Jangan Sembarangan, Begini Kiat Memilih Sepatu yang Tepat buat Anak
Jum'at, 08 Januari 2021 - 15:55 WIB
JAKARTA - Memilih sepatu anak sebaiknya jangan asal. Pasalnya, hal ini berhubungan dengan kenyamanan kaki dan tumbuh kembang kaki anak. Pada prinsipnya alas kaki berguna untuk melindungi kaki dari benda tajam, menyangga bobot tubuh, di samping tentunya membantu berjalan.
( )
Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi di Depok, Dr. Amien Suharti, Sp.KFR, belum lama ini, memberikan rekomendasi dalam pemilihan sepatu anak, yang terdiri dari tiga tahapan. Pertama, pre-walking shoe, di mana di masa ini anak masih tidak memerlukan sepatu.
Selanjutnya, toddler shoe,yakni sepatu pertama si kecil. Di masa ini anak mulai memerlukan sepatu karena sudah banyak berjalan. Sepatu yang diperlukan adalah sepatu yang nyaman. Disarankan untuk memilih sepatu toddler yang berasal dari bahan kulit atau kanvas, sehingga anak pun nyaman memakainya. Kemudian di masa school age, dr. Amien merekomendasikan memilih sepatu yang memiliki peredam dan proteksi.
Dalam memilih sepatu anak, usahakan tidak memilih sepatu yang bertali karena khawatir tali sepatu terinjak dan anak pun jatuh. Juga menghindari kerepotan dalam memakai sepatu jenis ini. Selain itu, pilih bahan sepatu yang bisa menyesuaikan bentuk kaki. Sepatu dengan sol antislip juga dianjurkan untuk dijadikan pilihan. Termasuk sepatu yang ringan dan fleksibel. Lebih penting lagi, pilih sepatu yang pas ukurannya dengan kaki anak.
Dokter Amien menerangkan, perkembangan kaki anak saat lahir, yakni bentuk kaki sedikit calcaneo valgus dengan tidak ada lengkung. Saat mulai berjalan lemak pada sisi medial menyembunyikan lengkung tersebut. Barulah 2-3 tahun kemudian mulai terbentuk lengkung kaki. Nah di usia 3,5-9 tahun adalah masa krusial. Sehingga di masa ini orang tua perlu memastikan apakah ada kelainan patologis kaki ceper/flat foot, dan membedakan fleksible atau kaku/rigid pada kaki anak.
"Pada umumnya anak berjalan saat usia 1 tahun dengan pola jalan lutut yang lebih lurus, langkah lebar, foot-plat. Saat usia 3,5 tahun pola berjalan anak akan berkembang seperti dewasa," jelas dokter spesialis rehabilitasi medik RSUI ini.
Kelainan pola jalan yang harus diwaspadai adalah seperti pincang, intoeing kaki seperti masuk atau mengarah ke dalam, toe out kaki mengarah ke luar, ataupun anak jalan seperti jinjit. Penanganan rehabilitasi medik pada anak dengan kelainan kaki memerlukan orthose atau alat bantu penyangga tubuh pada beberapa kondisi.
"Di unit rehabilitasi medik terdapat pengukuran analisis pola berjalan untuk mengevaluasi adanya kelainan. Untuk penanganan gangguan ini, pada beberapa kondisi tertentu dapat diperlukan alat orthose untuk mengontrol kesegarisan dan memperbaiki fungsi dan melindungi kaki," ujar dr. Amien.
( )
Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi di Depok, Dr. Amien Suharti, Sp.KFR, belum lama ini, memberikan rekomendasi dalam pemilihan sepatu anak, yang terdiri dari tiga tahapan. Pertama, pre-walking shoe, di mana di masa ini anak masih tidak memerlukan sepatu.
Selanjutnya, toddler shoe,yakni sepatu pertama si kecil. Di masa ini anak mulai memerlukan sepatu karena sudah banyak berjalan. Sepatu yang diperlukan adalah sepatu yang nyaman. Disarankan untuk memilih sepatu toddler yang berasal dari bahan kulit atau kanvas, sehingga anak pun nyaman memakainya. Kemudian di masa school age, dr. Amien merekomendasikan memilih sepatu yang memiliki peredam dan proteksi.
Dalam memilih sepatu anak, usahakan tidak memilih sepatu yang bertali karena khawatir tali sepatu terinjak dan anak pun jatuh. Juga menghindari kerepotan dalam memakai sepatu jenis ini. Selain itu, pilih bahan sepatu yang bisa menyesuaikan bentuk kaki. Sepatu dengan sol antislip juga dianjurkan untuk dijadikan pilihan. Termasuk sepatu yang ringan dan fleksibel. Lebih penting lagi, pilih sepatu yang pas ukurannya dengan kaki anak.
Dokter Amien menerangkan, perkembangan kaki anak saat lahir, yakni bentuk kaki sedikit calcaneo valgus dengan tidak ada lengkung. Saat mulai berjalan lemak pada sisi medial menyembunyikan lengkung tersebut. Barulah 2-3 tahun kemudian mulai terbentuk lengkung kaki. Nah di usia 3,5-9 tahun adalah masa krusial. Sehingga di masa ini orang tua perlu memastikan apakah ada kelainan patologis kaki ceper/flat foot, dan membedakan fleksible atau kaku/rigid pada kaki anak.
"Pada umumnya anak berjalan saat usia 1 tahun dengan pola jalan lutut yang lebih lurus, langkah lebar, foot-plat. Saat usia 3,5 tahun pola berjalan anak akan berkembang seperti dewasa," jelas dokter spesialis rehabilitasi medik RSUI ini.
Kelainan pola jalan yang harus diwaspadai adalah seperti pincang, intoeing kaki seperti masuk atau mengarah ke dalam, toe out kaki mengarah ke luar, ataupun anak jalan seperti jinjit. Penanganan rehabilitasi medik pada anak dengan kelainan kaki memerlukan orthose atau alat bantu penyangga tubuh pada beberapa kondisi.
"Di unit rehabilitasi medik terdapat pengukuran analisis pola berjalan untuk mengevaluasi adanya kelainan. Untuk penanganan gangguan ini, pada beberapa kondisi tertentu dapat diperlukan alat orthose untuk mengontrol kesegarisan dan memperbaiki fungsi dan melindungi kaki," ujar dr. Amien.
tulis komentar anda