Badan Kesehatan Uni Eropa Akhirnya Setujui Penggunaan Vaksin Moderna
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Kesehatan Uni Eropa akhirnya memberikan lampu hijau kepada vaksin moderna untuk digunakan, menyusul kesepakatan blok dari 27 negara dengan harapan vaksin tersebut dapat melawan virus yang semakin berbahaya di penjuru benua itu. Persetujuan itu dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Uni Eropa yang menyepakati penggunaan vaksin kedua virus corona .
Langkah ini dilakukan karena tingginya kasus infeksi di banyak negara Uni Eropa ditambah kritikan tajam dari lambannya vaksinasi di benua itu terhadap 450 juta warga negaranya. “Vaksin ini menyediakan kita sarana untuk mengatasi keadaan darurat,” kata Emer Cooke, direktur eksekutif European Medicines Agency (EMA) dikutip dari Nbcnews.
Baca juga : Peneliti Ungkap Usia di Bawah 20 Tahun Paling Berisiko Tertular Varian Baru Corona asal Inggris
“Ini adalah perjanjian dari upaya dan komitmen dari pihak yang terlibat bahwa kita memiliki rekomendasi vaksin yang kedua dalam waktu singkar sejak pandemi dideklarasikan oleh WHO,” lanjutnya.
Amerika Serikat, Kanada, dan Israel sudah lebih dulu menyetujui penggunaan vaksin Moderna. AS bahkan sudah menyepakati penggunaan vaksin Moderna untuk penggunaan darurat sejak 18 Desember lalu. Diikuti oleh Kanada lima hari kemudian dengan syarat vaksin tersebut digunakan untuk digunakan oleh mereka diatas usia 18 tahun.
Langkah yang sama disusul oleh pemerintah Israel yang memberikan izin penggunaan vaksin pada tanggal 21 Desember 2020. Baik vaksin Moderna maupun Pfizer-BioNTech’s adalah jenis mRNA. Ini merupakan jenis vaksin baru yang bekerja untuk melindungi diri dari penyakit menular seperti COVID-19 .
Tidak seperti vaksim umumnya, vaksin jenis ini bekerja dengan mengajari sel tubuh cara membuat protein yang kemudian memicu respons imun di dalam tubuh.
Baca juga : Merasa Lapar saat Berolahraga, Hindari Makanan Berat dan Berkadar Gula
Respons imun itu diharapkan dapat menghasilkan antibodi untuk melawan infeksi saat virus memasuki tubuh. Vaksin mRNA tidak mengandung virus corona, ini artinya vaksin tersebut tidak bisa menyebabkan infeksi.Uni Eropa secara resmi memulai memberikan vaksin Pfizer-BioNTech pada 27 Desember 2020,
Tapi kecepatan pemberian vaksin diantara negara tentulah tidak sama. Perancis misalnya, telah memberi vaksin pada sekira 500 orang penduduknya di minggu pertama. Sementara Jerman jumlahnya lebih banyak. Negara ini sudah menyuntik 200.000 penduduknya. Adapun Belanda baru memulai langkah ini. Sri noviarni
Langkah ini dilakukan karena tingginya kasus infeksi di banyak negara Uni Eropa ditambah kritikan tajam dari lambannya vaksinasi di benua itu terhadap 450 juta warga negaranya. “Vaksin ini menyediakan kita sarana untuk mengatasi keadaan darurat,” kata Emer Cooke, direktur eksekutif European Medicines Agency (EMA) dikutip dari Nbcnews.
Baca juga : Peneliti Ungkap Usia di Bawah 20 Tahun Paling Berisiko Tertular Varian Baru Corona asal Inggris
“Ini adalah perjanjian dari upaya dan komitmen dari pihak yang terlibat bahwa kita memiliki rekomendasi vaksin yang kedua dalam waktu singkar sejak pandemi dideklarasikan oleh WHO,” lanjutnya.
Amerika Serikat, Kanada, dan Israel sudah lebih dulu menyetujui penggunaan vaksin Moderna. AS bahkan sudah menyepakati penggunaan vaksin Moderna untuk penggunaan darurat sejak 18 Desember lalu. Diikuti oleh Kanada lima hari kemudian dengan syarat vaksin tersebut digunakan untuk digunakan oleh mereka diatas usia 18 tahun.
Langkah yang sama disusul oleh pemerintah Israel yang memberikan izin penggunaan vaksin pada tanggal 21 Desember 2020. Baik vaksin Moderna maupun Pfizer-BioNTech’s adalah jenis mRNA. Ini merupakan jenis vaksin baru yang bekerja untuk melindungi diri dari penyakit menular seperti COVID-19 .
Tidak seperti vaksim umumnya, vaksin jenis ini bekerja dengan mengajari sel tubuh cara membuat protein yang kemudian memicu respons imun di dalam tubuh.
Baca juga : Merasa Lapar saat Berolahraga, Hindari Makanan Berat dan Berkadar Gula
Respons imun itu diharapkan dapat menghasilkan antibodi untuk melawan infeksi saat virus memasuki tubuh. Vaksin mRNA tidak mengandung virus corona, ini artinya vaksin tersebut tidak bisa menyebabkan infeksi.Uni Eropa secara resmi memulai memberikan vaksin Pfizer-BioNTech pada 27 Desember 2020,
Tapi kecepatan pemberian vaksin diantara negara tentulah tidak sama. Perancis misalnya, telah memberi vaksin pada sekira 500 orang penduduknya di minggu pertama. Sementara Jerman jumlahnya lebih banyak. Negara ini sudah menyuntik 200.000 penduduknya. Adapun Belanda baru memulai langkah ini. Sri noviarni
(wur)