Menelusuri Jejak Cheng Ho di Klenteng Sam Poo Kong
Rabu, 16 Desember 2020 - 14:22 WIB
SEMARANG - Sam Poo Kong merupakan salah satu tempat wisata terkenal di Kota Semarang, Jawa Tengah. Sam Poo Kong merupakan klenteng yang dibangun oleh masyarakat keturunan Tionghoa sebagai bentuk penghargaan kepada Laksamana asal Tiongkok, Cheng Ho, yang singgah di Pulau Jawa.
Berlokasi di Jalan Simongan Raya Nomor 129, Bongsari, Semarang Barat, Sam Poo Kong saat ini dijadikan tempat peringatan dan pemujaan atau persembahyangan serta tempat ziarah. Sam Poo Kong memiliki lima klenteng yang masih aktif digunakan untuk ibadah umat Konghucu.
( )
"Sam Poo Kong ada lima klenteng, semuanya masih aktif untuk ibadah umat Konghucu 24 jam. Untuk wisatawan nggak 24 jam. Setiap klenteng fungsinya beda-beda. Ketika ibadah, umat Konghucu nggak boleh asal. Harus urut (klenteng). Tidak hanya masyarakat Tionghoa, orang Jawa juga berjiarah di sini," kata Desy, seorang pemandu wisata kepada SINDOnews saat program "Perjalanan Wisata Pengenalan Destinasi Prioritas Pasar Domestik Nusantara" kerja sama antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan Garuda Indonesia di Sam Poo Kong belum lama ini.
"Sam Poo Kong artinya orang atau bapak yang dimuliakan. Sam Poo Kong itu Cheng Ho. Cheng Ho dulu seorang kasim, tugasnya menjaga selir raja. Anak buah Cheng Ho disebar di negara-negara untuk berdagang dan nikahin orang lokal," tambahnya.
Klenteng tersebut terdiri dari klenteng pertama Sam Poo Kong, kedua Dewa Bumi, ketiga Kyai Juru Mudi, keempat Kyai Jangkar, dan kelima Kyai Nyai Tumpeng. Di beberapa bangunan ini terdapat makam juru mudi Cheng Ho, gua batu yang dipercaya memiliki mata air yang baik untuk kesehatan, jangkar kapal Cheng Ho, Hoo Ping atau sahabat Cheng Ho, dan makam juru masak Cheng Ho.
Cheng Ho berlayar melewati Laut Jawa. Namun, saat melintasi Laut Jawa, juru mudinya, Wang Jing Hong, sakit keras. Sebuah gua batu dijadikan tempat beristirahat Cheng Ho dan mengobati Wang Jing Hong. Sementara juru mudinya menyembuhkan diri, Cheng Ho melanjutkan pelayaran ke Timur untuk menuntaskan misi perdamaian dan perdagangan keramik serta rempah-rempah.
Berlokasi di Jalan Simongan Raya Nomor 129, Bongsari, Semarang Barat, Sam Poo Kong saat ini dijadikan tempat peringatan dan pemujaan atau persembahyangan serta tempat ziarah. Sam Poo Kong memiliki lima klenteng yang masih aktif digunakan untuk ibadah umat Konghucu.
( )
"Sam Poo Kong ada lima klenteng, semuanya masih aktif untuk ibadah umat Konghucu 24 jam. Untuk wisatawan nggak 24 jam. Setiap klenteng fungsinya beda-beda. Ketika ibadah, umat Konghucu nggak boleh asal. Harus urut (klenteng). Tidak hanya masyarakat Tionghoa, orang Jawa juga berjiarah di sini," kata Desy, seorang pemandu wisata kepada SINDOnews saat program "Perjalanan Wisata Pengenalan Destinasi Prioritas Pasar Domestik Nusantara" kerja sama antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan Garuda Indonesia di Sam Poo Kong belum lama ini.
"Sam Poo Kong artinya orang atau bapak yang dimuliakan. Sam Poo Kong itu Cheng Ho. Cheng Ho dulu seorang kasim, tugasnya menjaga selir raja. Anak buah Cheng Ho disebar di negara-negara untuk berdagang dan nikahin orang lokal," tambahnya.
Klenteng tersebut terdiri dari klenteng pertama Sam Poo Kong, kedua Dewa Bumi, ketiga Kyai Juru Mudi, keempat Kyai Jangkar, dan kelima Kyai Nyai Tumpeng. Di beberapa bangunan ini terdapat makam juru mudi Cheng Ho, gua batu yang dipercaya memiliki mata air yang baik untuk kesehatan, jangkar kapal Cheng Ho, Hoo Ping atau sahabat Cheng Ho, dan makam juru masak Cheng Ho.
Cheng Ho berlayar melewati Laut Jawa. Namun, saat melintasi Laut Jawa, juru mudinya, Wang Jing Hong, sakit keras. Sebuah gua batu dijadikan tempat beristirahat Cheng Ho dan mengobati Wang Jing Hong. Sementara juru mudinya menyembuhkan diri, Cheng Ho melanjutkan pelayaran ke Timur untuk menuntaskan misi perdamaian dan perdagangan keramik serta rempah-rempah.
Lihat Juga :
tulis komentar anda