Berbahaya buat Kesehatan, Bagaimana Cara BPA Masuk ke Dalam Tubuh?

Selasa, 15 Desember 2020 - 22:02 WIB
Menurut dr. Daulika Husna, bahaya BPA dapat dirasakan dalam waktu lama, dan efeknya tidak serta merta. / Foto: ist
JAKARTA - Berbagai upaya tengah dilakukan untuk mengurangi risiko terpapar senyawa BPA (Bisphenol A). Salah satu langkah termudah yang saat ini bisa dilakukan adalah dengan tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang termigrasi molekul BPA.

( )

Ya, memang lebih baik makan atau minum dari wadah plastik yang mengandung unsur kimia tersebut. Ini sebagaimana terungkap dalam webinar yang baru-baru ini digelar Cerdik Sehat bersama Rumah Sakit Mayapada dan Parentalk bertajuk Mengenal BPA dari Rumah.

Webinar tersebut mencoba memberikan edukasi kepada masyarakat umum bahwa makanan atau minuman yang ditempatkan di dalam wadah mengandung BPA akan mencemari kualitas pangan tersebut. "Apakah kita sudah berkomitmen memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi anak-anak kita?" ujar Co-Founder Parentalk, Nucha Bachri dalam keterangan tertulisnya, Selasa (15/12).



Nucha pun meminta para orang tua berani menyingkirkan wadah makanan atau minuman yang mengandung BPA di rumah. "Beli barang jangan cuma karena lucu dan harga saja. Tapi harus diperhatikan juga keamanannya. Perhatikan baik-baik dan pelajari, dan cari tahu dulu bahan yang mau kita beli seperti apa. Jangan sampai mengandung BPA yang dapat memengaruhi kesehatan anak balita," paparnya.

Dalam kesempatan yang sama, dokter spesialis anak dan neonatologist Rumah Sakit Mayapada Kuningan, Jakarta, dr. Daulika Husna menambahkan, bahaya BPA dapat dirasakan dalam waktu lama, dan efeknya tidak serta merta. "Contohnya, gangguan hormon pada anak atau balita yang sedang tumbuh. Gangguan lainnya dapat memicu kanker jika BPA dikonsumsi terus menerus," ucapnya.

Melalui webinar ini dipaparkan juga bagaimana zat kimia BPA bisa masuk ke dalam tubuh. Diterangkan jika dalam prosesnya, molekul BPA atau monomer dipolimerisasi menjadi plastik karbonat (PC). Dalam polimerisasi itulah proses tidak berjalan sempurna, sehingga menimbulkan molekul-molekul BPA bebas.

Molekul BPA bebas ini kemudian bermigrasi dari kemasan atau utilitas ke makanan atau minuman yang terkonsumsi. Masuknya BPA ke dalam tubuh melalui dua cara, yaitu dietary exposure dan non-dietary exposure. Pertama, migrasi BPA ke makanan dari bahan pengemas yang kontak dengan minuman atau makanan. Kedua, antara lain debu, thermal paper, kosmetika dan lain-lain.

(Baca juga: Beresiko Terinfeksi, Bolehkah Wanita Hamil Disuntik Vaksin Covid-19? )

"Migrasi adalah berpindahnya zat kimia BPA yang ada pada kemasan makanan ke dalam produk pangan. Kita akan terpapar jika kita mengonsumsi produk pangan yang terkontaminasi BPA. Hindari risiko dengan mengurangi paparan," terang pakar teknologi pangan, Azis Boing Sitanggang.
(nug)
Lihat Juga :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!