
Sekarang para peneliti dari Karlsruhe Institute of Technology (KIT) dan Central Institute of Mental Health (CIMH) di Jerman telah mempelajari daerah otak yang memainkan peran sentral dalam proses ini.
"Menaiki tangga setiap hari dapat membantu kita merasa terjaga dan penuh energi. Ini meningkatkan kesehatan mental kita," tulis penulis dalam makalah yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances dilansir dari Times Now News.
"Saat ini, kita mengalami pembatasan dalam kehidupan publik dan kontak sosial yang dapat mempengaruhi kesejahteraan kita. Untuk merasa lebih baik, menaiki tangga lebih sering mungkin membantu," jelas Profesor Heike Tost dari CIMH di Mannheim, Jerman.
Untuk mencapai kesimpulan ini, 67 orang menjadi sasaran penilaian untuk menentukan dampak aktivitas sehari-hari terhadap kewaspadaan selama tujuh hari. Ditemukan bahwa orang-orang merasa lebih waspada dan lebih berenergi langsung setelah aktivitas.
Kewaspadaan dan energi terbukti menjadi komponen penting dari kesejahteraan dan kesehatan psikis para peserta. Analisis ini digabungkan dengan tomografi resonansi magnetik di CIMH untuk kelompok lain yang terdiri dari 83 orang. "Ditemukan bahwa 'subgenual cingulate cortex', bagian dari korteks serebral, penting untuk interaksi antara aktivitas sehari-hari dan kesejahteraan yang efektif," tulis para penulis.
Di wilayah otak inilah emosi dan ketahanan terhadap gangguan kejiwaan diatur. Para penulis mengidentifikasi wilayah otak ini sebagai korelasi saraf yang menentukan yang menengahi hubungan antara aktivitas fisik dan energi subjektif. (Baca juga: Ingin Terhindar dari Kanker Payudara? Yuk Coba Cara Berikut Ini! )
"Orang-orang dengan volume materi otak abu-abu yang lebih kecil di wilayah ini dan risiko gangguan kejiwaan yang lebih tinggi merasa kurang penuh energi ketika mereka tidak aktif secara fisik. Namun, setelah aktivitas sehari-hari, orang-orang ini merasa lebih terisi dengan energi daripada orang-orang dengan volume otak yang lebih besar," ujar Tost.
Profesor Andreas Meyer-Lindenberg, Direktur CIMH, menambahkan, hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-hari bermanfaat bagi kesehatan mental, terutama pada orang yang rentan terhadap gangguan kejiwaan.
Sudah menjadi fakta umum bahwa olahraga meningkatkan kesehatan fisik dan kesehatan mental, tetapi sejauh ini pengaruh aktivitas sehari-hari terhadap kesehatan mental seseorang hampir tidak pernah dipelajari. Misalnya, belum jelas struktur otak mana yang terlibat. (Baca juga: 6 Cara Menolong Diri Sendiri saat Kena Masalah Kesehatan Mental )
Sekarang para peneliti dari Karlsruhe Institute of Technology (KIT) dan Central Institute of Mental Health (CIMH) di Jerman telah mempelajari daerah otak yang memainkan peran sentral dalam proses ini.
"Menaiki tangga setiap hari dapat membantu kita merasa terjaga dan penuh energi. Ini meningkatkan kesehatan mental kita," tulis penulis dalam makalah yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances dilansir dari Times Now News.
"Saat ini, kita mengalami pembatasan dalam kehidupan publik dan kontak sosial yang dapat mempengaruhi kesejahteraan kita. Untuk merasa lebih baik, menaiki tangga lebih sering mungkin membantu," jelas Profesor Heike Tost dari CIMH di Mannheim, Jerman.
Untuk mencapai kesimpulan ini, 67 orang menjadi sasaran penilaian untuk menentukan dampak aktivitas sehari-hari terhadap kewaspadaan selama tujuh hari. Ditemukan bahwa orang-orang merasa lebih waspada dan lebih berenergi langsung setelah aktivitas.
Kewaspadaan dan energi terbukti menjadi komponen penting dari kesejahteraan dan kesehatan psikis para peserta. Analisis ini digabungkan dengan tomografi resonansi magnetik di CIMH untuk kelompok lain yang terdiri dari 83 orang. "Ditemukan bahwa 'subgenual cingulate cortex', bagian dari korteks serebral, penting untuk interaksi antara aktivitas sehari-hari dan kesejahteraan yang efektif," tulis para penulis.
Di wilayah otak inilah emosi dan ketahanan terhadap gangguan kejiwaan diatur. Para penulis mengidentifikasi wilayah otak ini sebagai korelasi saraf yang menentukan yang menengahi hubungan antara aktivitas fisik dan energi subjektif. (Baca juga: Ingin Terhindar dari Kanker Payudara? Yuk Coba Cara Berikut Ini! )
"Orang-orang dengan volume materi otak abu-abu yang lebih kecil di wilayah ini dan risiko gangguan kejiwaan yang lebih tinggi merasa kurang penuh energi ketika mereka tidak aktif secara fisik. Namun, setelah aktivitas sehari-hari, orang-orang ini merasa lebih terisi dengan energi daripada orang-orang dengan volume otak yang lebih besar," ujar Tost.
Profesor Andreas Meyer-Lindenberg, Direktur CIMH, menambahkan, hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-hari bermanfaat bagi kesehatan mental, terutama pada orang yang rentan terhadap gangguan kejiwaan.
(tdy)
Lihat Juga :
tulis komentar anda