Camilan Sehat untuk Anak Harus Terjadwal
Jum'at, 15 Januari 2021 - 14:02 WIB
SELAMA di rumah saja banyak ibu yang turun ke dapur untuk berkreasi membuat berbagai jenis makanan untuk keluarga, termasuk membuat camilan anak.
Camilan atau snack adalah makanan yang dikonsumsi di antara jadwal makanan utama. yaitu di antara makan pagi dan makan siang, serta di antara makan siang dan makan malam. Pemberian camilan yang bernutrisi seimbang secara terjadwal di antara jam makanan utama dapat mendukung terpenuhinya kebutuhan nutrisi seorang anak.
Hal itu disampaikan dokter spesialis anak Desy Dewi Saraswati dari RS Evasari. Menurutnya, makan camilan yang tidak terjadwal dapat memicu perilaku makan yang buruk yang pada akhirnya berdampak pada kekurangan atau kelebihan nutrisi, bahkan nutrisi yang tidak seimbang.
Misalkan, seorang anak yang menurut persepsi orang tua sulit makan ternyata karena sudah ditawarkan makan biskuit, wafer, keripik, dan jus setiap saat. Nah, kondisi itu dapat menyebabkan anak sudah merasa kenyang saat jadwal makan utama tiba.
"Akibatnya, asupan makanan anak sebagian besar diperoleh dari snack yang bernilai nutrisi rendah yang selanjutnya berdampak pada kekurangan nutrisi," ujarnya.
Di sisi lain, seorang anak yang dibebaskan untuk makan camilan setiap saat dapat berdampak pada asupan kalori dan zat gizi tertentu secara berlebihan. Hal ini karena camilan yang disukai anak pada umumnya mengandung sebagian besar karbohidrat, tinggi gula dan garam, namun kandungan protein dan vitamin rendah.
"Makanan yang bergizi mutlak perlu disediakan baik untuk makanan utama maupun snack. Orang tua cenderung memiliki snack kemasan karena praktis, mudah didapat terutama saat di luar rumah, dan rasanya enak, misalnya keripik, wafer, biskuit, dan permen. Padahal sayang sekali jika terus diberikan," jelas Desy.
Camilan atau snack adalah makanan yang dikonsumsi di antara jadwal makanan utama. yaitu di antara makan pagi dan makan siang, serta di antara makan siang dan makan malam. Pemberian camilan yang bernutrisi seimbang secara terjadwal di antara jam makanan utama dapat mendukung terpenuhinya kebutuhan nutrisi seorang anak.
Hal itu disampaikan dokter spesialis anak Desy Dewi Saraswati dari RS Evasari. Menurutnya, makan camilan yang tidak terjadwal dapat memicu perilaku makan yang buruk yang pada akhirnya berdampak pada kekurangan atau kelebihan nutrisi, bahkan nutrisi yang tidak seimbang.
Misalkan, seorang anak yang menurut persepsi orang tua sulit makan ternyata karena sudah ditawarkan makan biskuit, wafer, keripik, dan jus setiap saat. Nah, kondisi itu dapat menyebabkan anak sudah merasa kenyang saat jadwal makan utama tiba.
"Akibatnya, asupan makanan anak sebagian besar diperoleh dari snack yang bernilai nutrisi rendah yang selanjutnya berdampak pada kekurangan nutrisi," ujarnya.
Di sisi lain, seorang anak yang dibebaskan untuk makan camilan setiap saat dapat berdampak pada asupan kalori dan zat gizi tertentu secara berlebihan. Hal ini karena camilan yang disukai anak pada umumnya mengandung sebagian besar karbohidrat, tinggi gula dan garam, namun kandungan protein dan vitamin rendah.
"Makanan yang bergizi mutlak perlu disediakan baik untuk makanan utama maupun snack. Orang tua cenderung memiliki snack kemasan karena praktis, mudah didapat terutama saat di luar rumah, dan rasanya enak, misalnya keripik, wafer, biskuit, dan permen. Padahal sayang sekali jika terus diberikan," jelas Desy.
(wan)
tulis komentar anda